1.11.2012

TIGA MENIT BUAT ERWIN

Yang namanya teman emang selalu tetap jadi teman. Bekas suami ada, bekas istri ada, bekas rekan kerja ada, tapi bekas teman nggak ada...

Cukup kaget juga ketika tiba-tiba di chat bbm ada invite-an multichat dari Ratmi, temen SMP saya di SMPN 219 Jakarta Barat angkatan 1993-1996. Pas saya gabung di multichat itu, sudah ada beberapa rekan SMP saya yang bergabung disana. Pun kemudian, beberapa teman lainnya masih bergabung. “Kenapa nggak di group aja sih?” Ada seseorang teman yang menanyakannya.  “Emang masih kurang yah, groupnya?” ada juga yang nanya begitu. Ternyata si moderator multichat, Ratmi, nggak gabung di group sekolah SMP kami, makanya pakai fasilitas di multichat.


SMPN 219 Jakarta Barat (sumber pic. : disini)

Saling tanya sana sini, ada apa gerangan ini multichat. Ternyata Ratmi lagi mempersiapkan ‘bahan’ yang akan disampaikan di multichat ini. Secara di saat itu serangan pertanyaan udah mencuat sana sini. Mau bahas apa di multichat ini? Tambah lagi sudah terlontar nama seseorang teman kami semasa SMP, Erwin Suryahadi, yang tidak tergabung di dalam multichat tersebut. Tampak pun Erwin bukan pengguna Blackberry.

“Ada yang kenal Erwin?” tanya Ratmi.
“Erwin mana? Erwin ada dua. Yang besar apa yang kecil?” berondongan pertanyaan dari anggota multichat lainnya.
Saya sendiri cuma kenal Erwin yang “besar” (menurut perbincangan di multichat tersebut). Seingat saya, Erwin itu adalah rekan saya di ekstra kurikuler Karate. Makanya saya kenal banget.
“Erwin yang pake kacamata” jelas Ratmi.
Okey, kalau begitu jelas berarti. Itu benar Erwin yang dimaksud. Erwin yang memang rekan cukup dekat dengan saya semasa di SMP dulu.

Erwin, dari dulu memang memakai kacamata. Saya sendiri juga berkacamata sih, tapi Erwin kelihatan lebih tebal lensa-nya. Jelas sekali itu. Saya pikir, yaaa mata Erwin sama "tak normal"nya dengan mata saya yang minus ini. Ternyata tidak. Mungkin saya jauh lebih beruntung dari Erwin yang berkacamata (juga). Sepertinya minus 4 yang saya raih ini, belum ada apa-apanya buat Erwin. 

Jadi begini ceritanya... 

Rekan Ratmi, melalui bbm- chat, memberitahu kepada Ratmi, kalau suami si mba’ yang bantu cuci gosok di rumahnya itu adalah rekan Erwin sekolah SMP. Lha, berarti temen kita juga donk? Iya bener. SH namanya (maaf, saya sembunyikan namanya, secara belum konfirmasi mau cerita begini sama SH). SH memang dari dulu yang saya tau itu dekat dengan Erwin. Ternyata sampai sekarang mereka masih bersahabat dekat. Ya ampun, sudah hampir 16 tahun mereka masih saja lengket yah. Everlasting friendship banget, sodara-sodara!


Kenapa dengan Erwin?

Entah bagaimana bisa, si mba’ yang cuci gosok ini cerita sama temennya Ratmi. Sampai juga ke telinga temannya Ratmi ini, kalau kini kondisi mata Erwin sudah cukup memprihatinkan. Bukannya membaik, ternyata memburuk semenjak sekolah dulu. Bola mata Erwin seperti setengah menonjol keluar. Kacamata pun dengan lensa yang sangat tebal. Menurut informasi dari SH yang didapat langsung dari Ratmi, selaput bola mata kiri Erwin sudah pecah. Sepertinya Erwin sudah sempat berobat ke dokter, namun memang tidak dipungkiri, kondisi ekonomi Erwin tidak seberuntung kita-kita yang punya rejeki berlebih dibanding Erwin.

Nggak usah berangan-angan untuk berobat dan diganti asuransi dari kantor seperti kalau kita sakit, yah. Untuk bisa bertahan hidup saja, sepertinya buat Erwin sudah luar biasa. Bagaimana tidak? Keseharian Erwin adalah sebagai pengantar air galon isi ulang yang berada di sekitar rumahnya daerah Joglo (Jakarta Barat) dan Ciledug. Kebayang deh, berapa upah untuk jasa antar air galon isi ulang tersebut? Sementara pun, harga segalon air isi ulang tersebut juga tidak seberapa. Mungkin karena kondisi keuangan yang tidak memungkinkan tersebut, Erwin memilih berobat ke alternatif.

Dokter yang pernah dikunjungi Erwin, menyarankan bagi Erwin untuk tidak mengangkat beban yang berat-berat, supaya bola mata Erwin tidak semakin parah menonjol keluar. Tapi memang sulit kali ya, sementara Erwin hanya bisa bekerja sebagai pengantar air galon isi ulang yang sehari bisa angkat-angkat sekitar 50-60 galon air. Dengan upah sebesar itu, Erwin harus berobat dan menghidupi istri dan anaknya. Mungkin jauh panggang dari api, kalo saya belajar peribahasa jaman dulunya. 

Sedikit informasi, untuk biaya pengobatan mata Erwin dengan operasi tersebut membutuhkan dana sekitar Rp 12juta. Tentunya uang sejumlah itu cukup besar buat Erwin. Harus berapa lama Erwin mengumpulkannya dari penghasilannya mengantar air galon isi ulang? Saya pun tak mampu membayangkannya. Pun kalau tidak segera diobati penyakitnya itu, takutnya penyakit Erwin akan semakin parah. Mata adalah salah satu bagian dari panca indera kita. Kalau sudah tidak bisa melihat, walaupun sebelah, saya rasa itu akan sangat mengganggu.


Setelah membaca multichat di bbm...

Semua teman-teman cukup prihatin dengan keadaan Erwin.  Sangat prihatin pastinya. Melalui hasil diskusi di multichat tersebut, kami sepakat untuk menggalang dana untuk pengobatan Erwin. Uang dan barang bekas layak pakai yang bisa dijual, akan dikumpulkan untuk membantu biaya pengobatan Erwin. Mungkin hanya itu yang dapat kami lakukan untuk Erwin, selain doa penuh harap agar Erwin bisa kembali normal penglihatannya. Buat rekan-rekan dan pembaca semuanya, saya mohon bantu doanya buat Erwin, supaya Erwin bisa sembuh sesegera mungkin.

Bagi rekan-rekan sesama alumnus SMPN 219 Jakarta Barat (tanpa memandang angkatan berapa) atau siapapun yang ingin mendonasikan sedikit rejekinya (berapapun itu) untuk Erwin, mungkin bisa menyalurkannya donasi melalui :

Rekening BCA : 035 097 0177 atas nama Ratmiyati
Rekening Mandiri : 117 000 417 6988 atas nama Kurniati Oktaria

Oia, kalau ada yang kurang jelas atau butuh informasi lainnya mengenai Erwin, atau mungkin mau konfirmasi donasi, bisa konfirmasi ke Ratmi langsung di 0878 8158 5957 atau ratmiyati@gmail.com.


Dimulai dengan niat yang tulus dan ikhlas buat Erwin demi sekedar meringankan bebannya, mudah-mudahan penggalangan dana ini bisa berhasil, sehingga Erwin bisa cepat pulih. Aamiin... 

Buat yang sudah menyediakan waktunya untuk membaca, saya ucapkan terima kasih. Buat yang sudah berniat mendonasikan dana, saya juga ucapkan terima kasih. Saya hanya bisa membantu sedikit dengan menuliskan cerita ini. Tuhan yang pasti akan membalasnya ke kalian semua... 

BUAT ERWIN, kamu yang kuat yah... 

3 comments:

  1. Friendship everlasting...terharu...bacanya (btw, lo di kantor enak banget dah mon, bbm aktif, fb aktif, masih sempet pula nulis blog..super sekali, sahabatku)

    ReplyDelete
  2. Seneng banget punya teman seperti kalian semua, semoga byk yg terketuk hatinya untuk membantu erwin ya, mona tulisanmu bagus sekali :) makasih ya mona

    ReplyDelete
  3. Friends, ini beberapa infonya ya...

    Info dari teman2 dokter:

    Kayaknya sih ablasio ya mba,, faktor risikonya minus tinggi itu.. Kl bnr ablasio, mgkn operasinya bs mencapai 16-20 juta dg rawat inap dan obat2an (rscm).
    alternatif lain urus jamkesmas (ditanggung 100%) atau sktm (50%-bisa lebih) ke rt-rw-puskesmas-dinkes stmpt. -dr.aci, residen mata

    Kalau ablasio, operasinya namanya vitrektomi, memang salah satu op besar yang biayanya paling mahal di bagian mata, karena alat2 habis pakainya juga mahal (ya sekitar 12 juta itu). Baksos untuk vitrektomi hampir ga pernah ada, paling bisa urus sktm, jamsostek dsbnya di RSCM, tetapi nanti pasti lama urusnya, padahal hasil operasi ini tergantung timingnya, makin cepat makin baik. -dr.nina, residen mata

    Daftar aja ke LKC Dompet Dhuafa yg didaerah Ciputat. Siapkan berkas2 berupa foto copy ktp, kk dan sktm terus daftar ke LKC. Nanti akan disurvey.
    No kontak LKC Ciputatnya adalah 0217416262 ext 100 (dr.Yahmin Setiawan)

    InsyaAlloh teman2 angkatan juga mau memforward berita ke milis2, semoga dukungan dana juga jadi lebih banyak, aammiin

    Dita

    ReplyDelete

KURIKULUM SD KINI... JAHARA DEH...

Buat ibu-ibu yang selalu mendampingi anak-anaknya belajar, pasti paham banget kalau materi pelajaran sekarang ini berat sekali. Ehm, apa ja...

Popular Post