6.14.2014

BANJARMASIN TRIP - DAY 2

Mari ngelanjut cerita perjalanan di Banjarmasin. Setelah perjalan 1 saya tumpahkan di sini, mari dilanjut dengan cerita di hari kedua kita jalan-jalan di Banjarmasin. Di hari kedua ini, perjalanan saya diawali dengan main ke Pasar Terapung di Muara Kuin, deket rumah saja. Sayang, momen-momen perjalanan disini nggak sempat diabadikan. Hiks hiks, kamera kita belum dicharge battery nya, sementara handphone saya pun low battery dan sedang di charge. Pagi itu, semuanya pada berebut colokan listrik. Alhasil ke Pasar Terapung di Muara Kuin cukup diabadikan melalui daya ingat saya. Hihihi... Pasar Terapung Muara Kuin ini lokasinya sangat dekat dengan rumah nenek. Tapi tetap ya harus pakai mobil atau kendaraan dulu kalau mau ke dermaga-nya. Dari dermaga, kita baru naik kapal klotok yang harga sewanya Rp 200,000 untuk pulang pergi. Apa itu klotok? Nanti ya saya ceritakan. Perjalanan dari Dermaga ke Pasar Terapung Muara Kuin kira-kira 15 menit saja. Nah, di Pasar Terapung ini pada jualan buah-buahan dan ada juga yang jualan makanan sarapan khas Banjar. Diantaranya adalah Soto Banjar dan Sate Ayam, serta juga ada yang jual Nasi Kuning beserta kue-kue. Seru banget lah pokoknya. Saya menyempatkan makan kue roti goreng dan kue pisang serta teh hangat manis di atas kapal klotok. Sarapan pagi pertama di kota Banjarmasin di atas kapal kolotok itu rasanya sangat sensasional. 

Nah, ini saya jelasin beberapa kata dalam bahasa Banjar yang terkait dengan perjalanan pagi ini....

Kapal klotok...
Kapal kecil dari bahan kayu gitu, tapi sudah dipasangin motor sebagai pengganti dayung untuk ngejalanin itu kapalnya. Ukuran kapal sekitar lebar 1,5 meter dan panjang sekitar 7-8 meter. Kapal klotok ini motornya ada di belakang, pake bahan bakar diesel. Kapal ini ada atapnya di bagian tengah, tapi tinggi dari tempat kita duduk ke atap cuma sekitar 1 meter, jadi kalau di bawah atap mau jalan ya harus jongkok. Agak susah emang buat yang nggak biasa jongkok-jongkok. Kepala saya pun sempet kepentok waktu mau pindah dari bangku kedua ke yang depan.

Wadai...
Wadai itu merupakan nama lain dari kue. Segala jenis kue di Banjarmasin ini, biasa disebut dengan wadai. Pagi itu, di kapal klotok saya makan kue pisang, dibilang wadai. Saya makan kue roti goreng, dibilangnya ya wadai. Ada juga kue bolu, dibilang wadai.

Setelah selesai sarapan di kapal klotok, kami pun pulang. Nares di rumah masih tidur dan dijagain sama bapak juga adik ipar saya. Hihihi, takut Nares bangun nanti nggak nggak ada orang, bahaya juga. Ninggalin bocah sendiri di rumah itu rasanya nggak mungkin banget emang. Yasudah, mari kita pulang dan gantian biar bapak yang bisa jalan-jalan sebentar. Di hari itu, rencana kita adalah ke Pasar Batu di Martapura yang jaraknya sekitar 40 km dari rumah dan target kedua adalah kebun buah naga milik sepupuan mas Fani. Yippy, lets start the day. Holiday banget ya boooo....


Pasar Batu Martapura

Perjalanan yang menyita waktu sekitar 1 jam dari kota Banjarmasin ini, mendarat dengan sempurna pada pukul 12.00 siang di Pusat Kerajinan Tangan Martapura. Menuju ke pusat kerajinan tangan ini, kita ngelewatin dulu sama yang namanya Kota Banjarbaru. Nah, kota Banjarbaru ini yang ada UnLam alias Universitas Lambung Mangkurat, universitas negeri nomor wahid di Kalimantan Selatan. Kota Banjarbaru sendiri memang sudah modern adanya. Terlihat dengan banyaknya perumahan dan ruko (rumah toko), apalagi kalao yang bentuknya minimalis bercorak gitu - minimalis tapi nggak minimal.

Sampai di Pasar Batu ini, kita langsung keliling-keliling pasar yang luasnya kurang lebih 2,000 meter persegi ini. Jualannya ya pasti seputaran souvenir, handicraft dan barang-barang kerajinan tangan khas Kalimantan. Apaan aja yang ada dijual di sini?
  1. Batu cincin, batu akik
  2. Kalung, gelang, dan cincin dari batu (harga paling murah dari Rp 5,000 perak sajah)
  3. Tas manik (mulai dari dompet sampe tas ransel) 
  4. Lampit (alas lantai yang dari rotan - tapi sekarang udah nggak cuma rotan bahannya, udah ada bahn juga dari bambu), 
  5. Baju dan kaos tulisan Banjar atau Dayak atau Kalimantan 
  6. Kain batik khas Banjarmasin alias Batik Sasirangan. 
  7. Kerajinan tangan dari getah yang dibentuk menjadi kapal Dayak, rumah Dayak, atau bahkan orang-orangan Dayak.
  8. masih banyak yang lainnya dijual disini...yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu... 
Surga Kalung Batu khas Martapura (doc. punya suami)

Pasar Batu Martapura ini, bentuknya kios-kios begitu. Ukuran satu kios sekitar 3 meter x 4 meter. Tapi ada juga loh, pedagang yang berkeliling jualan batu-batu gitu, udah kayak pedagang asong gitu modelnya. Kebetulan, saya sendiri banyak menghabiskan waktu di Toko Souvenir yang namanya Kalimantan's. Ini kiosnya model self-service gitu. Ambil barang sendiri. Untuk harga, emang termasuk yang murah (kalau dibandingkan dengan Jakarta yak, hihihiii...) Toko Kalimantan's ini cukup lengkap jualannya. Gelang, kalung, cincing, tas manik, bros, sarung khas banjar, ada juga peci. Kekurangan toko ini cuma satu, yaitu pembelinya rame banget. Jadi agak berdesakan gitu. Panas? Nggak sih, soalnya ini toko pake AC. Pelayannya ramah-ramah lho, plus dapet teh kotakan kalau kita belanja di situ. Lumayan lah, menghapus dahaga seketika pake gratisan. Selesai sudah belanja di Pasar Batu Martapura. Belanja oleh-oleh buat emak, kakak ipar, sodara, tetangga, temen kantor, temen sekolah, temen main, temen apalah itu namanya... 

Kelar belanja di Pasar Batu Martapura, kita makan siang di deket situ juga. Kita makan di Rumah Makan Ikan Bakar H. Fauzan. Menu-nya adalah ikan bakar. Nah, emang tuh ya, di Banjarmasin ini makanan yang banyak dijumpain itu ya ikan. Ya jelas aja, Banjarmasin dikelilingin sama sungai. Makanya banyak banget menu ikan. Ikan gabus yang paling banyak dan terkenal dari Banjarmasin ini. Rasa ikan sungai itu enak loh. Gurih, manis (karena baru ditangkap dari sungai) dan pastinya nggak bau tanah (karena bukan ikan tambak). Misalnya aja ikan patin, kalau di Jakarta kan ikan patin itu bau tanah, kalau di Banjarmasin ini, ikan patinnya nggak pake bau tanah dan manis pula.

Get rady for Ikan bakar enyak nyummy....

Sedep pake banget... 

Di warung makan H. Fauzan ini, kita pesen ikan patin bakar, ikan lais, untuk sayurnya kita pesen sayur waluh atau sayur labu yang dimasak model sayur lodeh, plus ada juga masakan yang baru nemu seumur hidup saya, yaitu nangka dimasak kering garing ala jadi kayak empal gitu. Enaaaaakkk aseli enak bingit. Saya sukaaaa! Di warung ini juga sambelnya enak, sambel ulek gitu. Nah, yang nggak kalah enak juga itu sambel mangga-nya. Ahahaha, semua disini enak-enak. Enaknya lagi nggak bayar sendiri, kan ya? Hidup tentrem gemah ripah lohjinawi itu sih... Eh iya disini juga ada udang bakar segede gaban gitu loh. Tapi kita nggak beli tuh udang, entah mengapa nggak pengen makan udang, tapi maunya ikan-ikan nan segar itu.

Mari lanjutkan perjalanan hari ini menuju ke kebun buah naga di daerah Pelaihari. Kira-kira perjalanan dari Martapura ke Pelaihari sekitar 1 jam lagi. Ya ampuuun, aseli yak, lokasi kunjungan kita hari ini jauh-jauh banget.  Dapet 2 lokasi tapi udah makan waktu seharian. E biarin aja dah, enjoy the holiday yang penting. Bersyukur banget jalanan disini sepanjang perjalanan di hari ini tuh ya bagus kinclong mulus semua. Aseli tuh ya beda banget sama jalanan nun di ranah pulau jawa yang namanya pantura dan pantai selatan. Padahal di jalanan ini juga dilewatin sama truk besar itu. Walaupun memang jumlah truknya nggak sebanyak di Jawa ini. Ah ya sudahlah, ngomongin project perbaikan jalan pantura mah nggak akan berujung kelar... tapi berujung sakit hati, ciyn...

Sampe juga akhirnya di perkebunan buah naga milik sepupu mas suami saya ini. Luas lahan sekitar 10 ribu meter alias sehektar. Pas kita kunjungin, ternyata kebun naga baru panen minggu lalu. Jadi hari ini kita bakalan cuma panen sisa-sisa dari hasil yang ada. Ya lumayan bangetlah, masih bisa panen. Hahah, makan buah  naga yang manis ranum mateng di pohon metik sendiri pula. Sensasionaaal... makan buah naga sampe sakit perut juga bisa.   Asal jangan tuh mulut aja yang bau naga.

Sekedar berbagi informasi, tentang buah naga niyh.... Jadi, buah naga itu aslinya dari Mexico sono. Tapi justru lebih beken di Asia karena buah naga menjadi salah satu buah persembahan ritual agama Konghucu. Jadilah buah naga itu jauh lebih terkenal di Asia ketimbang di Mexico. Buah naga ini ada yang warna dagingnya putih, merah keunguan dan kuning. Yang paling murah emang yang putih, pasaran di toko buah Jakarta sekitar Rp 29.000 per kg. Kedua, buah naga merah yang beredar sekitar Rp 50.000 per kg. Nah kalo yang kuning itu yang paling mahal dan jarang beredar juga di toko buah biasa. Pernah liat buah naga kuning di Grand Lucky SCBD harganya sekitar Rp 80.000 per kg. Silahkan dipilih sesuai selera dan kantong masing.-masing. Ahahaha....

Ini dia hasil dari kebun buah naga....

Buah Nagaaa....

Sekian dulu ya, cerita Banjarmasin Trip di hari kedua. Emang abis dari kebun buah nag kita kita pada pulang nih. Jadi, nantikan cerita Banjarmasin Trip kita di hari berikutnya, di Chapter selanjutnya....

6.04.2014

BANJARMASIN TRIP - DAY 1

Libur kentang emang nggak enak. Masuk - libur - masuk - libur - masuk. Hajar bleh, mari kita libur saja! Begitu ajakan pak suami kepada saya, beberapa hari sebelum kita pesen tiket ke Banjarmasin, yang mana kota tersebut merupakan kota kelahiran ayah dan ibu mertua saya, alias kampung halaman suami saya. Suami saya pun sudah lahir di Jakarta, dan terakhir mudik ke Banjarmasin tahun 1997 (lama bingits). Maka dari itu, marilah kita mudik ke Banjarmasin. Tahun lalu, kita mudik ke Muntilan (baca di sini ada sedikit cipratan ceritanya), tempat kelahiran ayah saya. Gantian di tahun ini kita mudik ke tempat mertua saya. Nanti kalau ada rejeki lagi, saya akan mudik ke kota kelahiran Ibu saya, di Singkawang - Kalimantan Barat.

Ceritanya waktu itu beli tiket pesawat masih 6 bulan sebelum hari keberangkatan kita di long "kentang" weekend bulan Mei 2014 ini. Jadilah masih dapet tiket yang harganya logis untuk pulang pergi ke Banjarmasin. Nyari tiket udah pasti yang paling murah, nggak pake mahal, karena perjalanan Jakarta - Banjarmasin ternyata cuma 1,5 jam. Jadilah kita pakai Citilink, dengan pesan via online. Alhamdulillah ya, masih ada rejeki dikasih tiket murah. Xixixi... secara cuma 1,5 jam dan itu kita emang milihnya penerbangan yang after lunch, jadi ya aman lah ya. Nggak pake gengsi kudu terbang pake Garuda lah, yang penting sampe, selamat. Lumayan sisa duitnya buat belanja oleh-oleh. Masih ngirit versi 2, di Banjarmasin kita nginep di tempat kelahiran mama. Alhamdulillah. Nah, daerah kita nginep ini namanya Kuin Selatan, dalam kota Banjarmasin.
Nungguin di Boarding Room - Ready to go

Ini merupakan perjalanan Nares pake pesawat, jadi sebagai emak yang mencoba mereduksi ke-cranky-an si bocah, sudah saya persiapkan segala jenis makanan. Mulai dari roti, permen yang disukain Nares, pudding, juice dan susu. Syukur banget, Nares menikmati perjalanan di pesawat karena ada sogokan dari emaknya. Hohooo, namanya juga antisipasi, kalau berhasil ya syukur. Kalo nggak berhasil ya minta tolong bapaknya. Akhir perjalanan di pesawat Nares sempet bilang kalau kupingnya sakit, tapi pas dielus-elus kupingnya, eh malah dia tidur.... yassalaaam... bersyukur ada si bapak yang siap gendong. Emaknya mah udah nyerah! Oia, buat informasi aja nih, kita kan bawa stroller, nah di Citilink ini stroller nggak boleh masuk ke cabin pesawat. Jadi pas di depan pintu pesawat, strollernya dikasihin ke petugas untuk masuk bagasi. Aseli, ketar ketir bakal bonces-bonces deh tuh stroller.

Sampe di Banjarmasin, sekitar pkl 15.30 WITA, perbedaan waktu Jakarta dengan Banjarmasin adalah 1 jam saja. Alhamdulillah, walaupun disambut dengan hujan, pesawat bisa mendarat dengan muluzzz... Nares yang tidur, tetap ngorok walaupun sempet keujanan dikit gegara dari pesawat ke tempat pengambilan barang kita harus pake bus shuttle. Bandara Syamsudin Noor, merupakan bandara kota Banjarmasin. Bukan merupakan bandara internasional, makanya bandara kecil sangat. Begitu kita masuk, langsung ruang tunggu ambil barang. Agak lama juga nunggu barangnya, saya rasa akibat hujan. Pas keluar, stroller nongol basah, koper nongol ya basah, tas adik ipar saya ya basah. Untung bukan basah kuyup dah. Selesai urusan ambil barang, cuss cabut karena udah dijemput sama sodaranya mas Fani. Hujan masih turun, tapi untungnya nggak terlalu lebat.

Jarak bandara Syamsudin Noor ke tengah kota Banjarmasin masih cukup jauh, ada sekitar 1 jam perjalanan lah. Itu juga udah pake macet dikit. Jalanan sih nggak perlu diragukan, mulus lah, nggak pake gropak gompel kayak Jakarta. Ada beberapa titik emang yang tergenang air, ternyata hujannya sebelum kami sampai di Banjarmasin udah lama dan agak lebat. Jadi bukan banjir ye, tapi genangan air.

Iwak Itik Mama Baiti

Saingan Mama Baiti

Liat Spanduknya...

Otw mau ke rumah, kita mampir dulu beli salah satu jenis makanan khas Banjar yang terbuat dari bebek, disini namanya iwak itik (daging bebek). Daerah yang menjualnya namanya daerah Pasar Gambut. Yang terkenal itu Kedai Iwak Itik Mama Baiti, tapi sekarang di sebelahnya itu buka cabang juga, warung iwak itik Tenda Biru. Yang kocak itu banner yang dipasang sama kedua warung iwak itik itu lho. Yakin banget gegara persaingan ketat, maka terciptalah spanduk-spanduk itu. Ini spanduk kocak yang pernah saya temukan. Kompetisi yang sangat hebat antara satu dengan yang lainnya. Penasaran? Ini dia penampakan spanduknya...

Selesai belanja makanan khas Banjar Iwak Itik, kita langsung menuju rumah saja. Mau mampir kemana juga secara udah berangkat dari pagi (nyempetin ke kampus dulu sebelum berangkat ke bandara). Jadi emang enaknya ya istirahat di rumah. Sepanjang perjalanan menuju rumah ya hujan, mudah-mudahan ini merupakan rejeki dari Allah. Hihihi, namanya juag doa ya pemirsah, jadi sah-sah saja kan? Okey, sampe di rumah kita langsung makan. Oia, rumah nenek di Banjar ini masih rumah lama khas Banjar. Rumah panggung dan lantainya dari kayu. Mirip dengan rumah nekwan dan nek'aki di Singkawang yang berpanggung ria. Typikal rumah di Kalimantan, kali ye... Nares seneng banget disini, soalnya kalo dia lari-larian, itu lantai bunyai geradak geruduk gabruk...

Di Teras Depan Rumah Nenek (rumahnya nggak keliatan yak?)

Segini dulu cerita di hari pertama... bersambung ke bagian kedua nanti ya... #nyariwaktu.

KURIKULUM SD KINI... JAHARA DEH...

Buat ibu-ibu yang selalu mendampingi anak-anaknya belajar, pasti paham banget kalau materi pelajaran sekarang ini berat sekali. Ehm, apa ja...

Popular Post