12.31.2015

URBAN FARMING

Dan sudah mulai jarang isi blog, mengingat belum ada yang perlu di share. Nah, sekarang udah ada yang mau di share lagi, makanya saya hadir lagi. Taraaa... tring! Saya datang! Bahahahahaaa... Alhamdulillah ya, sesuatu... ada yang pengen di share lagi, dan mumpung masih semangat, saya akan tuangkan di blog ini. Bismillah ya... mudah-mudahan bermanfaat...

Cerita punya cerita, kemarin dapet penawaran dari kampus untuk ikutan pergi ke kebun milik PT. East West Seed Indonesia (Ewindo) yang adanya di Purwakata. Topiknya : Urban Farming. Eyaaa, disuruh jalan dan topiknya cukup menarik, akhirnya saya mau aja. Iya donk, sekalian jalan-jalan kan? Hahahaha... Lumayan lah, liat kebon disana macam apa. Cuma yang nggak sedep itu ya, disuruh kumpul pkl 0600 pagi di kampus. Yaiyalah udah pasti berangkat dari rumah pkl 0530 kan? Bangunnnya kan, kudu lebih pagian, kan? Ho'oh aja udah, secara mau jalan luar Jakarta. Nggak macet sih pasti di Purwakartanya, tapi Bekasi itu, udah pasti macet cet cet. Toll kan ada? Nggak ngaruh yeuy...

Berangkat dari kampus Meruya pkl 0600 sampai di Purwakarta, kebun (dan kantor) Ewindo pkl 0900. Jalan masuknya lumayan enak, agak ke dalam, tapi jalanan mulus. Nggak khawatir mau pake mobil besar ataupun kecil. Eh tapi kunjungan kesini kayaknya nggak terbuka untuk umum, alias kudu reservasi dulu. Disana kita ketemu beberapa rombongan dari instansi yang lain, ada anak sekolah dan ada juga rombongan mahasiswa. Tapi disana nggak ada loket tiket ya... makanya tadi saya bilang kayaknya nggak dibuka buat umum. Bus kampus kita aja disuruh parkir di luar, parkir di seberang kebun ini juga luas, lumayan ada pemandangan dikit-dikit. Namanya juga luar kota, jadi pemandangan masih ada... 

Foto dulu sebelum keliling kebun

Begitu masuk ke area Ewindo, langsung liat tanaman-tanaman dimana-mana. Mata seger banget. Alhamdulillah, cuaca juga nggak panas saat itu, cenderung gerimis kecil-kecil malah... niyh ya, langsung share aja foto-foto di kebon Ewindo...

Tanam sayuran - ditumpuk - kangkung, salada, selederi.

Tanam pohon pare bisa di pagar

Parenya sudah mulai menguning, paneeen...

Cabe warna warni yaaa... 

Lahan sedikit, bisa tanam-tanam

Ini tempat lampu pake minyak malah jadi pot.
Jadi ya, sebenernya walaupun tanah kita terbatas, masih tetap bisa tanam-tanam lho. Rumah di Jakarta sekarang ini, lahannya kecil-kecil. Masih syukur bisa punya lahan yang besar, tapi harganya selangit ketujuh. Macam saya ini, udah menyerah untuk membeli rumah di Jakarta dengan ukuran yang memadai. Nyingkir aje kita maaah... Kalau yang beginian, mau tanam di rumah susun juga bisa niy... kan rusun juga biasanya ada balkon tuh, jadi masih bisa deh tanam-tanam. Nah, ini di kebun Ewindo, kita ditunjukin bagaimana caranya menanam di lahan yang sangat terbatas alias nggak perlu lahan yang segambreng-gambreng.

Menanam di lahan yang sempit begini, mungkin hanya bisa untuk dikonsumsi bagi diri sendiri. Tapi kan lumayan banget, berarti nggak perlu beli atau setidaknya mengurangi uang belanja sayur yang harus keluar. Secara selada daun itu kalau di pasar, sebonggol harganya udah sekitar Rp 5.000. Nah, belum lagi kangkung, bayam, seledri. Yang nggak kalah seru ya tanam buah-buahan. Kalau konsumsi buat diri sendiri masih berlebih, ya boleh lah coba dibagi-bagi ke tetangga. Hahahaha, takut rugi, udah beli bibit? Ya jual murah! Maklum, hari gini masih ada orang yang punya prinsip, "mana ada yang gratisan?" Sape niyh yang begini, hayooo ngaku...

Okey, caranya gimana? Sebenernya caranyanya macam-macam media tanamnya. Bisa pakai sekam yang dicampur sama pupuk kandang, bisa juga pakai macam busa begitu (seperti yang suka kita lihat di supermarket). Nah, belum lagi urusan tempatnya alias pot-nya. Bisa pakai pipa pvc, bika pakai pot kecil-kecil, bisa pakai drum bekas, mau pakai botol bekas air minum juga bisa. Kemarin ya liat di kebun Ewindo, ya pakai bahan-bahan yang sangat mudah didapatkan di kota, dan bisa yang bekas pula. Lumayan ngirit kan... Tapi di tulisan ini, saya nggak bisa ngajarin detail how to nya ya. Kalau itu bisa langsung browsing aja. Saya pun newbie... ahahaha...

Bibit-bibit ini bisa didapat dengan mudahnya pula. Kemarin di kebun Ewindo, dijual bibit-bibitnya. Untuk sayuran, Rp 8.000 per pack dengan isi bibit per paknya bervariasi jumlahnya. Bibit kangkung aja satu pack isi 200 bibit. Bibit cabe rawit, bibit bayam, bibit seledri, dan lain-lain. Untuk bibit buah-buahan dan bunga, harganya lebih mahal sedikit dari bibit sayur. Isinya juga nggak sebanyak per pak bibit sayuran. Saya nyoba yang mudah nanamnya aja, bibit cabe, bibit chaisim, dan bibit kangkung. Buat lucu-lucuan aja dulu nyoba-nya... Kalau berhasil, besok beli lagi ya, yang lainnya. Kalau nggak berhasil, ya coba lagi. Pantang menyerah, gan...

Nah, ini nih uji coba kita di rumah nanam-nanam bibit yang udah dibeli. Belum berhasil kayaknya, tapi melihat prosesnya sangatlah lucu. Liat dari benih biji-bijian gitu, trus bisa tumbuh, jadi batang, daun... ahahahah, kayak punya bayi. Buat yang mau nyoba-nyoba, silahkan dimulai. Tutorialnya banyak di youtube kok... alat tempurnya bisa dibeli online, maupun offline. Harganya nggak terlalu mahal-mahal banget, tapi yang jelas sangat bermanfaat...

Umur 3 hari... 
Umur 6 hari...
Selamat mencoba ya... semoga berhasil... 

11.28.2015

ALTIC ULANG TAHUN KE 4 : TOURING DAN KETUM BARU

Kembali lagi saya datang membawa berita yang bahagia. Alhamdulillah, telah 4 tahun komunitas Altis Indonesia (ALTIC) berdiri. 11 November 2011, tepat tanggal dimana komunitas ALTIC ini didirikan oleh sesepuh di ALTIC. Pastinya om dan tante yang bernomor member lebih kecil dari 020, beliau-beliau lah pendiri ALTIC. Saya mah member udah nomor besar, jadinya masih imut-imut. Ahiiiy... Sama lah, sama kayak muka saya yang imut ini. 

Ulang Tahun ALTIC kali ini rangkaian acaranya cukup panjang lho, yang lebih tepatnya cukup besar dibandingkan dengan acara HUT yang sebelumnya. Acara HUT ALTIC kali ini dimulai dengan acara touring ke Anyer di tanggal 24 – 25 Oktober 2015 di Hotel Pesona Krakatau, yang bersamaan dengan acara Musyawarah Nasional ke-1, dilanjut dengan syukuran HUT ALTIC pada tanggal 14 November di Sekolah Pramita, Karawaci. 

Perjalanan touring ke Anyer dimulai dari Rest Area Karang Tengah Toll Jakarta Merak pada pukul 07.00. Diikuti sebanyak 65 mobil peserta member ALTIC yang datang dari Padang, Banten, Sukabumi, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jakarta, membuat touring kali ini sangat meriah. Touring ALTIC bukan sembarang touring lho, karena kita nggak pake pengawal, kita nggak pake rotator tot tot tot, kita nggak ngambil jalan orang, juga. Rombongan kita juga dipecah jadi beberapa cluster alias team kecil, jadi yang belakang nggak usah takut ditinggalin. Pengarahan Ketua Pelaksana Touring di Meeting Point juga udah mantap banget. Semua peserta touring yang dibekali handy talkie, nggak boleh sambil text pas nyupir. Udah gitu, semua peserta harus menjaga emosi dalam berkendara. Yups, karena kebanyakan orang, kalao udah konvoy, timbul rasa egoisnya, bawaannya injek gas, kiri kanan kiri kanan, nggak nganggep orang lain punya jalan. Nah, yang macam itu yang kita nggak boleh. 



Acara Musyawarah Nasional di Anyer alhamdulillah berjalan lancar. Oh iya, ini Munas untuk menentukan siapa yang akan jadi Ketua Umum baru di ALTIC lho, soalnya Ketua Umum yang sebelumnya, om Roland, sudah habis masa jabatannya. Nah, makanya, ada sidang isbat di Anyer, nentuin siapa Ketua Umum baru. Terpilih om Arul yang beken dengan nama om Vin (ini entah Ivin Uvin atau Vin Diesel, mboooh...) sebagai Ketua Umum ALTIC baru, periode 2016 – 2018. Terima kasih om Roland, jasamu tiada tara membesarkan ALTIC. Selamat bekerja untuk om Arul di periode mendatang, sukses selalu yaaa... 

Lanjut di acara syukuran HUT ALTIC di Sekolah Pramita, Karawaci pada tanggal 14 November 2015. Acara dimulai dengan potong tumpeng, laporan pertanggungjawaban om Roland sebagai Ketum sebelumnya dilanjut dengan pelantikan Ketua Umum baru. Serunya lagi, kali ini ada informasi dari om Teguh, mengenai Well Behaved Driver. Iyh, apaan tuh? Monggo buka twitter dan Instagram-nya ALTIC di @Altiscommunity untuk tau persisnya. Bisa dapet ilmu menyetir disitu. Karena sesungguhnya, menyetir bukanlah sekedar menginjak rem dan gas semata. Huhuuuy... Aseli ya, mengendalikan emosi saaat nyupir itu nggak mudah. Nguasain emosi aja susah, apalagi nguasain mobil. Iya kan? 

Serah Terima ke Ketua Umum yang baru...

Pengurus periode 2013 - 2015

Keluarga Besar Altis Indonesia Community

Artis Bebi Romeo turut meramaikan... 

Nah, ini yang nggak kalah kerennya, perayaan HUT ALTIC ke 4 ini, dihadiri juga oleh rekan-rekan komunitas Corolla yang lainnya. Jejeran mobil Corolla dari mulai tahun 76 ada di perayaan HUT ALTIC ini lho. Corolla gen piyik sampai Corolla gen anyar ada di marih... Mobilnya mana cakep-cakep terawat pula. Kayaknya sekali-sekali boleh lah ya, bikin Jambore Corolla se Indonesia... tsaaaah, cakeeep! Iya cakep, kayak gw yang cakep... *sambit tahu susu. Alhamdulillah, nggak Cuma ngejejer mobil Corolla, ada games juga lho, buat para undangan dan member. Nah keseruan ini yang jangan cepat berlalu ya. Aseli kalau inget lomba-nya, saya mah cuma bisa ngakak ngikik ngukuk deh, abisa kocak banget nget nget... 

Ditutup pada pukul 20.00, alhamdulillah acara HUT ALTIC ke 4 di tahun ini berjalan lancar. Tentunya ya, acara ini bisa terselenggara karena kerjasama panitia dan member yang sangat baik, trus nggak kalah pentingnya juga adalah karena acara ini disponsori oleh Toyota Astra Motor, Auto 2000, Sekolah Pramita, dan GT Radial Indonesia. Nggak ketinggalan, acara HUT ALTIC 4 juga didukung oleh, Autoside Indonesia, Oatbits, Teh Botol Sosro, TKB Group Indonesia, Duta Motor, TRW, C-80, Garda Oto, ACC Kredit, Dapur Pacu, Yans Speed, Kopi ABC,  Star Audio, Auto Rotary Bintaro, Auto Bridal. Tunggu berita yang lainnya juga ya, di Auto Bild, Tabloid Otomotif, Car Tuning Guide, Modifikasi.com, Rajamobil.com, Otomotif.net, Stephenlangitan.com, Modifikasi Plus, Sportku.com, Koran Sindo, detik.com, dan okezone.com.

Semoga sukses selalu ya Altis Indonesia Community, semoga semakin solid dan berkembang lebih besar lagi dan lagi. Sampai jumpa di next event.... love love love.

9.28.2015

SELAMATKAN AIR TANAH JAKARTA BERSAMA (KITA dan AETRA)

Sekali-sekali mau cuat cuit di blog tentang lingkungan hidup. Eh sebenernya pernah posting juga tentang lingkungan hidup di sini. Bukannya mau sok gaya, tapi emang ini penting banget buat di-share (mudah-mudahan semua yang saya share di blog saya ini penting semuanya ya...). Tapi ini beneran ya, dari kecil orang tua saya itu udah ngajarin saya untuk menjaga lingkungan hidup. Ujung-ujung pasti bilang, karena sebenernya kita bukanlah pemilik seluruh alam semesta ini, tapi disana ada juga hak anak, cucu, dan generasi penerus untuk menikmati alam ini. Jadi kalau ngomongin lingkungan hidup di sekitar kita, udah bukan barang yang baru lagi untuk kita. 

Saya yakin seyakin-yakinnya, bahwa seluruh mahluk yang hidup di alam ini memerlukan air bersih untuk melangsungkan kehidupannya. Bisa dibilang, “Tanpa Air, Tanpa Kehidupan”. Mahluk hidup mana yang demi melangsungkan kehidupannya, mereka nggak butuh air? Nggak ada pasti. Mulai dari manusia, mahluk ciptaan tertinggi dari Tuhan, hingga binatang dan tumbuhan, mereka semua membutuhkan air. Apalagi manusia, ya... hidup pasti ber-air ria. Minum, pakai air. Mandi, pakai air. Cuci baju, cuci kendaraan, cuci semua barang, pasti pakai air. Kebayang nggak, ya, kalau nggak ada air?

Pertanyaannya, air yang kita pakai itu, sumbernya dari mana ya? Seingat saya jaman sekolah dulu (kira-kira 20 tahun yang lalu lah ya...), sumber air itu bisa dari air hujan, mata air, air penampungan, air laut, dan air tanah. Air hujan, pastinya datang dari langit yang turun ke bumi. Mata air, pasti berasal dari sumber air di pegunungan. Kalau di kota besar macam Jakarta ini, pupus lah sudah dapat air dari mata air gunung. Air penampungan, ini biasanya datang dari waduk, danau. Air laut, pasti berasal dari laut yang rasanya asin, tapi tenang aja, pasti diolah lagi kalau mau dipake sama kita. Yang terakhir itu, air tanah, itu air yang suka disedot pakai pompa, yang banyak dipakai oleh rumah tangga. Hayo ngaku, siapa yang di rumahnya ada pompa air merk tertentu itu? Saya niyh ya, punya pompa air itu, tapi sampai saat ini masih teronggok saja. 

Sebenernya ya, emang yang paling dikhawatirkan itu adalah banyaknya penggunaan air tanah. Kenapa penggunaan air tanah mengkhawatirkan? Karena pemanfaatan air tanah yang terus meningkat menyebabkan penurunan muka tanah (Hendrayana, 2002).  Jadi jelas banget, penggunaan air tanah yang berlebihan, dapat menyebabkan permukaan tanah menurun dan menurun.  Semakin banyak pakai air tanah, maka permukaan tanah ini akan semakin turun. Lalu kalau permukaan tanah menurun, kenapa pula? Pernah baca di koran, kalau ternyata penurunan permukaan tanah itu bisa menyebabkan banjir. Iya, Jakarta tempat saya tinggal ini bisa makin banjir karena permukaan tanah turun. Ibaratnya aja, jalan di depan rumah makin ditinggikan, pastinya rumah kita akan semakin rendah. Banjir akibatnya apa? Yah, kalau itu sih udah pasti banyak yang paham diluar kepala. Bahkan mungkin sampai tau ya, kalau kota ini bisa tenggelam. Jadi, air tanah Jakarta dieksplorasi berlebihan, maka Jakarta akan hilang...

Lalu, kita bisa apa ya, untuk menyelamatkan penurunan permukaan tanah ini...


Pertama... Hindari pemakaian air tanah.

Lalu air buat kebutuhan kita, dari mana? Paling mudah adalah dari air permukaan atau air dari penampungan. Air dari permukaan tersebut, disalurkan melalui pipa hingga sampai di rumah kita. Kebersihannya juga pasti terjamin, karena pipa juga pasti dilakukan perawatan berkala. Iya, saya sendiri sudah berlanggangan untuk menggunakan air bersih yang berasal dari air penampungan. Tiap bulan bayar sesuai dengan pemakaian. Kalau pemakaian sedikit, pastinya jumlah tagihan ya sedikit. Maka dari itu, kita di rumah kalau pakai air ya dihemat-hemat. Aetra, saat ini menyediakan air bersih pemipaan ini lho. Kita bisa berlangganan air bersih melalui Aetra. Bahkan sekarang udah ada promo paket berlangganan. Jadi udah nggak khawatir lagi terhadap penyediaan air bersih di rumah kita. Menggunakan air bersih perpipaan di Jakarta ini, merupakan solusi yang tepat untuk menghindari Jakarta tenggelam.


Kedua... Hemat dan Bijak dalam menggunakan air.

gunakan shower ya... (sumber gambar : http://www.symbols.com/) 

Walaupun sudah menggunaakan air bersih dari perpipaan, kita harus menggunakan air sehemat mungkin. Bukan masalah karena harus bayar mahal, tapi juga karena sayang terhadap sumber dayanya. Kurangilah penggunaan air yang tidak perlu. Misalnya, kalau mandi bisa menggunakan shower daripada harus menggunakan gayung. Hal ini dikarenakan, menggunakan gayung airnya lebih banyak sementara area badan yang dibersihkan lebih sedikit ketimbang menggunakan shower. Belum lagi kalau menggunakan gayung harus menampung air di bak. Menampung air, kalau terlalu banyak akan bersisa, kemudian kotor, dan harus dibuang. Belum lagi kalau mau cuci pakaian. Yuk biasakan cuci pakaian kalau sudah agak banyak, jangan cuma satu helai langsung cuci. 


Ketiga... Gunakan air sisa.

Pohon Cabe tumbuh subur dan berbuah, karena disiram menggunakan air sisa... Hemat! (doc. pribadi)

Ini kebiasaan yang sudah saya lakukan dalam waktu setahun terakhir. Saya suka menampung air sisaan cucian piring atau air wudhu dan air cucian untuk bahan makanan untuk menyiram tanaman di depan rumah saya. Ini, sekali dayung, dua tiga pulau terlewati. Iya, air perpipaan yang masih bersih, kita gunakan untuk keperluan yang benar-benar membutuhkan air bersih. Namun air sisaan tadi, masih bisa digunakan untuk kebutuhan yang tidak kalah pentingnya juga, namun bisa menggunakan air sisa. Iya, kalau untuk menyiram tanaman, kan tidak perlu menggunakan air bersih.  Tanaman disiram pakai air sisa, pun bisa hidup dengan aman sentausa. Mudah saja kok caranya, tidak perlu yang berbiaya mahal. 


Tinggal di kota Jakarta dan masih menggunakan air tanah? Yuk cepat ganti pakai air perpipaan saja. Menyelamatkan kota Jakarta, menyelamatkan generasi penerus kita, dan menyelamatkan banyak pihak. Aetra, saat ini menyediakan air perpipaan. Sarana sudah ada, kita bisa memulainya hari ini.

Aetra Jakarta (sumber : https://www.facebook.com/AetraJKT?fref=ts)
Lomba Blog Aetra 


Referensi:
Hendrayana, Heru. 2002. Dampak Pemanfaatan Air Tanah. Yogyakarta. Universitas Gajah Mada. 

9.18.2015

PERJALANAN SEHARI KE CIREBON

Kembali lagi ke Cirebon. Setelah bulan Mei 2015 main ke Cirebon plus Kuningan bareng rombongan rekan-rekan ALTIC, sekarang kembali ke Cirebon (doang) bersama emak-emak arisan. Heyaaah..., bawa ibu-ibu dan nenek-nenek pastinya. Perjalanan kali ini nggak pake nginep, pulang hari aja. Berangkat pukul 05.30 pagi, udah pasti karena hari kerja jadi antisipasi macet. Udah pasti kita pakai toll Cipali, perdana nyobain. Biar kekinian lah pokoknya, hahahaaa... Kalau nggak salah, seinget saya biaya perjalanan toll (untuk mobil golongan I) kali ini adalah, Rp 8.500 masuk toll JORR W2, Rp 13.500 untuk Jakarta - Cikopo  dan lanjut Rp 96.000 untuk toll Cikopo dan keluar di Plumbon. Total berapa? Itung 'ndiri yak... hihihi...

Postingan kali ini sedikit me-review aja tempat-tempat yang kami kunjungi selama di kota Cirebon. Beberapa diantaranya udah kemarin dikunjungi pas saya touring bareng rekan-rekan ALTIC. Namun ada juga tempat baru yang kita kunjungi. Alhamdulillah, punya banyak temen yang aseli Cirebon, bahkan tinggal di Cirebon. Jadi nggak buta-buta amat tentang Cirebon. Dan sangat alhamdulillah lagi, dapet supir bus yang sudah paham jalan di Cirebon, jadi kita tinggal sebut aja mau kemana dan pak supir udah tau jalannya. Yah, tapi mah tetep aja sih, Waze dan Google Maps kudu standby.

Selamat datang di Kota Cirebon

Sampai di kota Cirebon pkl. 10.02, kita langsung menuju ke Warung Nasi Jamblang Bu Nur di Jl. Cangkring 2, deket mall Grage Cirebon yang terkenal sekali itu. Terletak kira-kira 50 meter dari jalan raya (Jl. Tentara Pelajar). Bus gede ukuran 54 seat nggak bisa parkir di Jl. Cangkring 2 itu, makanya nunggunya di Jl. Tentara Pelajar. Makan di Warung Nasi Jamblang Bu Nur ini prasmanan, bisa pilah pilih sendiri menunya dan ada daftar harga yang dipasang di salah satu tembok deket lauk-lauk yang dijejerin itu. Jangan khawatir, harganya sangat bersahabat di kantong. Minum air teh tawar hangat juga grateish. Kalau bicara parkir di sini, muatnya sekitar 10 mobil aja. Didepan Warung Nasi Jamblang Bu Nur ini, ada juga lho Warung Empal Gentong dan Empal Asem milik bu Nur. Tapi warung empal nggak serame di warung nasi.

Silahkan pilih menunya.... :)

Selamat mamam nasi jamblang

Selesai dari Warung Nasi Jamblang Bu Nur, kita lanjut ke Keraton Kasepuhan. Kira-kira perjalanan dari Warung Nasi Bu Nur sampai Kasepuhan sekitar 15 menit aja. Kemarin sempat antri karena kena tutup palang pintu kereta api. Sampai di Keraton Kasepuhan, langsung ke loket tiket, pesen tiket. Harga untuk per orang, Rp 15.000. Keren lho, masuknya pakai sistem e-gate gitu. Kita beli ticket di loket, ada print out barcode, nanti tinggal tap di gate. Canggih euy! Di Keraton Kasepuhan ini, kita cukup aja sih selama 1 jam liat sana sini. 1 jam 15 menit udah selesai sama sholat di Musholla Sunan Gunung Jati. Bangunan tua yang sangat bersejarah. Keraton Kasepuhan bagus kok, cuma aja sayang kurang terawat. Di museum kereta kencana dan museum benda kuno, walaupun ada yang jaga, tapi kebersihan museum-nya kurang terawat. Sangat disayangkan lagi, ada penjaga museum dan mesjid yang setengah memaksa minta sedekah kita. Mereka minta sedekah bahkan sampai nungguin di samping kita ebrdiri. Aduh, ini sebenernya nggak banget ya... Oia, di dalam Keraton kita bisa dipandu oleh tour guide untuk menjelaskan sejarah Keraton. Tour Guide-nya berpakaian khas Cirebon. Bayarnya? Terserah aja kok seikhlasnya aja...

Foto bareng-bareng

Keraton Kasepuhan, Cirebon

Di lingkungan Keraton Kasepuhan, ada juga Masjid tua, yang bernama Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Kita nggak main kesana. Maklum, saya ikut rombongan dan nggak dikasih waktu untuk ngunjungin masjid itu. Seperti biasa, tipikal kota di Indonesia, di lingkungan istana, pasti ada alun-alun dan masjid Agung. Nah, di Keraton Kasepuhan ini juga demikian adanya. Oia, sebenernya di deket lingkungan Kasepuhan ini juga ada Keraton Kanoman. Ceritanya, menurut guide di Kasepuhan, Kanoman merupakan pecahan dari Kasepuhan karena hasil dari adu domba pihak Belanda. Mau lebih lengkap lagi ceritanya? Boleh browsing sendiri yak...

Setelah dari Keraton Kasepuhan, kita lanjut ke Goa Sunyaragi. Sebenernya ini di luar dari jadwal yang kita list down kemarin. Tapi berhubung waktunya masih panjang, jadi kita menyempatkan diri mampir ke Goa Sunyaragi. Perjalanan dari Kasepuhan ke Sunyaragi sekitar 20 menit saja. Iya, emang kota Cirebon nggak terlalu besar, jadi sebentar aja udah sampe ke mana-mana. Harga tiket masuk ke Goa Sunyaragi, Rp 8.000 per orang. Goa Sunyaragi ini, konon menurut cerita sang tour guide, ini merupakan tempat bertapa para raja. Yang unik dari goa ini, karena bangunannya terbuat dari tumpukan batu karang. Iya lah, secara emang kota Cirebon itu kan kota yang lokasinya dekat dengan pantai. Jadi ngambil batu karang sih mudah aja ya ciyn... Di lokasi Goa Sunyaragi ini macam ada amphitheatre buat pertunjukan... keren deh kayaknya kalau malam hari.

Dari pintu masuk komplek Goa Sunyaragi

Goa Peteng, di dalam komplek Goa Sunyaragi

Tumpukan batu karang

Kelar dari Goa Sunyaragi pukul 14.30, kita cuss ke Empal Gentong Krucuk di Jl. Slamet Riyadi. Kemarin sama team ALTIC udah kesini, saya merekomendasikan ke sini lagi. Kenapa? Soalnya di depannya (walaupun seberang jalan), ada parkiran besar sekali. Jadi nggak usah khawatir pakai bus besar kesini, pasti mudah parkirnya. Masakannya? Udah pasti enak. Selain empal gentong, ada sate, empal asem. Kemarin kita udah booking tempat dulu, melalui anak ownernya yang sangat ramah. Transfer DP, kemudian kekurangannya dibayar di tempat. Kalau kita bawa rombongan, bisa booking tempat di lantai 2, cukup lah buat nampung 100 orang. Lebih baik telpon dulu ya kesini, kalau bawa rombongan banyak... Biar tempatnya dan makanannya disiapin. Isi empal gentong ini bisa daging sapi, bisa campur daging sapi dan jeroan, juga bisa jeroan aja... ahahahah... saya pilih daging sapi aja, tanpa jeroan! Udah tau kan ya alasannya... :p

Ini dia rumah makan Empal Gentong Krucuk

Antri ya... mau bayar kan?

Masaknya masih sangat tradisional banget ya... 


Selesai makan sore, karena udah pkl 15.30, kita lanjut ke tujuan terakhir kita di itinerary, yaitu belanja di kawasan Batik khas Cirebon, Trusmi. Ini sih pasti ya, secara ibu-ibu pasti belanja demen banget. Lagi-lagi, karena kita kesini pakai bus besar, jadilah kita cari yang parkir bus-nya gampang. Ada nama toko batik yang terkenal besar disini, Batik Trusmi Giant. Disini juga ada Batik dan oleh-oleh khas Cirebon. Jadi, sekali turun kita udah nggak mampir mana-mana lagi. Bisa minta voucher diskon juga lho. Belanja Rp 250.000, dapet potongan Rp 25.000. Lumayan lah... menghemat. Lucu banget, itu ya... soalnya ada ibu-ibu yang belanjanya digabung lho. Hahahaha, demi mendapatkan potongan Rp 25.000. Keren banget ya ibu-ibu idea-nya...

Sampai Jumpa Lagi ya, Kota Cirebon... 

Selesai di Batik Trusmi, pukul 18.00 kita langsung cuss ke Jakarta... Selesai perjalanan seharian kita di Kota Cirebon. Lumayan, dalam 1 hari ini kita dapet 5 lokasi tujuan. Seneng, karena Cirebon di hari kerja nggak macet, secara kemarin waktu bareng team ALTIC karena hari Sabtu, macet banget aja... -_-). Menyenangkan lah di kota Cirebon. Sangat direkomendasikan untuk dijadikan tempat wisata yang pulang hari. 

9.10.2015

BELAJAR UNTUK BERBAGI... SEDARI KECIL

Tulisan di blog saya, biasanya seputar tentang pengalaman saya jalan-jalan atau pengalaman tips dan trik apalah sesuatu. Kali ini postingan agak beda, tapi ya masih berdasarkan pengalaman juga, lho... Intinya emang based on true story (ceilaaah bahasanya!). Kali ini tulisannya agak sedikit membawa perasaan, iya kalo bahasa gaulnya "baper", pemirsaaa... Ini kisah dari anak-anak sekolahnya Nares, rame di group emak-emak dan cukup membuat kami heboh ngebahasnya. Iya banget, yang biasa itu kalo udah dibahas sama emak-emak, bisa jadi heboh banget. Nah, maka dari itu pun, saya tertarik untuk menulis. Setidaknya, ini juga pelajaran berharga buat kami dan mudah-mudah buat siapapun yang ingin belajar.

Mereka hidup bersama, pasti juga akan berbagi...


Berbagi...

Inti dari tulisan saya kali ini mengenai berbagi. Berbagi rejeki dan berbagi sesuatu yang sifatnya kebaikan. Maaf ya, ini bukan tulisan menggurui atau sok kepinteran atau sok baik atau sok-sok yang lainnya, murni karena saya sendiri pun agak heran. Heran karena kami terbiasa dengan yang namanya berbagi. Apalagi yang sifatnya kebahagiaan, harus dibagi-bagi katanya. Kalau kata nyokap saya, "Kesenangan kita harus dibagi dengan orang lain, tapi kalo kesedihan kita, cukuplah simpan dalam diri sendiri". Nah, ini penting banget buat saya. Masalah orang lain tidak mau berbagi kesenangan dengan saya, ya nggak masalah. Mungkin dia punya pemikiran sendiri... Tapi jujur saja, kita pasti sebel kalau ada yang nggak adil... ahahahah...

Nah, cerita kali ini adalah, ketika ada seorang ibu dari temen Nares, menanyakan kepada kami, anak siapa yang suka ngambil atau minta makanan anaknya. Lanjutan ibu itu, nggak mungkin anaknya ngabisin makanan yang dibawain sama ibunya itu. Hou hou hou... langsung saya nganga. Bingung kan ya, emaknya nggak rela kalau makanan anaknya diminta sama anak lain? Padahal juga dibawainnya banyak lho, bukan sedikit dan terbatas. Udahlah bawanya banyak, nggak bakal abis juga kalau dimakan sama anaknya sendiri, nah diabisin sama temennya malah nggak terima. 


Okey... saya bingung...

Iya banget, saya bingung. Saya sendiri selalu ingatkan ke Nares, kalau ada temen yang minta makanan Nares, jangan nggak dikasih. Tapi kalau saya sendiri, emang selalu bilang sama Nares, untuk jangan minta makanan temennya, karena takutnya temennya lagi lapar, jadi kalau diminta sama Nares, nanti temennya kelaperan, bisa sakit perut. Sementara kalau Nares ada kepengen makanan temen Nares, silahkan bilang ke ibu, nanti ibu siapkan. So far, alhamdulillah berjalan dengan lancarnya. 

Seringkali Nares bawa makanan ke sekolah, nggak lupa dari ingatannya, bawa 2, 3 atau bahkan lebih. Ketika saya tanya untuk siapa, Nares jawab, "Buat A, B, C, D. Nggak mau kasih si E dan F karena mereka pernah pukul Nares". Hahahah... anak bocah, masih aja ya emang mereka belum paham apa yang namanya dendam itu nggak boleh. Well, jujur ya, saya mah happy anak saya bisa berbagi sama temennya, nggak pelit. Biasanya, anak kecil justru egois. Nggak mau berbagi, apalagi sama barang yang dia suka. 


Semua bilang agar berbagi...

Nggak pernah ada yang ngajarin kita untuk pelit. Emang ya, bukan berarti harus boros juga. Perhitungan boleh, tapi jangan kebangetan lah. Yang penting kan ya, kita tetap bisa berbagi. Semua agama juga ngajarin kita untuk berbagi. Berbagi terhadap rejeki yang kita punya. Karena, di dalam rejeki yang kita punya, ada hak orang lain disitu. Kalau dalam agama Islam, makanya wajib yang namanya sedekah, zakat. Karena intinya adalah untuk berbagi. Emang sih ya, berbagi makanan (dalam hal ini temen-temen Nares), bukan sesuatu yang wajib banget mutlak hukumnya, secara temen yang akan dikasih juga hitungannya (in shaa Allah pasti mampu). Tapi saya yakin banget banget, mulai dari kecil diajarin berbagi biar nanti kalau udah gede nggak pelit. Membiasakan diri untuk berbagi.


Eh tapi semua ada hikmahnya...

Dengan kejadian ini, kita para emak jadi makin lebih ngasih tau anak-anak biar berbagi. Kalau makanan diminta sama temen, boleh donk dikasih ke teman. Mungkin dia pengen, mungkin dia masih lapar... Berikanlah, karena siapa tau suatu saat kita yang lapar, mengharap untuk dibagi juga. Kita ambil positifnya saja lah, hikmah dibalik orang tua yang nggak rela makanan anaknya diminta sama temen anaknya. Dan, serunya lagi, ada orang tua murid yang rela bagi-bagiin wafer dan susu untuk temen-temen sekelas walaupun lagi nggak ada event apa-apa, intinya mau ngajarin ke anak-anak untuk berbagi. Giliran saya, minggu depan yang bawa. Inisiatif sendiri lho ini, hahahaha...

Berbagi itu Indah... seindah bunga ini... 

Berbagi itu indah, pemirsa... semoga kita semua bisa berbagi dengan sesama... 

9.07.2015

DARI KITA UNTUK KITA SEMUA

Saya datang lagi membawa berita yang seru... yang pasti bukan berita politik. Saya nggak ngerti masalah politik, tapi saya ngerti politikus... Poli itu artinya banyak, lebih dari satu dan jamak... dan tikus itu artinya ya binatang tikus... jadi politikus itu adalah banyak tikus? Hmmm... kira-kira demikian pengertian saya mengenai politikus yang ada di benak pikiran saya. Mohon dikoreksi jika salah, bahasa kerennya cmiiw... nyahahaha! Ada yang belum tau cmiiw? Itu sejenis makanan yang suka ada di Bandung... Please deh, itu cwie mie...

Lagi mau share salah satu kegiatan rutin yang dilakukan Altis Indonesia Community (ALTIC) niyh... yang mana alhamdulillah, kegiatan ini in shaa Allah sangat bermanfaat. Bagi kita, dan bagi yang lain. Altis Community ini emang komunitas kumpulan penggemar mobil Toyota Corolla Altis, tapi kegiatan kita bukan hanya berkutat di dunia otomotif lho... Yang pasti, emang bahasan kita ya lebih banyak tentang mobil yang kita pakai. Hmmm, kalo lebih banyak ngebahas tentang kue cubit setengah mateng, nanti nama komunitas-nya pasti bukan ALTIC lagi, tapi CUBITERS. Done, bla bla bla...

Alhamdulillah, sesuatu banget buat kami siyh... karena bulan lalu kita bisa share kebahagiaan bersama adik-adik yang membutuhkan. Iyes banget, buat kita keluarga besar ALTIC, berbagi kebahagiaan itu wajib hukumnya. Jangankan buat member sendiri, buat non member juga lho. Namanya juga berbagi kebahagiaan, pastinya yang membagi nanti lebih berbahagia melihat yang dibagi itu bahagia (ngerti nggak tuh tulisan saya? kalo bingung boleh leave comment, in shaa Allah saya jawab... *serius).

Kesempatan kali ini, kita berbagi dengan 50 putra putri yang orang tuanya sudah tidak ada. Iya, mereka sebagian besar sudah ditinggal pergi selamanya oleh ayah atau ibu atau bahkan ayah dan ibu mereka. Sedih banget ya, kalo inget begitu. Masih kecil, tapi udah ditinggal orang tua. Nggak kebayang kalau saya sih... Tapi Tuhan pasti kasih kekuatan mereka lebih dibanding saya ini. Mereka pasti kuat, mereka pasti bisa. Aduh... jadi mewek begini deh kalo inget itu lagi...

Serunya acara bakti sosial ALTIC kali ini, kita ajak mereka ke Sekretariat ALTIC di Warung Siaga - Pejaten, lho... Dan yang lebih seru lagi, mereka kita jemput pakai altis kesayangan member. Seruuu banget. Mereka happy banget pas di jalan meuju Warung Siaga. Pokoknya, beneran deh, liat mereka happy, kita lebih happy lagi... Lihat mereka bisa bercengkerama dengan kita, itu juga sangat berarti buat kita. Sayangnya, waktu sangat terbatas. Jadi kita juga nggak bisa lama-lama main sama anak-anak tersebut. Jadilah habis makan malam, kita antar mereka balik ke area mereka tinggal. Jangan tanya mereka tinggal dimana ya, secara ada yang ayah ibunya udah nggak ada. Mereka ada yang tinggal sama tetangga, saudara, atau pak RT. 

We Are Family, sepertinya malam itu sangat demikian adanya... kami adalah keluarga... iya,,, kita semua... Terima kasih banyak ya, buat Toyota Astra Motor dan GT Radial yang sudah ikut membantu mensukseskan acara ini. Oia, acara kali ini juga didukung sama salah satu artis pemain film terkenal lho... Alhamdulillah, beliau menyumbangkan buku yang sangat bermanfaat untuk dibaca. Sayang, beliau nggak bisa hadir..., hanya titip salam. Aiyh, pengen banget deh besok foto mas ganteng itu... Makasih ya mas, insha Allah berkah buat panjenengan... Aamiin..

Senang sekali kita bisa berbagi dengan sesama. Mudah-mudahan, acara berbagi bersama keluarga ALTIC akan lebih banyak lagi dan lagi....

Not Just Brotherhood, We Are Family...

We Are Family...

Dari kita untuk mereka..

Thank you para pendukung acara... buat adik-adik terkeceh

Kita...

8.19.2015

MILAH MILIH RUMAH RAMAH

Udah sejak jaman kapan tau, emang udah dibilang bahwanya kebutuhan primer itu ya sandang, pangan dan papan. Baju, makan dan rumah lah kalau bahasa kita. 3 hal itu tadi emang kalo nggak ada ya susah ya mau hidup normal. Normal lho ya. Secara bisa aja, hidup tanpa baju tapi ya siap-siap aja dibilang orang gila. Bisa juga hidup nggak makan, tapi nggak selamanya kan? Lah bisa mati sih kita. Nah, rumah alias sebenernya kayaknya sekarang sih ini maksudnya tempat tinggal. Mau rumah, mau kost, mau ngontrak, yang penting tempat teduh dari panas dan hujan. Eciyeee, ini mah bahasa jaman sekolah banget ini...

Perumahan (sumber gambar : http://tangofoxtrot.net )

Postingan kali ini, saya mau share, beberapa pengalaman saya dalam mempertimbangkan untuk memilih rumah sendiri. Punya uang untuk beli rumah? Alhamdulillah wa syukurillah ya..., bersyukur banget harusnya. Belum punya uang cukup buat beli rumah? Nabung yuk. Bismillah aja deh, kalau udah niat, in shaa Allah dikasih jalan sama Allah untuk punya. Aamiin ya Robbal Alaamiin... 


Budget. 

Penting banget untuk milih rumah yang kita impikan tapi sesuai dengan budget yang kita milikin ya. Misalnya aja punya uang sebesar Rp 500 juta, ya cari rumah yang seharga itu ya. Jangan budget Rp 500 juta, tapi nyari rumah yang harga Rp 750 juta. Aseli ini nggak akan jadi kenyataan. KPR sisanya? Itu sih lain hal yah. Pun kalau mau di KPR-in, kita punya budget untuk mencicil perbulannya. Dari mana tau harga pasaran rumah? Cari aja di internet. Banyak kok. Sekarang udah banyak situs yang ngejualin rumah baru, rumah bekas, juga sewa. Dulu, saya sempat juga nyari-nyari via situs-situs itu. 


Lokasi.

Pertimbangan lokasi dalam memilih rumah ya, mba dan mas... Lokasi yang strategis alias dekat ke pusat kota, biasanya jadi tempat favorit tuh. Kenapa? Soalnya enak donk kan ya, kemana-mana deket dan nggak perlu susah payah. Misalnya aja niyh, kalau kita tinggal di Slipi, kan deket tuh mau ke Grogol, mau ke Semanggi, mau ke Sudirman, bahkan ke Cawang juga nggak terlalu jauh. Aseli ini sih dibanding dari Joglo ya. Wkwkwk... Nah, kalau ketemu lokasi rumah yang strategis alias deket kemana-mana, langsung pilih aja. Tapi niyh ya, biasanya sih kalau rumah yang berada di lokasi strategis begini, harganya membumbung tinggi. Asal sesuai sama budget sih no problem kok.


Infrastruktur.

Hal lain yang kemarin kita pertimbangkan dalam milih rumah, infrastruktur yang tersedia. Jalan, air, listrik, dan sekarang malah mikirin jaringan internet harus udah available. Nah, kalau saya pribadi, kemarin milih rumah yang infrastruktur-nya emang udah ready to use lah. Udah males lagi ngarep-ngarep sama infrastruktur yang belum jadi dan "nanti" bakal ada. Liat yang di depan mata ada, kalau sesuai yaudah sih bungkus aja. Kemarin ya, perumahan yang kita pilih kebetulan belum ada jaringan PAM aja sih. Sementara PLN udah masuk. Jaringan First Media juga udah ada. Telkom? Nggak penting lah itu, jaman sekarang udah pakai mobile phone


Akses.

Nah, seru kalau bicara yang ini... Jaman sekarang ini, yang mana daripada jalanan pada macet semua, kadang jadi susah juga ngomongin tentang akses. Yaudah sih, jalanan mah dimana-mana macet. Mau pake apaan juga ya macet. Tinggal aja sewa helikopter, kalau nggak mau macet. Tapi tetep saya mah, namanya juga usaha, ya nyari rumah yang aksesnya gampang dituju. Kalau bisa, cari yang deket pintu masuk jalan toll dan pastinya deket sama stasiun KRL. Iyes banget, jaman sekarang, transportasi KRL udah penting yah. Nggak mampu lagi ngadepin macet, yaudah cuss pilih pakai KRL. Nah, kan lumayan kan kalau rumah deket stasiun, bisa naek kereta ke tempat kegiatan. 


Status Tanah.

Udah dapet rumah yang disukain? Jangan lupa ya, ceki-ceki suratnya. Ini penting banget. Secara kita beli barang yang harganya bukan ratusan ribu rupiah dan kalau hilang besok bisa bikin lagi atau beli lagi. Urusan tanah dan surat menyurat bukan hal kecil, pemirsaaah budiman. Mungkin kalau belinya dari pengembang dan mau KPR, nggak terlalu berat untuk urusannya. Pihak Bank pasti akan ceki-ceki itu surat lah. Nah, kalau yang beli pribadi ini, hati-hati 100 kali deh sama urusan surat menyurat. Nggak mau kan, kalau ternyata rumah yang kita beli itu sertifikat tanahnya ternyata bodong atau palsu? Pait deh kalao udah urusan tipu menipu tanah. 


Lingkungan.

Rasakan lingkungan-nya ya sebelum membeli rumah. Saya pribadi, nggak terlalu suka sama lingkungan yang agak ramai. Saya seneng sama yang agak sunyi senyap, nggak berisik. Bisa istirahat soalnya. Ya namapun rumah, buat istirahat lah ya. Eh tapi kan ada juga beberapa orang yang seneng sama lingkungan yang rame toh? Nah, silahkan dipilih sesuai dengan hati kita ya... Biasanya sih ya, kalo masalah lingkungan ini ada semacam chemistry yang di dapat. Nah, secara rumah yang kami pilih ini, alhamdulillah cocok dengan yang kita pilih, sepi tapi bukan kuburan.

Pilih rumah yang cocok sama kita yaaa... (sumber gambar dari : https://memoirs4mymunchkins.wordpress.com)

Rumah Baru atau Rumah Second...

Nah kalo ini sih tinggal selera masing-masing aja. Semua orang pasti sih maunya dapet yang baru. Tapi kalaupun nggak bisa dapet yang baru, pasti yang second juga ngga apa, kan? Yang penting masih layak. Emang kalau rumah second pasti perlu biaya untuk renovasi. E tapi ya jangan salah, rumah baru biasanya juga perlu buat nambah ina inu. Kecuali kalau rumahnya dibangun sendiri sesuai dengan design kita. Bikin rumah sendiri pun pasti biasanya perlu tambah ina inu lagi. Budget bisa membengkak, pemirsa... macam perut ibu-ibu hamil. Biasanya bengkak malah sampai 30%. Jadi, siapkan saja budgetnya... huhuuuy...


Beli rumah baru? Cek developernya..

Nah, ini urusan yang nggak kalah pentingnya, yaitu urusan pengembang alias developer. Apakah pengembangnya bisa dipercaya, sudah punya nama, atau baru kemarin sore? Ceki-ceki ya. Soalnya sekarang banyak pengembang yang nggak punya modal, nakal atau resse'. Udah bayar DP, tapi belum dibangun. Udah mau penuh pembangunan rumahnya, tapi fasilitas nggak dibangun. Pengembang besar belum tentu bagus lho, tapi pengembang baru kemarin sore juga kadang ada yang bisa diandalkan. Eia, sekarang juga lagi musim, pengembang-pengembang pribadi. Bangun rumah yang palingan satu cluster isi 10 rumah atau 15 rumah.

Last but not least, feeling harus tetap jalan ya, untuk milih rumah. Milih rumah itu emang cocok-cocokan dan jodoh-jodohan. Kalaupun cocok, belom jodoh, ya nggak dapet. Kemarin ini, dari sekitar 13 lokasi rumah yang kita survey, akhirnya nyantol di 1 lokasi rumah yang menurut kita itu yang terbaik dan sesuai dengan kita. IMHO ya, milih rumah itu sangat butuh ketelatenan. Beli yang sesuai banget sama kita ya, biar nggak nyesel di kemudian hari. Jual beli rumah soalnya nggak gampang... 

Selamat memilih rumah ya... Semoga sharing saya ini bermanfaat.

8.05.2015

KINCLONG di DOVENTI AUTOCARE

Alhamdulillah, sudah masuk bulan Agustus, bentar lagi udah mau 17 Agustus-an, pasti Jakarta akan meriah. Pastinya kan ya, 17 Agustus di Indonesia ini akan ramai sekali. Biasanya akan ramai di acara perlombaan menyambut Hari Ulang Tahun Republik Indonesia. Apalagi tahun ini RI merayakan HUT-nya yang ke-70. Waaaw banget, bulet angkanya. Makin meriah deh perayaan. Nah, kali ini, di postingan ini, saya akan mereview hasil kerja Doventi Autocare. Doventi Autocare ini workshop tempat buat bersihin mobil. Specialis lah kalo saya bilang mah. Kita udah nyobain bersihin mobil di sini, makanya saya mau berbagi pengalaman...

Lha terus hubungannya sama HUT RI ke 70 apaan ya? Nggak ada kok. Itu cuma nyambung-nyambungin aja. Hahahaha... Yuk lah langsung aja ke TKP. 

Ceritanya, emang udah dari kemarin touring ALTIC ke Kuningan Cirebon, mau masukin mobil ke Doventi. Ehm, sebenernya nyari salon mobil aja sih, nggak mesti Doventi (ini awalnya). Secara mobil udah kita pakai hampir 5 tahun, dan belum pernah kita masukin ke salon mobil. Hahahaaa, jorok banget ye kita? Astaghfirullah... *ngikik. Nah, alhamdulillah banget ya, karena kita gabung di komunitas ALTIC, yang kebetulan menjalin kerjasama, persatuan dan kesatuan permobilan, ternyata member ALTIC kalau nyalon mobil di di Doventi Autocare dikasih discount. Uhuuuy, coba ya, pucuk dicita, ulam pun tiba. Jangan tanya kalau soal discount sama emak-emak ya, udah pasti langsung berdiri kupingnya nyosor aja...

Bukan ibu-ibu juga namanya, udah dapet kabar tentang discount, trus nggak nanya sana sini minta informasinya. Detail! Udah paling ngeri emang urusannya kalau dikasih harga murah, trus barangnya jelek atau expired. Nah begitu juga dengan urusan persalonan mobil ini. Jangan-jangan dikasih murah, tapi ternyata pelayanan minim. Kasak kusuk mulai terjadi, tanya sana sini sama yang udah duluan nyalon mobilnya ke Doventi. Taraaa... jeng jeng jeng, dari 5 orang yang saya tanyain, ternyata mereka ngejawab "memuaskan" semua. Alhamdulillah... Maka tak kuragukan lagi langkahku ini menuju workshop Doventi Autocare di Jl TB Simatupang (deket Klinik Mata Nusantara). 

Ngintip akun Doventi di Instagram, @doventi_autocare untuk lihat hasil-hasil pekerjaan di sana. Trus ninguk-ninguk juga nomor telepon workshop. Alhamdulillah, admin WA Doventi, ramah banget. Nanya jam buka, ternyata pk 09.00. Hari apa aja bukanya? Tiap hari buka, kecuali Jumat. Jumat Doventi tutup ya ternyata. Nanya harga paket, juga dikasih tau sama admin WA. Pokoknya mantab deh informasinya. Sip deh, yang penting kita udah dapet ancer-ancer harga sama paket bersih-bersih yang mau kita ambil. Kebetulan, saya mau ambil paket yang bersihin body, interior dan mesin. 

Sabtu kemarin ini, akhirnya cuss anter mobil ke Doventi. Pagi-pagi udah nyampe di Simatupang sana, bahkan pintu pagar Doventi belum dibuka juga. Nyahahahaa... iyelah, secara Sabtu mah kalo siang dikit juga bakalan dah kayak apaan tau tuh macet. Sampe sana, langsung deh jelasin kalo kita mau ambil paket Platinum Wash dan Interior. Ini ngerjain dua paket ini cukup lama lho. Dijelaskan sama team disana, baru selesai pukul 15.00. Baiklah, cuss pulang aja kalo gitu, nunggu di rumah. Ntar dateng biar udah kayak mimpi, mobil udah bersih dan rapih. Syukur-syukur ya... itu mobil kita udah ganti jadi pesawat terbang. Nyahahaahah! EH tapi mah kalo mau nunggu disana ya boleh aja lho, disana ada tempat nunggunya kok. Males nunggu di Doventi, tapi rumah jauh? Ya bolehlah main ke PIM, Poins, Citos... 

Tepat pkl 15.00, admin WA Doventi nelpon kita, kasih tau kalo mobil kita udah selesai dibersihin dan siap diambil. Siaaap, cusss berangkat dah, ambil pesawat kita... 

Sampe di Doventi lagi. Tercengang sama hasilnya. *melongo *nganga ... huaaaa, bagus bingit, bersih bingit, kinclong bingit mobil kita. Keren abis! Ya emang sih nggak mungkin kayak mobil baru banget yang keluar dari dealer, tapi untuk ukuran mobil tua yang kita pakai (namun amat sangat ganteng), itu sangat luar biasa. Body licin, mulus, bersih dan mengkilap. Bagian dalam? Jangan ditanya... bersih banget lah pokoknya. Nih deh langsung aja liat hasil pekerjaan temen-temen di Doventi Autocare.

Interior 1
Interior 2
Jok-nya kinclong
Bersih bersinar
Mengkilaaap
Mesinnya udah bersih lho

Lalat aja kepleset :p

Good job banget deh Doventi Autocare, kita puas banget sama pelayanannya. hasilnya memuaskan begini, nggak rugi sama sekali. Makasih ya Doventi, mudah-mudahan bisnisnya lancar dan sukses selalu... 

8.01.2015

LEBARAN 2015 - 1436 H

Alhamdulillah ya... dikasih kesempatan lagi untuk merasakan lebaran di tahun ini. Setiap bulan Ramadhan mau berakhir, pasti yang ditanyakan adalah "Apakah bisa merasakan Ramadhan tahun depan?" Bulan berkah banget buat setiap Muslim di seluruh dunia. Yah, Alhamdulillah ya, tahun ini kita bisa merasakan bulan berkah itu sampai lebaran pun.

Selamat Lebaran ya... Maafin lahir batin... 

Seperti biasa, karena semua keluarga inti kita ada di Jakarta (areanya Barat pula), jadilah kita nggak punya acara mudik balik kampung. Jalan-jalan keluar kota pun enggak. Udah ngeri liat laporan lalu lintas di jalan yang macet itu, jadi sakit perut, jadi mending kita nikmatin kota Jakarta yang sepi ini aja. Ini lebaran pertama, tol Cipali (dari Jakarta sampe Cirebon) dioperasikan, makanya orang antusias banget pada mudik. Kita? Tetap di Jakarta aja. Aseli kan ya, Jakarta emang sepi banget kalo pas lagi lebaran. Nggak ada yang ngalahin sepinya lagi lho. Bahkan tahun baru Jakarta juga masih lebih rame dibanding lebaran. Seru kan ya, nikmatin jalanan Jakarta (ehmm, kayaknya lebih tepat kota Jakarta) yang sepi ini. Horrreee banget lah pokoknya... 

Walau katanya kita cuma di Jakarta aja, ada lah kita jalan-jalan sedikit ya. Apalagi si bocah lagi liburan. Jadi kesempatan juga jalan-jalan dikit, jalan-jalan yang nggak pake macet, dan jalan-jalan yang nggak ngeluarin banyak duit (hahahaaa, ini teteup ya : pelit!). Kemana aja yak kita selama liburan lebaran ini...


Pertama...

Main ke Bogor, naik KRL yang pulang pergi bayarnya cuma Rp 20.000. Ahahaha... Yups, liburan kemarin menyempatkan diri naik KRL ke Bogor. Berdua doang, saya dan Nares. Bapaknya? Udah masuk kerja. Biarkanlah kami berdua ngelayap sederhana. Kita pakai KRL ke Bogor, naik dari Stasiun Juanda, karena kita parkir mobil di Stasiun Juanda. Kenapa nggak dari Palmerah aja yang deket? Soalnya kalo berangkat dari Palmerah, bingung mau parkir mobil dimana, sementara pulangnya mau belanja. Jadilah kita parkir di parkiran area PT KAI Stasiun Juanda. Bayar parkirnya, sejam Rp 3.000 perak. KRL ke Bogor, langsung dari Juanda, nggak pakai transit lagi. Karena masih liburan lebaran, tambah lagi kita jalan-jalan di jam kerja, maka KRL dalam keadaan kosong alias sepi. Cihuy banget. 


Soto Mie di Samping Stasiun
Kasih makan Rusa
Rusa cakep ya...

Sampai di Bogor, kurang lebih setelah 50 menit perjalanan, sempet ngetem lama sebelum masuk Stasiun Gambir karena lagi peak traffic orang mau balik ke kota masing-masing setelah lebaran. Setelah sampai di Bogor, kita berdua nyobain makan Soto Mie di samping Stasiun Bogor. Tadinya mau makan yang lain alias yang jelas harganya, tapi ya masa udah sampe Bogor, makannya yang nggak khas Bogor? Makan soto mie berdua sama Nares, Rp 20.000 aja udah sama minum. Rasanya? Biasa banget aja. Standard banget. Yang penting perut nggak kelaperan ya...

Abis makan soto mie, kita jalan ke Kebun Raya Bogor. Nggak terlalu jauh, sekitar 15 menit lah jalan santai dari Stasiun Bogor. Kita nggak masuk kok. Kebetulan pas deket situ ada orang lagi rame-rame kasih makan rusa. Jadilah kita iseng-iseng juga kasih makan rusa itu. Beli seplastik wortel seharga Rp 5.000 saja. Seru banget, rusanya pada seneng makan wortel dan mereka lahap banget makannya. Setelah seplastik wortel habis, saatnya kita balik ke Stasiun untuk kembali ke Jakarta. 


Kedua...
Soto Mie, Es Kelapa Muda, dan Pemancingan - TangSel

Kegiatan liburan kita yang lainnya adalah, jalan-jalan ke Tangerang Selatan? Ngapain ke Tangerang Selatan? Silaturahmi aja sih. Tapi niyh ya, perjalanan ke Tangerang Selatan kali ini kita menemukan tempat yang seru. Iye, tempat makanan siyh pastinya. Hahaha... Soto Mie! Iya, karena kemarin waktu ke Bogor kurang puas sama Soto Mie samping Stasiun, jadilah kita mampir sebuah warung makan Soto Mie di TangSel ini. Namanya Soto Mie, Mang Joey. Seporsi, bersama nasi harganya Rp 16.000 aja. Belum termasuk minum. Disini aja jual es kelapa muda, mau yang gelas ataupun yang batok ada. Harga per batok-nya Rp 10.000. Enaaaak lah... Lebih enak dari Soto Mie kemarin yang Stasiun. Murah, meriah, enaaak. Nah, di sini juga, ada tempat pemancingan ikan. Cocok banget tuh tempat. Parkiran mobil? Ada lah buat 7 mobil. 


Ketiga...
Pengennya naik Bus Tingkat...
Akhirnya naek TransJakarta aja...

Nah, liburan kali ini kita juga menyempatkan diri untuk menjajal Bus City Tour yang punya DKI itu. Secara kemarin sebenernya pas ke Bogor, Nares bilang pengen naik bus tingkat. Tapi berhubung udah keburu teler dari Bogor, saya pending aja naik Bus tingkat City Tour. Jadilah kita merencanakan naik bus tingkat sama bapaknya. Kita parkir mobil di Sarinah, dan nyegat bus dari Halte Sarinah. Apa yang terjadi, pemirsa... ternyata penonton kecewa. Iyes, ini mau naik bus tingkat nggak ada antrian. Kita diselak melulu, karena sistemnya berebutan naik. Yang sigap bawa badan doank, bakalan cepet masuk dan kita yang bawa anak-anak, alamat belakangan dapetnya. Bahkan kita sampe 3x bus-nya dateng, nggak kebagian seat. Bus tingkat ini nggak bolek berdiri penumpangnya dan kapasitas penumpang paling sekitar 30 orang. Iye udah deh, kita nggak jadi naek bus tingkat, kita naek bus TransJakarta aja. 


Keempat...

Liburan, kita juga nyempetin diri (saya dan pak suami siyh), nonton film mba Nadia Asmara yang judulnya Surga Yang Tak Dirindukan. Yang main, Fedi Nuril, Laudya Cinthya, Raline Shah. Bagus dari segi akting-nya. Yang main emang jagoan dah. Kalau dari segi alur cerita, ya so-so aja sih sebenernya. Film ini tentang suami yang berpoligami, tapi istrinya akhirnya menerima. Hiks hiks, kalo dalam dunia beneran, kayaknya nggak ada yang bisa begitu dah. Ehm, akh yasudahlah. Oiya... film ini setting tempatnya bagus-bagus. Tapi bukan yang luar biasa kok... Lumayan lagh buat ditonton, sempet terenyuh saya mah. Hihihi... 

Jadi, liburan kita murah meriah banget yaaa... ;) 

KURIKULUM SD KINI... JAHARA DEH...

Buat ibu-ibu yang selalu mendampingi anak-anaknya belajar, pasti paham banget kalau materi pelajaran sekarang ini berat sekali. Ehm, apa ja...

Popular Post