9.21.2016

MUDAHNYA URUS AKTA KELAHIRAN dan KARTU KELUARGA

Berbagi itu indah... apa aja dah yang bisa dibagi, asalkan halal, mari dibagi. Kali ini saya mau bagi-bagi cerita (seperti biasa), gimana caranya urus atau mungkin lebih tepatnya bikin surat Akta Kelahiran anak. Baru kali ini (di saat anak sudah tiga), saya urus sendiri Surat Akta Kelahiran si bocah.

Lha kemarin yang dua anak, piye bikinnya? Hmmm... joki, ciyn! Bahahahaha! Waktu jaman Nares, yang ngurus Akta Kelahiran, dari pihak RS (bayar sekian ratus ribu dan jadi). Waktu jaman Nara, yang ngurus Akta Kelahiran ada pengurus RW yang berbaik hati. Sekarang, karena saya pengangguran, makanya mau urus sendiri aja. Belajar... kali aja bisa jadi joki ngurus Akta Kelahiran... *kunyah bubble tea. Eh tapi ya, ini siy sebenernya karena pihak RS sekarang udah nggak mau lagi ngurusin bikin Akta Kelahiran, makanya mau nggak mau ngurus sendiri deh.

Ngurus Akta Kelahiran ternyata gampang banget kok, nggak pakai susah dan berbelit-belit. Sekarang apalagi jamannya koh Ahok jadi DKI-1, nggak main-main punya, urusan di kelurahan dan kecamatan nggak bisa sembarangan jadi permainan. Salah-salah ehm main-main maksudnya... kalo petugas main-main sama penduduk jelata macam saya ini, tinggal laporin via aplikasi Qlue, kelarlaaah... kelar riwayatnya di instansi pemerintahan.

Udah siap mau bikin Akta Kelahiran adik bayi? Nih langkah-langkahnya...


Lapor ke RT setempat untuk mendapatkan Surat Pengantar

Ini hal pertama banget yang harus dilakukan. Mintalah Surat Pengantar dari Pak/Bu RT kita. Tapi jangan lupa ya..., kalo mau minta Surat Pengantar RT pun harus bawa: 
   1. Surat Keterangan Lahir dari RS (asli)
   2. Kartu Keluarga (KK) - copy
   3. Surat Nikah - copy
   4. KTP suami dan istri - copy

Itu semua lampiran yang harus ditunjukan ke RT. Surat Pengantar ini nanti harus dilanjutkan untuk mendapatkan tanda tangan dan stempel pak/bu RW. 

Nah, yang perlu diperhatikan adalah, Surat Pengantar-nya nanti dapetnya 2 ya... karena yang satu adalah Surat Pengantar untuk membuat Akta Kelahiran dan yang satunya lagi Surat Pengantar untuk membuat/merevisi KK (karena ada tambahan anggota keluarga baru). Kalau menurut informasi dari pak RT saya, ini karena sekarang di Akta Kelahiran harus sudah ada Nomor Induk Kependudukan (NIK). Makanya, bikin KK dulu baru bisa bikin Akta Lahir.

Selesai Surat Pengantar Akta dan KK, saya lanjut ke Kelurahan Palmerah...


Lapor ke Kelurahan untuk Pembuatan KK dan Akta Kelahiran

Yuk lanjut proses di Kelurahan. Sampaikan ke petugas PTSP di Kelurahan, kalau kita mau bikin Akta Kelahiran si bocah, serahin aja semua Surat Pengantar Akta dan KK ke petugas. Nah, untuk yang dokumen Akta Kelahiran, jangan lupa siapkan 2 (dua) paket berkas:
   1. Surat Pengantar dari RT dan RW (asli)
   2. Surat Keterangan Lahir dari RS (copy) 
   3. Cap kaki bayi saat lahir dari RS (copy)
   4. Surat Nikah Orang Tua (copy)
   5. KK (copy)
   6. KTP orang tua anak - suami dan istri (copy)
   7. KTP 2 orang saksi (copy)

Kalau berkas diatas sudah lengkap, nanti petugas PTSP akan terima dan selanjutnya untuk dibuatkan Surat Pengantar membuat Akta Kelahiran kepada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Jakarta Barat. Jadi, di Kelurahan itu hanya untuk membuat pengantar-nya ya, bukan untuk menjadi sebuah Akta Kelahiran. Setelah menyerahkan berkas diatas, seminggu kemudian saya disuruh datang kembali.

Datang kembali ke Kelurahan, seminggu setelah masuk berkas yang pertama, ternyata Surat Pengantar untuk bikin Akta Kelahiran dari Kelurahan sudah jadi, berikut dengan KK yang baru juga. KK-nya sudah ada nama adik bayi berikut dengan NIK-nya. Nah, KK yang baru ini, harus di tanda tangan Kepala Keluarga dan RT (tanda tangan dan stempel), baru kemudian diserahkan kembali ke Kelurahan. Mari kita pulang, minta tanda tangan pak suami dan pak RT...

Setelah lengkap tanda tangan pak suami dan pak RT di KK yang baru, saya kembali ke Kelurahan, untuk meminta tanda tangan pak/bu Lurah Palmerah. Setelah KK kita ditandatangani Kepala Keluarga dan RT, kembalikan ke Kelurahan dan selanjutnya ditandatangani pak/bu Lurah. Cepet kok, cukup 1 hari saja. Kebetulan waktu itu saya masuk berkas hari Jumat, maka datang lagi hari Senin dan taraaaa... sudah ada.

Lengkap sudah urusan di Kelurahan. Surat Pengantar untuk bikin Akta Kelahiran ke Disdukcapil Kecamatan dan Kartu Keluarga.

Kelurahan Palmerah kini canggih lah pokoknya...


Ajukan berkas Akta Kelahiran ke Kecamatan

Langkah selanjutnya, mari masukkan berkas-berkas untuk membuat Akta Kelahiran di tingkat Kecamatan. Jadi, sebenernya kita cukup antar berkas saja ke Disdukcapil di tingkat Kecamatan. Nanti petugas Kecamatan yang akan bawa berkas kita ke Disdukcapil Jakarta Barat. Cihuuuuy kan yesss...? Aman lah pokoknya. Asal berkas lengkap, nggak perlu amsyong. Nah, untuk di tingkat kecamatan ini, kelengkapan berkas bikin Akta Kelahiran:
   1. Surat Pengantar untuk membuat Akta Kelahiran dari Kelurahan (asli)
   2. Surat Keterangan Lahir dari RS (copy dan asli)
   3. Cap kaki bayi saat lahir dari RS (copy)
   4. Surat Nikah Orang Tua (copy)
   5. KK yang baru (copy)
   6. KTP orang tua anak - suami dan istri (copy)
   7. KTP 2 orang saksi (copy)

Setelah berkas kita diperiksa oleh petugas Disdukcapil Kecamatan dan sudah lengkap, kita diminta untuk mengisi formulir untuk data-data. Info aja nih, kalau yang mengurus Akta Kelahiran bukan orang tua sang anak alias perwakilan, perlu membuat Surat Kuasa bermaterai. Ini saya karena orang tuanya langsung, jadi nggak perlu Surat Kuasa. Setelah isi formulir dan dinyatakan sudah beres sama petugas Kecamatan, maka kita akan dikasih tanda terima berkas. Tanda terima ini nantinya akan dipergunakan untuk mengambil Akta Kelahiran yang ditargetkan jadi 2 minggu setelah berkas kita masuk.

2 minggu lewat 1 hari. Mari ambil Akta Kelahiran si adek... Begitu datang ke Kecamatan, serahkan Tanda Terima yang kita punya, dan taraaa... Akta Kelahiran si baby bala bala sudah ada. Grateish dan nggak pakai ribet. Asal berkas lengkap, express kok jadinya. Calo? Udah nggak ada. Ya orang ngurusnya juga gampang banget. 

Well done, alhamdulillah beres... Siap jadi joki Akta Kelahiran... anyone...? Bahahahahaha.....


Kantor Kecamatan Palmerah
Pelayanan Terpadu yang banyak membantu

Rangkuman proses bikin Akta Kelahiran:

1. Ke RT - RW setempat bikin Surat Pengantar (Akta dan KK)
2. Bawa Surat Pengantar dari RT ke Kelurahan
3. Surat Pengantar Akta jadi berikut KK baru jadi juga
4. Tanda tangan KK baru oleh Kepala Keluarga dan RT (berikut stempel RT)
5. Balikin KK yang sudah ditandatangani ke Kelurahan, untuk ditandatangani Lurah
6. Ambil KK yang sudah ditandatangani Lurah
7. Bawa Surat Pengantar Akta dari Kelurahan, berikut dengan KK baru ke Kecamatan.
8. Masukin berkas Akta Kelahiran ke Disdukcapil Kecamatan.  

9.13.2016

JALAN-JALAN SINGKAT DEKAT PADAT

Tujuh Belas Agustus Tahun Empat Lima...
Itulah Hari Kemerdekaan Kita...
Hari Merdekaaa... Nusa dan Bangsaaa... 
Hari Lahirnya Bangsa Indonesia...  
Mer... de... kaaa....!!!


Alhamdulillah, ini negara umurnya sudah 71 tahun, dan masih bertahan walaupun dalam kondisi yang berat. Mungkin terseok-seok atau mungkin terengal-engal. Yah, tapi setidaknya rakyatnya masih punya semangat untuk ngelanjutin hidup. Atau bahkan banyak yang masih bersemangat untuk membangun bangsa dan negara ini. Saya? Semangaaat donk, semangat jalan-jalan pastinya... Ya ampuuun, ini 17-an udah lewat mau sebulan, masih aja nulis cerita bulan lalu...

Mumpung libur, walaupun sehari, yuk lah cuss pergi ke tempat wisata. Yang deket aja nggak apa, yang penting happy semua. Jadi emang sebenernya mau jalan, tapi terms and condition-nya banyak banget niy... Pertama, nggak mau nginep karena emang libur cuma sehari. Kedua, nggak mau jauh-jauh dari Jakarta. Ketiga, nggak mau yang macet-macet karena pasti bete tuh bocah. Keempat, nggak mau yang sumpek alias banyak orang kayak cendol. Kelima, mau yang tempat murah meriah karena diluar budget jalan-jalan liburan beneran kita.

Pilih pilih sana sini sono, akhirnya kita putuskan untuk main ke Waduk Jatiluhur. Pertimbangan milih tempat ini adalah karena e karenaaa... Pertama, jarak dari Jakarta nggak terlalu jauh (liat di google maps cuma sekitar 60km). Kedua, aksesnya gampang banget, masuk toldakot Slipi, keluar langsung exit Jatiluhur via toll Cipularang. Ketiga, kecil kemungkinannya macet karena yang macet biasanya Bogor dan Puncak (ini kayaknya cuma feeling saya aja siyk). Keempat, ada yang mau nostalgia juga (nah ini emak saya punya gawe..., katanya pengen liat Waduk Jatiluhur, tempatnya study tour dulu dari kampus).

Bungkusss...

Team Lengkap ke Waduk Jatiluhur
Foto keluarga latar belakang waduk, tanpa si bayi yang ditinggal di rumah
Di pinggir waduk Jatiluhur
Pemandangan syantik, lhoo....

Rabu, 17 Agustus kita berangkat. Perjalanan Slipi - Waduk Jatiluhur lancar jali, pemirsa... Cukup 1 jam dan 30 menit saja. Padatnya pas di Kecamatan Jatiluhur aja tuh ya, karena mau persiapan pawai 17-an. Tapi cingcai kok padatnya, masih bisa jalan. Sampai di kawasan wisata waduk Jatiluhur, alhamdulillah nggak padat. Sepi dan sepi ajeee... Oia, masuknya bayar. Tiket masuk kawasan wisata adalah sebesar Rp 15.000 per orang (anak umur 2 tahun ke atas dihitung juga) dan mobil Rp 20.000/mobil. Jadi kemarin kita berlima Rp 95.000 kena-nya. Ini belum termasuk biaya parkir di dalamnya.

Saya parkir mobil yang bener banget deket pinggir danau (dulu bareng sama rombongan ALTIC juga pernah kesini). Udahlah siyh di dalam kita cuma duduk-duduk dan lihat-lihat. Bapak ibu saya kebetulan bawa bangku lipat sendiri, karena nggak bisa duduk di bawah. Sementara saya dan anak-anak sih duduk sebisanya aja. Duduk di pinggir waduk ini, ada yang nawarin naik perahu keliling danau, per orang kena Rp 20.000 dan 1 perahu itu bisa buat 12 orang katanya. Kalaupun mau sewa sendiri, boleh lah Rp 150.000. Tadinya mau juga siy naik perahu, tapi si ibu ternyata nggak mau.

Di lokasi wisata waduk Jatiluhur ini, ada beberapa tempat makan juga. Di pinggiran danau, ada yang enak kata temen saya. Makanan yang dijual ikan bakar gitu. Harganya juga nggak mahal. Tapi ternyata, ada juga rumah makan terapung di waduk. Kalau mau kesana ya harus sewa pakai perahu tadi. Kita nggak makan disini, soalnya waktu itu belum jam-nya makan siang. Skip makan di dalam lokasi waduk. Cuuusss pk 11.00 dari Waduk Jatiluhur.

Tujuan berikutnya adalah Giri Tirta Kahuripan. Nemu ini tempat baca-baca juga dari blog, katanya salah satu objek wisata yang bisa dikunjungi kalau ke Purwakarta. Cusss pakai Waze, Waduk Jatiluhur ke Giri Tirta Kahuripan, estimasi waktu tempuh 45 jam aja. Sampe juga akhirnya ke Giri Tirta Kahuripan. Jalanannya bagus siyh, nggak sempit, cuma waktu itu lagi ada bikin got, jadinya agak pelan sedikit jalannya. Jalannya menuju ke Giri Tirta ini, udah mendekati TKP, separo badan jalannya kemarin dipake untuk jemur padi sama penduduk setempat, jadilah kita agak susah jalannya. Gantian deh kalo ada mobil lewat berlawanan.

Sampai di Giri Tirta Kahuripan, untungnya nggak padat banget. Mudah sekali cari parkir. Bayar parkir Rp 5.000 aja seharian.

Nunggu wara wiri di Giri Tirta Kahuripan
Mobil wara wiri-nya

Giri Tirta Kahuripan itu apa?

Pemandangannya kurang keliatan ya...

Ceritanya Giri Tirta Kahuripan yang saya kunjungin itu ada agrowisata dan ada kolam renangnya. Karena saya nggak niat berenang, jadi saya masuk yang agrowisata-nya aja. Masuknya per orang kena Rp 25.000 (anak umur diatas 3 tahun juga bayar). Di dalam komplek agrowisata ini, kita bisa keliling pakai mobil ala wara wiri di ancol itu... gratis. Tinggal nunggu aja mobilnya datang, kalo cukup ya naik kalo nggak ya tunggu mobil berikutnya aja. Keliling dengan mobil, kita bisa liat banyak pohon duren yang masih muda, ada juga beberapa kandang binatang (ayam, rusa, domba tanduk empat, dll). Mau turun di tengah-tengah juga bisa. Ada kolam renang minimalis dan ada macam gazebo-gazebo juga serta kantin. Saya nggak turun, lanjut aja sampai habis balik lagi.

Oia, kolam renang si Giri Tirta Kahuripan ini cukup terkenal lho, di dunia Instagram. Emang sih, view-nya ketjeh. Tapi masuknya bayar Rp 60.000 per orang. Di dalam kawasan kolam renang ini ada restoran. Kolam renangnya bukan waterpark ya. Emang dia cuma kolam renang aja. Cukup mahal sih kalau menurut saya untuk tarif kolam renang biasa. Tapi karena tempatnya di atas gitu, makanya jadi mahal lah ya.

Satu yang kurang dari tempat wisata ini, nggak ada toilet dengan closet duduk, semuanya closet jongkok. Ini sangat menyulitkan buat ibu saya yang belum bisa jongkok, untuk buang air kecil. Ada closet jongkok di area kolam renang, tapi ya harus bayar dulu masuk kolam renang tadi kalau mau pake toiletnya. Hmmm, Rp 60.000 untuk buang air kecil dengan closet duduk? Jujur aja emang, sepertinya designer area ini kurang friendly dengan akses-akses pengguna kursi roda, tongkat dan anak kecil.

Selesai di Giri Tirta Kahuripan pkl 13.00 dan kita langsung cuss balik untuk cari makan. Makan dimana? Udah hunting dooonk dan nemu yang namanya Ayam Ciganea. Tau rumah makan ini dari temen kantor dulu. Katanya enak. Kebetulan lokasinya dekat pintu toll mau arah balik Jakarta. Berangkat deh, menuju rumah makan ini. Lokasinya juga enak, di sebelah kiri jalan kalau dari Jatiluhur.


Ayam Goreng Ciganea
Mari makan...

Makan disini, recommend laaah... Ayam goreng, karedok, empal gorengnya enak. Tapi emang sambelnya maknyuuus... Yaaah, jadi laper lagi deh ngomongin ayam goreng. Kita makan berlima, dengan ayam goreng 3 potong, karedok, bakwan jagung, sambel, dan minum air kelapa murni 1 batok habis sekitar Rp 200.000. Worth-it menurut saya. Udah gitu, senengnya lagi, di rumah makan ini, di depannya ada toko oleh-oleh yang jual srimping panganan khas Purwakarta. Kita bisa jajan disitu deh.

Selesai liburan pendek sangat kami sekeluarga... Alhamdulillah, a very short trip tapi sangat menyenangkan. Nggak macet, dapet beberapa spot, dan makan enak. Moreover ya perginya karena sama orang-orang tersayang..

KURIKULUM SD KINI... JAHARA DEH...

Buat ibu-ibu yang selalu mendampingi anak-anaknya belajar, pasti paham banget kalau materi pelajaran sekarang ini berat sekali. Ehm, apa ja...

Popular Post