2.24.2019

KURIKULUM SD KINI... JAHARA DEH...

Buat ibu-ibu yang selalu mendampingi anak-anaknya belajar, pasti paham banget kalau materi pelajaran sekarang ini berat sekali. Ehm, apa jangan-jangan saya doang yang merasakannya ya? 

Ini emang berasa banget semenjak saya menjadi orang tua yang anaknya ada di TK. Dulu, waktu masih di TK, Nares udah kena yang namanya Calistung (Baca, Tulis, dan Berhitung). Agak kaget juga waktu itu, karena anak umur 5 tahun sudah diajarkan membaca, menulis dan berhitung... Tapi ya mau gimana tho? Emang bisa apa saya melawan? Saya, waktu dulu TK sih sama sekali belum kena yang namanya Calistung itu. Ya walaupun kena, tapi hanya sekedar pengenalan. Mengenal angka dan huruf. Belum sampai tahap yang bisa membaca, bisa menulis kata, dan menghitung.

Jaman sekarang...? Jangan tanya... anak-anak semakin dini diajarkan di sekolahnya...

Makin terasa ketika Nares masuk SD. Nares memang masuk SD yang tidak pakai test Calistung. Namanya juga masuk SD Negeri, nggak pakai test apa-apa pun. Syarat masuk SD Negeri hanya umurnya sudah memenuhi syarat. 7 tahun adalah syarat masuk SD Negeri, lewat 7 tahun, lebih mudah, dan kurang sedikit ya tunggu nasib. Ceki-ceki deh, buat yang mau masuk SD Negeri di sini. Mudah-mudahan masih update ya...

Beda ya, kalau mau SD swasta, banyak syarat-syaratnya. Beberapa memang menerapkan test baca tulis hitung untuk masuk SDnya. Memenuhi nilai pada test, bisa masuk. Nilai kurang, ya udah lah ya... selamat jalan kekasih, sampai jumpa pada kesempatan berikutnya... 
😆😆😆

Cerita dikit ya... waktu jaman saya SD, masuknya nggak pakai test nggak pakai apapun. Masuk kelas 1 SD, saya baru diajarkan membaca, menulis, dan berhitung. Bu Guru saya (nama beliau adalah Ibu Cut), dengan sigapnya mengajarkan anak-anak calistung. Iya banget, kesimpulannya, saya bisa baca nulis dan hitung itu ya waktu kelas 1 SD, bukan di TK. 

Jaman sekarang, di TK sudah pasti diajarkan calistung. Kelas 1 SD jangan ditanya lagi apa yang diajarkan. Ngeri banget lihatnya... E tapi karena SDnya Nares adalah SD Negeri, jadi bersyukur sekali masih mengajarkan calistung di awal masuk sekolah.

Sekarang, anak sya udah kelas 2 SD. Sebagai ibu yang selalu mendampingi anaknya mengerjakan PR di rumah, ngeliat materi yang diajarkan kelas 2 SD kok mengerikan sekali... Kelas 2 SD ini, anak-anak sudah diajarkan yang namanya konversi. Konversi berat dan konversi panjang. Agilak banget ini sih..., anak kelas 2 SD, sudah harus belajar konversi panjang, meter ke centimeter... konversi berat, dari kilogram ke gram lah... ke ons lah... ewww... percaya sama saya, orang tua aja ada kok yang udah pada lupa materi konversi ini. 

Kelas 2 SD lho, ini...
(gambar dari sini)
Parah abis deh ya..., jaman saya dulu, ini belajar konversi macam ini, kelas 4 dan 5 SD. Yups... ini juga setelah belajar perkalian yang sudah matang. Ketika perkalian sudah matang, hafal di luar kepala, baru belajar konversi macam begini. Pondasinya kuat dulu, baru nanjak naik ke atas. Ini sekarang gimana ceritanya? Perkalian belum habis dikupas, sudah dibantai sama pembagian, lalu dihantam lagi dengan konversi macam ini.. Gusti... 

Duh ya... apa perlu banget sih, anak seusia 8 tahun (mungkin ada beberapa yang masih jalan ke 8 tahun), belajar konversi berat dan panjang begitu? Apa perlu? Apa nggak lebih penting dia berkreasi? Mengaplikasikan ide-idenya yang cemerlang? 

Pertanyaan dari saya nih... siapa sih yang menyusun kurikulum anak SD itu? Sampai sebegitu beratnya? Apa penting bangget buat anak kelas 2 SD? Sejauh apa sih materi yang dikasih bisa diaplikasikan pada kehidupan mereka sehari-hari...

E btw, ini yang merasa keberatan, saya doank apa gimana sih...? Coba deh... mungkin ada yang merasa fine-fine aja gitu?

1.31.2019

LAMPUNG TRIP (dua)

Perjalanan ke Lampung di hari pertama, coba intip di sini  ya....

Hari kedua di Lampung, kita main ke pinggir pantai sajaaah... Nggak nyebrang ke pulau, gitu? Big no buat kita waktu itu. Musim kurang baik sepertinya, ada dengar berita kapal yang kena ombak besar. Umur dan nasib siapa yang tau sih emang ya, tapi kita waktu itu emang menghindarinya saja. Toh sebenernya, perjalanan liburan ke Lampung ini, kita cuma pengen nyobain nyebrang ke pulau Sumatera pakai mobil. Jadi, ban mobil kita sudah menyentuh pulau Sumatera. Hahahaaa, cetek banget emang ya, tujuannya.

Pilah pilih dari Jakarta, kita menuju Pantai Sari Ringgung. Sepertinya yang menjanjikan hanya pantai tersebut waktu itu. Tidak terlalu jauh juga dari penginapan - walaupun memang kota Lampung ini tidak besar, jadi ke mana juga dekat. Dari tempat penginapan ke pantai Sari Ringgung, ditempuh dengan 40 menit saja. Setelah sarapan sedikit, kita berangkat. Perjalanan asik-asik aja, jalanan bagus sekali. Sesekali ada lubang kecil - wajarlah. Tapi begitu masuk kawasan pantai, mulailah jalanan rusak. 

Masuk ke kawasan ini dikenakan biaya. Permobil hitungannya. Mobil kecil isi maksimal 5 orang, mobil sedang berkapasitas sampai dengan 7 orang, dan mobil besar serta bus. Mobil kita kena Rp 40.000 waktu itu. Tidak perduli berapa isi orang, yang penting per kendaraan dikenakan tarif segitu. Motor beda lagi tarifnya - nggak liat, hihihi... Jadi, kalau pakai mobil sedang isi 7 orang, ya cocok tuh murahnya. Nah, tapi walaupun masuk sini bayar, ternyata jalanannya nggak bagus ya. Nggak aspal sama sekali. Jadi, mobil ceper bin mapak, mendingan nggak usah coba-coba masuk sini ya...



Masuk kawasan, pose dokit ya ngajik-nya...

Gazebo Seratus Ribu Rupiah 😆

Yes - Foto Keluarga

Masuk kawasan, silahkan pilih tempat macam gazebo gitu. Banyak gazebo-gazebo yang bisa dipakai buat kita taro tas dan duduk-duduk. Bagus, bersih. Tapi jangan happy dulu, karena itu nggak gratis. Bayarnya bikin kita kaget karena buat kita, harga Rp 100.000 itu untuk sewa gazebo di tempat seperti itu ya muahal ya. Retribusinya ada kertasnya sih, tapi hanya selembar kertas copy-an yang siapa saja bisa bikin. Satu kata "yaudahlah..."

Cukup puas main di pantai ini, karena ada ayunan menjorok ke pantai yang kalau makin siang semakin itu ayunan tenggelam. Nah yang ini gratis. Pantainya cukup bersih dan cukup instagram-able lho... Waktu itu sih kita sampai di pantai Sari Ringgung ini jam 09.30 pagi, masih seru buat main ayunan. Begitu jam 11.00 udah susah lah mau main ayunan ini. Sudah mulai kerendam air laut dianya. Buat yang bawa anak-anak, jangan lupa bawa mainan serok ember yang buat di pasir ya... Seru banget.

Saatnya selesai mantai. Bersih-bersih ada di tempat bilas kok. Bayarnya per sekali masuk itu Rp 3.000. Nah, kalau bisa, sekalian mandi, sekalian buang air kecil/besar, jadi nggak keluar dua kali uangnya - harap maklum, ibu-ibu perhitungannya emang ekonomis sekali. Kondisi kamar bilas gimana? Sangat-sangat-sangat standard. Jelek sih nggak ya, tapi sebenernya nggak kerawat aja. Lumutan gitu.

Acara hari pertama selesai. Mau balik arah kota Lampung lagi. Kita udah makan siang tadi di pantai Sari Ringgung. Beli di sana? Nggak. Kita bawa donk. E tapi kalau mau jajan di pantai Sari Ringgung ada juga kok warung makan gitu. Kita mah bawa aja, tadi sebelum ke pantai, nemu rumah makan Padang nan universal, jadi bungkush aja. Makan deh di gazebo tadi. Nikmat deh.

Rencana jalan-jalan di hari kedua terpaksa dibatalkan, karena si kakak pertama sampai di penginapan mengalami jackpot hebat dan berkali-kali. Selesai deh pemirsa... Akhirnya pun kita makan malam di penginapan dan itu pun pesan online via aplikasi. Liburan dan sakit itu sesuatu ya... Nah, ternyata pun malamnya si kakak kedua demikian samanya dengan si kakak pertama; muntah-muntah... Baeklah... liburan jadi suster. Rencana meneruskan perjalanan ke Way Kambas pun kita coret. Next time aja...

Ini nih tempat kita menginap 2 malam di Lampung nemu di Airy Room - OKS lah



Hari ketiga ngapain donk? Kita pindah penginapan. Lebih mendekati ke Teluk Betung yang merupakan kota asli dari Bandar Lampung ini. Lokasinya lebih dekat ke pelabuhan. Buat saya yang pemerhati kota, seneng banget bisa menjelajah kota tua ini. Belajar sejarah dan oprak-oprek apa yang ada di kota lama Lampung ini.



Yang kita temukan di Teluk Betung ini... 


Masjid Tua di Teluk Betung - Masjid Jami' Al-Anwar.
Ini merupakan masjid tua yang ada di Bandar Lampung, Teluk Betung. Konon katanya ini mesjid dibangun oleh pengusaha dari pulau Sulawesi - suku Bugis. Emang sih ya, suku Bugis ini terkenal dengan kegigihannya menjelajah nusantara, berdagang dan menyebarkan agama Islam. Mesjid ini juga pernah rusak waktu meletusnya Gunung Krakatau tahun berapa itu (sebelum 1900an).

Masjid Jami' Al-Anwar


Vihara Thay Hin Bio.
Ini juga merupakan wihara yang tertua di Bandar Lampung. Lokasinya dekat sekali dengan tempat kita menginap di malam ketiga ini. Kita nggak bisa masuk, kebetulan waktu itu sudah sore. Jadi cuma tingak tinguk dari luar.

Vihara Thay Hin Bio


Toko Oleh-oleh Sari Rasa
Ini merupakan toko oleh-oleh di Bandar Lampung yang besar dan lengkap. Lokasinya tepat di depan Wihara Thay Hin Bio. Di depan toko oleh-oleh ini, ada yang jual durian lengkap dengan kursi dan meja untuk menikmati durian-durian itu. Saya nggak ikutan beli durian di sini. Pertama, males kalau makan durian diliatin sama orang-orang lalu lalang. Kedua, yang makan durian cuma saya sendiri. Solo karir, males deh...


Restoran Seafood Jumbo
Wah, kalau ke Bandar Lampung nggak nyobain makan di Jumbo Seafood ini, rasanya nggak afdol deh. Makanan laut-nya segar-segar semua. Harganya kalau untuk di Lampung mungkin emang agak mahal ya, tapi buat ukuran wisatawan dari Jakarta macam saya ini (shombhong... ) ya cingcai lah. Compare ke yang ada di Jakarta ya emang jauh laaaah..

Ikan Steam Bawangg Putih - therbhaiq dari Jumbo Seafood



Mie Lampung
Seru ini, nyobain makanan rakyat jelata. Mie. Yang terkenal emang Mie Lampung ini ya. Kita waktu itu makan di kamar hotel. Pertama, kita emang pesan kamar hotel tanpa breakfast karena mau kulineran. Kedua, si kakak dan si abang baru sehat lagi setelah drama muntah-muntah. Review-an lengkap bisa nemu di google deh ya. So far, mie ayam dan locupannya enak - harga agak mahal.

Locupan Mie Lampung 1


Toko Kopi Bola Dunia
Ini toko kopi cuma jual kopi bubuk dan biji lho ya, nggak bisa minum di tokonya. Semenjak jadi tukang ngopi, saya kalau jalan-jalan pasti nyari toko kopi deh... Kopi Bola Dunia ini katanya merupakan toko kopi tertua di Lampung. Yoi, kopi Lampung enak endeus lah...

Toko Kopi ya... bukan kedai kopi.


Mie Khodon
Nggak ke Lampung kalau nggak nyobain Mie Khodon. Mie-nya model Bakmi Jawa godok/goreng gitu. Yang bikin enak itu, karena mie-nya ditabur sama ebi. Juara banget pokoknya. Kalau mau makan mie ini, ya jangan malam ya, soalnya sore kadang udah abis gitu.

Mie Khodon - must try


Pasar Gudang Ikan
Ini saya emang rada kurang waras sepertinya. Hahaaa, liburan kok nyari pasar. Ew, tapi ini pasar pasti menggiurkan. Beneran, ikan yang dijual di sini itu ya, segar-segar banget. Gemes liatnya. Beli donk? Ya eyaaalah... kan bawa cooler box. Nekaaad emang. Namanya juga ibuk-ibuk, liat pasar mah bawaannya gatel belanja. E tapi di sini nggak cuma ikan, ada kerupuk, kue-kue, ya pokoknya pasar tradisional deh.

Pasar Gudang Ikan di pagi hari

Nah... last nih... but not least... Kalau ke Lampung, nggak boleh ninggalin yang namanya Bakso Soni Haji Son ya... The best! Ada beberapa cabang, tapi emang paling cetar yang di pusatnya. Di pusatnya Bakso Soni Haji Son ini, kita sekalian bisa beli bakso yang di plastikin untuk oleh-oleh. Ada daging juga, lho...

Di Bakso Son tapi lagi pada nggak enak body...


Selesai deeeeh... perjalanan liburan kita ke Lampung. Perdana ngetrip nyebrang pulau Jawa dengan mobil sendiri. So far, ini resume liburan ke Lampung menggunakan mobil sendiri:
- Nggak terlalu capek nyupir karena perjalanan diselingi oleh istirahat pas nyebrang Selat Sunda
- Perjalanan cukup nyaman karena jarak tempuh nggak terlalu jauh.
- Kalau mobilnya pake solar, pasti biayanya murah.
- Yang cukup jadi pertimbangan adalah biaya nyebrang Selat Sunda yang hampir Rp 800.000 PP.
- Harga makanan di Lampung nggak terlalu mahal, jadi ya nggak bikin kantong bolong.
- Sayangnya masih belum banyak tempat wisata yang bagus dan mudah dijangkau.

Selesai... kemana lagi kita besok-besok?

1.27.2019

LAMPUNG TRIP (satu)

Setelah sekian lama tidak menorehkan huruf di blog ini, akhirnya saya berusaha kembali menulis. Bismillah aja, yang penting gimana caranya blog saya nggak ulung tikar. Hahahaha...

Kali ini mau share aja, pengalaman kita main ke Lampung. Pengalaman perdana traveling pakai mobil dan keluar pulau Jawa. Emang punya cita-cita, mau main ke Lampung suatu waktu. Menunggu saat yang tepat, dan tibalah waktu yang tepat di Agustus 2018 kemarin. Kenapa ke Lampung? Karena keluar pulau Jawa pakai mobil itu ya paling dekat ke Lampung. Setelah survey sana sini (walaupun cuma survey lewat ngobrol sama temen dan lewat google maps pastinya, okelah untuk main ke Lampung ini. 

Jadi gini..., walaupun Lampung itu terkenal dengan pulau-pulaunya yang cakep nan memesona, trip kemarin kita nggak mampir ke Pulau. Pahawang dan Kiluan maupun pulau lainnya, nggak ada yang kita sambangi. Alasannya? Ya nggak lain dan nggak bukan adalah dikarenakan saya membawa 2 gembolan di bawah umur untuk main-main ke pulau yang terkenal itu. Yes, udah tanya-tanya ke temen-temen yang sebelumnya pernah injakkan kaki ke Pulau Pahawang, ternyata kurang direkomendasikan kalau kita bawa anak kecil. 

Yaudah, nggak apa-apa... insyaaAllah ada saatnya lagi nanti lain waktu untuk mengunjungi Pulau Pahawang yang kesohor tersebut... aamiin...

Ceritanya, kita itu emang mau jalan santai ke Lampung. Santai tanpa batas lah pokoknya. Namanya juga mau holiday, kan... ya santai lah... plus lagi bawa bocah piyik-piyik, susah mau buru-buru grasak-grusuk. Ntar yang ada si ibu bukannya liburan, malah stress sendiri. Ya, pokoknya semuanya pasti udah paham lah ya, bawa liburan anak kecil ituuu, repot dan ribet sama barang bawaannya udah nggak bisa ditanya lagi. Segembolan kalau bisa semuanya dibawa pasti kan? Ngeri ada apa-apa di jalan, kalau ngak lengkap yang ada malah manyun.

Berangkat pk. 05.00 pagi dari rumah langsung menuju Pelabuhan Merak. Anak-anak sih jangan tanya, kalau mau pergi, siap siaga... Takjub banget emak bapaknya ini. Bangun pagi, mandi, sarapan sedikit dan lanjut berangkat. Perjalanan rumah ke Pelabuhan Merak 2 jam saja. Baru kali ini injak Pelabuhan Merak, begini rasanya. Selama ini cuma lihat dari TV pas moment mudik lebaran, alhamdulillah bisa ngerasain beneran (asli ini saya norak maksimal deh ya). 

See you soon, Merak... Kita nge-Lampung dulu ya...
Antrian masuk bayar tiket, cukup 4 mobil saja. Kendaraan roda 4 membayar tiket Rp 374.000 dan bisa bayar memakai e-money atau kartu sejenisnya. Lanjut setelah bayar, kita menuju dermaga yang sudah diarahkan oleh petugas. Antri lagi untuk naik menuju kapal ,tapi ya karena sepi alias bukan musim liburan, nggak berarti banget lah antriannya. Cukup tunggu 5 menit di dermaga untuk naik ke atas kapal. Beruntung juga, mobil kita kebagian masuk ke kapal yang sudah kita antrikan... Termasuk 10 mobil terakhir yang bisa naik, atau berikutnya nunggu lagi ke feri berikutnya. 

Masuk feri, ternyata mobil disusun sedemikian rupa biar muatan penuh (sempat mikir dalam hati, ini overload nggak ya? - Bismillah... mudah-mudahan aman terkendali). Di gladak, kita nggak boleh menyalakan mesin dan harus turun dari mobil. Mari menuju ruang tunggu di atas yang ternyata ada ruang tunggu berbayar dan gratis. Tentu saja pilih yang gratis (baca: ngemper). Maafkan, bukan pelit, tapi kita butuh suasana yang seru malah. Duduk di selasar, sambil makan-makan yang dibawa dari rumah. Bisa juga lihat-lihat Selat Sunda. Pengalaman pertama yang mengesankan!

Tiba di Pulau Sumatera juga akhirnya (yang jelas mobilnya udah menapak ban di Pulau Sumatera) setelah di feri selama 2 jam. Alhamdulillah, tiba di pulau seberang dengan selamat. Langsung lanjut menuju kota Lampung sebagai destinasi kita. Perjalanan ke Lampung ini, boleh dibilang tidak melelahkan. Perjalanan 2 jam Jakarta - Merak, 2 jam di feri bisa buat istirahat, lanjut 2 jam lagi Bakauheuni - Lampung. Total perjalanan memang 6 jam, tapi karena diselingi istirahat di kapal, jadinya nggak berasa lelah.

Mendekati pulau Sumatera
Melanjutkan itinerary yang telah kita susun dari Jakarta, yaitu makan di Rumah Makan Pindang Mak War. Tempatnya nggak terlalu besar dan mewah, tapi cukup nyaman. Ada tempat makan di meja dan kursi biasa, ada juga yang di lesehan. Kita pilih di lesehan, karena bawa anak-anak itu lebih nyaman di lesehan. Pindangnya ada ikan patin dan ikan baung, kita pilih baung. Selain itu ada menu lainnya yang boleh dicoba. Tapi emang semuanya enak! Rekomen untuk makan siang di sini kalau ke Lampung.

Makan siangnya kita di Pindang Mak War - enaaak!

Yang mana - yang mana - yang mana?
Lanjut setelah selesai makan siang yang rada telat (pk 14.00), kita lanjut keliling kota Lampung. Mampir ke Taman Gajah yang cakep punya. Sayangnya emang masih jam segitu, jadi agak panas. Jadilah kita sholat terlebih dahulu. Ada musholla yang oke punya buat foto-foto (halaaah). Sayangnya, di sini ngga ada parkiran mobil, jadi ya parkirnya di pinggir jalan. Taman Gajah ini macam alun-alun itu lah, tapi bentukannya modern punya. Ada area buat skate board, ada buat duduk-duduk juga.

Musholla di Taman Gajah - okelah buat background IG...
Es kacang merah di Pempek 123 - enak!



Setelah selesai dari Taman Gajah, kita lanjut cari souvenir khas Lampung. Udah ngincer magnet kulkas, gantungan kunci, sama kalau ada ya kaos.  Beberapa tempat souvenir di Lampung itu katanya Singgah Pay dan Sai Bumi. Ternyata emang Lampung bukan kota besar, jadi destinasi dekat-dekat dan tidak pakai lama. Kita sampai di Singgah Pai, ketemu magnet dan kopi Lampung. Kaos? Mahal (menurut saya). Sebiji kaos bocah dengan kualitas kaos yang agak tipis, harganya udah Rp 80.000. Mendingan buat makan-makan. Singgah Pai sepertinya ada beberapa toko ya, kita yang seketemunya saja...

Setelah ke Singgah Pay, akhirnya kita menuju tempat penginapan. E tapi kok masih terlalu awal ya, mau ke penginapan? Jadilah kita melipir ke tempat pempek yang cukup kesohor. Pempek 123. Pas deh, jam ngemil dan makan pempek. Kita cobain deh tuh pempek, tekwan, dan es kacang. Emang lezat sih... Review detail? Lihat di google aja ya... Hahaha... Oia, prinsip kulineran kita itu, nggak mesti kenyang, tapi yang penting ngerasain. Kalau mau kenyang, pas jam makan siang aja.

Okey... nyebrang sudah - makan siang sudah - belanja souvenir sedikit sudah - pempek sudah - sholat pun sudah - alhamdulillah. Nyok kita ke penginapan. Di mana nginepnya? Di kost-an via airyroom yang perdana kita nyobain dan ternyata kita enjoy di sini. Penginapannya cocok di kita. Cocok harga, cocok fasilitas, cocok pelayanannya, cocok lokasinya...

KURIKULUM SD KINI... JAHARA DEH...

Buat ibu-ibu yang selalu mendampingi anak-anaknya belajar, pasti paham banget kalau materi pelajaran sekarang ini berat sekali. Ehm, apa ja...

Popular Post