2.24.2019

KURIKULUM SD KINI... JAHARA DEH...

Buat ibu-ibu yang selalu mendampingi anak-anaknya belajar, pasti paham banget kalau materi pelajaran sekarang ini berat sekali. Ehm, apa jangan-jangan saya doang yang merasakannya ya? 

Ini emang berasa banget semenjak saya menjadi orang tua yang anaknya ada di TK. Dulu, waktu masih di TK, Nares udah kena yang namanya Calistung (Baca, Tulis, dan Berhitung). Agak kaget juga waktu itu, karena anak umur 5 tahun sudah diajarkan membaca, menulis dan berhitung... Tapi ya mau gimana tho? Emang bisa apa saya melawan? Saya, waktu dulu TK sih sama sekali belum kena yang namanya Calistung itu. Ya walaupun kena, tapi hanya sekedar pengenalan. Mengenal angka dan huruf. Belum sampai tahap yang bisa membaca, bisa menulis kata, dan menghitung.

Jaman sekarang...? Jangan tanya... anak-anak semakin dini diajarkan di sekolahnya...

Makin terasa ketika Nares masuk SD. Nares memang masuk SD yang tidak pakai test Calistung. Namanya juga masuk SD Negeri, nggak pakai test apa-apa pun. Syarat masuk SD Negeri hanya umurnya sudah memenuhi syarat. 7 tahun adalah syarat masuk SD Negeri, lewat 7 tahun, lebih mudah, dan kurang sedikit ya tunggu nasib. Ceki-ceki deh, buat yang mau masuk SD Negeri di sini. Mudah-mudahan masih update ya...

Beda ya, kalau mau SD swasta, banyak syarat-syaratnya. Beberapa memang menerapkan test baca tulis hitung untuk masuk SDnya. Memenuhi nilai pada test, bisa masuk. Nilai kurang, ya udah lah ya... selamat jalan kekasih, sampai jumpa pada kesempatan berikutnya... 
😆😆😆

Cerita dikit ya... waktu jaman saya SD, masuknya nggak pakai test nggak pakai apapun. Masuk kelas 1 SD, saya baru diajarkan membaca, menulis, dan berhitung. Bu Guru saya (nama beliau adalah Ibu Cut), dengan sigapnya mengajarkan anak-anak calistung. Iya banget, kesimpulannya, saya bisa baca nulis dan hitung itu ya waktu kelas 1 SD, bukan di TK. 

Jaman sekarang, di TK sudah pasti diajarkan calistung. Kelas 1 SD jangan ditanya lagi apa yang diajarkan. Ngeri banget lihatnya... E tapi karena SDnya Nares adalah SD Negeri, jadi bersyukur sekali masih mengajarkan calistung di awal masuk sekolah.

Sekarang, anak sya udah kelas 2 SD. Sebagai ibu yang selalu mendampingi anaknya mengerjakan PR di rumah, ngeliat materi yang diajarkan kelas 2 SD kok mengerikan sekali... Kelas 2 SD ini, anak-anak sudah diajarkan yang namanya konversi. Konversi berat dan konversi panjang. Agilak banget ini sih..., anak kelas 2 SD, sudah harus belajar konversi panjang, meter ke centimeter... konversi berat, dari kilogram ke gram lah... ke ons lah... ewww... percaya sama saya, orang tua aja ada kok yang udah pada lupa materi konversi ini. 

Kelas 2 SD lho, ini...
(gambar dari sini)
Parah abis deh ya..., jaman saya dulu, ini belajar konversi macam ini, kelas 4 dan 5 SD. Yups... ini juga setelah belajar perkalian yang sudah matang. Ketika perkalian sudah matang, hafal di luar kepala, baru belajar konversi macam begini. Pondasinya kuat dulu, baru nanjak naik ke atas. Ini sekarang gimana ceritanya? Perkalian belum habis dikupas, sudah dibantai sama pembagian, lalu dihantam lagi dengan konversi macam ini.. Gusti... 

Duh ya... apa perlu banget sih, anak seusia 8 tahun (mungkin ada beberapa yang masih jalan ke 8 tahun), belajar konversi berat dan panjang begitu? Apa perlu? Apa nggak lebih penting dia berkreasi? Mengaplikasikan ide-idenya yang cemerlang? 

Pertanyaan dari saya nih... siapa sih yang menyusun kurikulum anak SD itu? Sampai sebegitu beratnya? Apa penting bangget buat anak kelas 2 SD? Sejauh apa sih materi yang dikasih bisa diaplikasikan pada kehidupan mereka sehari-hari...

E btw, ini yang merasa keberatan, saya doank apa gimana sih...? Coba deh... mungkin ada yang merasa fine-fine aja gitu?

1.31.2019

LAMPUNG TRIP (dua)

Perjalanan ke Lampung di hari pertama, coba intip di sini  ya....

Hari kedua di Lampung, kita main ke pinggir pantai sajaaah... Nggak nyebrang ke pulau, gitu? Big no buat kita waktu itu. Musim kurang baik sepertinya, ada dengar berita kapal yang kena ombak besar. Umur dan nasib siapa yang tau sih emang ya, tapi kita waktu itu emang menghindarinya saja. Toh sebenernya, perjalanan liburan ke Lampung ini, kita cuma pengen nyobain nyebrang ke pulau Sumatera pakai mobil. Jadi, ban mobil kita sudah menyentuh pulau Sumatera. Hahahaaa, cetek banget emang ya, tujuannya.

Pilah pilih dari Jakarta, kita menuju Pantai Sari Ringgung. Sepertinya yang menjanjikan hanya pantai tersebut waktu itu. Tidak terlalu jauh juga dari penginapan - walaupun memang kota Lampung ini tidak besar, jadi ke mana juga dekat. Dari tempat penginapan ke pantai Sari Ringgung, ditempuh dengan 40 menit saja. Setelah sarapan sedikit, kita berangkat. Perjalanan asik-asik aja, jalanan bagus sekali. Sesekali ada lubang kecil - wajarlah. Tapi begitu masuk kawasan pantai, mulailah jalanan rusak. 

Masuk ke kawasan ini dikenakan biaya. Permobil hitungannya. Mobil kecil isi maksimal 5 orang, mobil sedang berkapasitas sampai dengan 7 orang, dan mobil besar serta bus. Mobil kita kena Rp 40.000 waktu itu. Tidak perduli berapa isi orang, yang penting per kendaraan dikenakan tarif segitu. Motor beda lagi tarifnya - nggak liat, hihihi... Jadi, kalau pakai mobil sedang isi 7 orang, ya cocok tuh murahnya. Nah, tapi walaupun masuk sini bayar, ternyata jalanannya nggak bagus ya. Nggak aspal sama sekali. Jadi, mobil ceper bin mapak, mendingan nggak usah coba-coba masuk sini ya...



Masuk kawasan, pose dokit ya ngajik-nya...

Gazebo Seratus Ribu Rupiah 😆

Yes - Foto Keluarga

Masuk kawasan, silahkan pilih tempat macam gazebo gitu. Banyak gazebo-gazebo yang bisa dipakai buat kita taro tas dan duduk-duduk. Bagus, bersih. Tapi jangan happy dulu, karena itu nggak gratis. Bayarnya bikin kita kaget karena buat kita, harga Rp 100.000 itu untuk sewa gazebo di tempat seperti itu ya muahal ya. Retribusinya ada kertasnya sih, tapi hanya selembar kertas copy-an yang siapa saja bisa bikin. Satu kata "yaudahlah..."

Cukup puas main di pantai ini, karena ada ayunan menjorok ke pantai yang kalau makin siang semakin itu ayunan tenggelam. Nah yang ini gratis. Pantainya cukup bersih dan cukup instagram-able lho... Waktu itu sih kita sampai di pantai Sari Ringgung ini jam 09.30 pagi, masih seru buat main ayunan. Begitu jam 11.00 udah susah lah mau main ayunan ini. Sudah mulai kerendam air laut dianya. Buat yang bawa anak-anak, jangan lupa bawa mainan serok ember yang buat di pasir ya... Seru banget.

Saatnya selesai mantai. Bersih-bersih ada di tempat bilas kok. Bayarnya per sekali masuk itu Rp 3.000. Nah, kalau bisa, sekalian mandi, sekalian buang air kecil/besar, jadi nggak keluar dua kali uangnya - harap maklum, ibu-ibu perhitungannya emang ekonomis sekali. Kondisi kamar bilas gimana? Sangat-sangat-sangat standard. Jelek sih nggak ya, tapi sebenernya nggak kerawat aja. Lumutan gitu.

Acara hari pertama selesai. Mau balik arah kota Lampung lagi. Kita udah makan siang tadi di pantai Sari Ringgung. Beli di sana? Nggak. Kita bawa donk. E tapi kalau mau jajan di pantai Sari Ringgung ada juga kok warung makan gitu. Kita mah bawa aja, tadi sebelum ke pantai, nemu rumah makan Padang nan universal, jadi bungkush aja. Makan deh di gazebo tadi. Nikmat deh.

Rencana jalan-jalan di hari kedua terpaksa dibatalkan, karena si kakak pertama sampai di penginapan mengalami jackpot hebat dan berkali-kali. Selesai deh pemirsa... Akhirnya pun kita makan malam di penginapan dan itu pun pesan online via aplikasi. Liburan dan sakit itu sesuatu ya... Nah, ternyata pun malamnya si kakak kedua demikian samanya dengan si kakak pertama; muntah-muntah... Baeklah... liburan jadi suster. Rencana meneruskan perjalanan ke Way Kambas pun kita coret. Next time aja...

Ini nih tempat kita menginap 2 malam di Lampung nemu di Airy Room - OKS lah



Hari ketiga ngapain donk? Kita pindah penginapan. Lebih mendekati ke Teluk Betung yang merupakan kota asli dari Bandar Lampung ini. Lokasinya lebih dekat ke pelabuhan. Buat saya yang pemerhati kota, seneng banget bisa menjelajah kota tua ini. Belajar sejarah dan oprak-oprek apa yang ada di kota lama Lampung ini.



Yang kita temukan di Teluk Betung ini... 


Masjid Tua di Teluk Betung - Masjid Jami' Al-Anwar.
Ini merupakan masjid tua yang ada di Bandar Lampung, Teluk Betung. Konon katanya ini mesjid dibangun oleh pengusaha dari pulau Sulawesi - suku Bugis. Emang sih ya, suku Bugis ini terkenal dengan kegigihannya menjelajah nusantara, berdagang dan menyebarkan agama Islam. Mesjid ini juga pernah rusak waktu meletusnya Gunung Krakatau tahun berapa itu (sebelum 1900an).

Masjid Jami' Al-Anwar


Vihara Thay Hin Bio.
Ini juga merupakan wihara yang tertua di Bandar Lampung. Lokasinya dekat sekali dengan tempat kita menginap di malam ketiga ini. Kita nggak bisa masuk, kebetulan waktu itu sudah sore. Jadi cuma tingak tinguk dari luar.

Vihara Thay Hin Bio


Toko Oleh-oleh Sari Rasa
Ini merupakan toko oleh-oleh di Bandar Lampung yang besar dan lengkap. Lokasinya tepat di depan Wihara Thay Hin Bio. Di depan toko oleh-oleh ini, ada yang jual durian lengkap dengan kursi dan meja untuk menikmati durian-durian itu. Saya nggak ikutan beli durian di sini. Pertama, males kalau makan durian diliatin sama orang-orang lalu lalang. Kedua, yang makan durian cuma saya sendiri. Solo karir, males deh...


Restoran Seafood Jumbo
Wah, kalau ke Bandar Lampung nggak nyobain makan di Jumbo Seafood ini, rasanya nggak afdol deh. Makanan laut-nya segar-segar semua. Harganya kalau untuk di Lampung mungkin emang agak mahal ya, tapi buat ukuran wisatawan dari Jakarta macam saya ini (shombhong... ) ya cingcai lah. Compare ke yang ada di Jakarta ya emang jauh laaaah..

Ikan Steam Bawangg Putih - therbhaiq dari Jumbo Seafood



Mie Lampung
Seru ini, nyobain makanan rakyat jelata. Mie. Yang terkenal emang Mie Lampung ini ya. Kita waktu itu makan di kamar hotel. Pertama, kita emang pesan kamar hotel tanpa breakfast karena mau kulineran. Kedua, si kakak dan si abang baru sehat lagi setelah drama muntah-muntah. Review-an lengkap bisa nemu di google deh ya. So far, mie ayam dan locupannya enak - harga agak mahal.

Locupan Mie Lampung 1


Toko Kopi Bola Dunia
Ini toko kopi cuma jual kopi bubuk dan biji lho ya, nggak bisa minum di tokonya. Semenjak jadi tukang ngopi, saya kalau jalan-jalan pasti nyari toko kopi deh... Kopi Bola Dunia ini katanya merupakan toko kopi tertua di Lampung. Yoi, kopi Lampung enak endeus lah...

Toko Kopi ya... bukan kedai kopi.


Mie Khodon
Nggak ke Lampung kalau nggak nyobain Mie Khodon. Mie-nya model Bakmi Jawa godok/goreng gitu. Yang bikin enak itu, karena mie-nya ditabur sama ebi. Juara banget pokoknya. Kalau mau makan mie ini, ya jangan malam ya, soalnya sore kadang udah abis gitu.

Mie Khodon - must try


Pasar Gudang Ikan
Ini saya emang rada kurang waras sepertinya. Hahaaa, liburan kok nyari pasar. Ew, tapi ini pasar pasti menggiurkan. Beneran, ikan yang dijual di sini itu ya, segar-segar banget. Gemes liatnya. Beli donk? Ya eyaaalah... kan bawa cooler box. Nekaaad emang. Namanya juga ibuk-ibuk, liat pasar mah bawaannya gatel belanja. E tapi di sini nggak cuma ikan, ada kerupuk, kue-kue, ya pokoknya pasar tradisional deh.

Pasar Gudang Ikan di pagi hari

Nah... last nih... but not least... Kalau ke Lampung, nggak boleh ninggalin yang namanya Bakso Soni Haji Son ya... The best! Ada beberapa cabang, tapi emang paling cetar yang di pusatnya. Di pusatnya Bakso Soni Haji Son ini, kita sekalian bisa beli bakso yang di plastikin untuk oleh-oleh. Ada daging juga, lho...

Di Bakso Son tapi lagi pada nggak enak body...


Selesai deeeeh... perjalanan liburan kita ke Lampung. Perdana ngetrip nyebrang pulau Jawa dengan mobil sendiri. So far, ini resume liburan ke Lampung menggunakan mobil sendiri:
- Nggak terlalu capek nyupir karena perjalanan diselingi oleh istirahat pas nyebrang Selat Sunda
- Perjalanan cukup nyaman karena jarak tempuh nggak terlalu jauh.
- Kalau mobilnya pake solar, pasti biayanya murah.
- Yang cukup jadi pertimbangan adalah biaya nyebrang Selat Sunda yang hampir Rp 800.000 PP.
- Harga makanan di Lampung nggak terlalu mahal, jadi ya nggak bikin kantong bolong.
- Sayangnya masih belum banyak tempat wisata yang bagus dan mudah dijangkau.

Selesai... kemana lagi kita besok-besok?

1.27.2019

LAMPUNG TRIP (satu)

Setelah sekian lama tidak menorehkan huruf di blog ini, akhirnya saya berusaha kembali menulis. Bismillah aja, yang penting gimana caranya blog saya nggak ulung tikar. Hahahaha...

Kali ini mau share aja, pengalaman kita main ke Lampung. Pengalaman perdana traveling pakai mobil dan keluar pulau Jawa. Emang punya cita-cita, mau main ke Lampung suatu waktu. Menunggu saat yang tepat, dan tibalah waktu yang tepat di Agustus 2018 kemarin. Kenapa ke Lampung? Karena keluar pulau Jawa pakai mobil itu ya paling dekat ke Lampung. Setelah survey sana sini (walaupun cuma survey lewat ngobrol sama temen dan lewat google maps pastinya, okelah untuk main ke Lampung ini. 

Jadi gini..., walaupun Lampung itu terkenal dengan pulau-pulaunya yang cakep nan memesona, trip kemarin kita nggak mampir ke Pulau. Pahawang dan Kiluan maupun pulau lainnya, nggak ada yang kita sambangi. Alasannya? Ya nggak lain dan nggak bukan adalah dikarenakan saya membawa 2 gembolan di bawah umur untuk main-main ke pulau yang terkenal itu. Yes, udah tanya-tanya ke temen-temen yang sebelumnya pernah injakkan kaki ke Pulau Pahawang, ternyata kurang direkomendasikan kalau kita bawa anak kecil. 

Yaudah, nggak apa-apa... insyaaAllah ada saatnya lagi nanti lain waktu untuk mengunjungi Pulau Pahawang yang kesohor tersebut... aamiin...

Ceritanya, kita itu emang mau jalan santai ke Lampung. Santai tanpa batas lah pokoknya. Namanya juga mau holiday, kan... ya santai lah... plus lagi bawa bocah piyik-piyik, susah mau buru-buru grasak-grusuk. Ntar yang ada si ibu bukannya liburan, malah stress sendiri. Ya, pokoknya semuanya pasti udah paham lah ya, bawa liburan anak kecil ituuu, repot dan ribet sama barang bawaannya udah nggak bisa ditanya lagi. Segembolan kalau bisa semuanya dibawa pasti kan? Ngeri ada apa-apa di jalan, kalau ngak lengkap yang ada malah manyun.

Berangkat pk. 05.00 pagi dari rumah langsung menuju Pelabuhan Merak. Anak-anak sih jangan tanya, kalau mau pergi, siap siaga... Takjub banget emak bapaknya ini. Bangun pagi, mandi, sarapan sedikit dan lanjut berangkat. Perjalanan rumah ke Pelabuhan Merak 2 jam saja. Baru kali ini injak Pelabuhan Merak, begini rasanya. Selama ini cuma lihat dari TV pas moment mudik lebaran, alhamdulillah bisa ngerasain beneran (asli ini saya norak maksimal deh ya). 

See you soon, Merak... Kita nge-Lampung dulu ya...
Antrian masuk bayar tiket, cukup 4 mobil saja. Kendaraan roda 4 membayar tiket Rp 374.000 dan bisa bayar memakai e-money atau kartu sejenisnya. Lanjut setelah bayar, kita menuju dermaga yang sudah diarahkan oleh petugas. Antri lagi untuk naik menuju kapal ,tapi ya karena sepi alias bukan musim liburan, nggak berarti banget lah antriannya. Cukup tunggu 5 menit di dermaga untuk naik ke atas kapal. Beruntung juga, mobil kita kebagian masuk ke kapal yang sudah kita antrikan... Termasuk 10 mobil terakhir yang bisa naik, atau berikutnya nunggu lagi ke feri berikutnya. 

Masuk feri, ternyata mobil disusun sedemikian rupa biar muatan penuh (sempat mikir dalam hati, ini overload nggak ya? - Bismillah... mudah-mudahan aman terkendali). Di gladak, kita nggak boleh menyalakan mesin dan harus turun dari mobil. Mari menuju ruang tunggu di atas yang ternyata ada ruang tunggu berbayar dan gratis. Tentu saja pilih yang gratis (baca: ngemper). Maafkan, bukan pelit, tapi kita butuh suasana yang seru malah. Duduk di selasar, sambil makan-makan yang dibawa dari rumah. Bisa juga lihat-lihat Selat Sunda. Pengalaman pertama yang mengesankan!

Tiba di Pulau Sumatera juga akhirnya (yang jelas mobilnya udah menapak ban di Pulau Sumatera) setelah di feri selama 2 jam. Alhamdulillah, tiba di pulau seberang dengan selamat. Langsung lanjut menuju kota Lampung sebagai destinasi kita. Perjalanan ke Lampung ini, boleh dibilang tidak melelahkan. Perjalanan 2 jam Jakarta - Merak, 2 jam di feri bisa buat istirahat, lanjut 2 jam lagi Bakauheuni - Lampung. Total perjalanan memang 6 jam, tapi karena diselingi istirahat di kapal, jadinya nggak berasa lelah.

Mendekati pulau Sumatera
Melanjutkan itinerary yang telah kita susun dari Jakarta, yaitu makan di Rumah Makan Pindang Mak War. Tempatnya nggak terlalu besar dan mewah, tapi cukup nyaman. Ada tempat makan di meja dan kursi biasa, ada juga yang di lesehan. Kita pilih di lesehan, karena bawa anak-anak itu lebih nyaman di lesehan. Pindangnya ada ikan patin dan ikan baung, kita pilih baung. Selain itu ada menu lainnya yang boleh dicoba. Tapi emang semuanya enak! Rekomen untuk makan siang di sini kalau ke Lampung.

Makan siangnya kita di Pindang Mak War - enaaak!

Yang mana - yang mana - yang mana?
Lanjut setelah selesai makan siang yang rada telat (pk 14.00), kita lanjut keliling kota Lampung. Mampir ke Taman Gajah yang cakep punya. Sayangnya emang masih jam segitu, jadi agak panas. Jadilah kita sholat terlebih dahulu. Ada musholla yang oke punya buat foto-foto (halaaah). Sayangnya, di sini ngga ada parkiran mobil, jadi ya parkirnya di pinggir jalan. Taman Gajah ini macam alun-alun itu lah, tapi bentukannya modern punya. Ada area buat skate board, ada buat duduk-duduk juga.

Musholla di Taman Gajah - okelah buat background IG...
Es kacang merah di Pempek 123 - enak!



Setelah selesai dari Taman Gajah, kita lanjut cari souvenir khas Lampung. Udah ngincer magnet kulkas, gantungan kunci, sama kalau ada ya kaos.  Beberapa tempat souvenir di Lampung itu katanya Singgah Pay dan Sai Bumi. Ternyata emang Lampung bukan kota besar, jadi destinasi dekat-dekat dan tidak pakai lama. Kita sampai di Singgah Pai, ketemu magnet dan kopi Lampung. Kaos? Mahal (menurut saya). Sebiji kaos bocah dengan kualitas kaos yang agak tipis, harganya udah Rp 80.000. Mendingan buat makan-makan. Singgah Pai sepertinya ada beberapa toko ya, kita yang seketemunya saja...

Setelah ke Singgah Pay, akhirnya kita menuju tempat penginapan. E tapi kok masih terlalu awal ya, mau ke penginapan? Jadilah kita melipir ke tempat pempek yang cukup kesohor. Pempek 123. Pas deh, jam ngemil dan makan pempek. Kita cobain deh tuh pempek, tekwan, dan es kacang. Emang lezat sih... Review detail? Lihat di google aja ya... Hahaha... Oia, prinsip kulineran kita itu, nggak mesti kenyang, tapi yang penting ngerasain. Kalau mau kenyang, pas jam makan siang aja.

Okey... nyebrang sudah - makan siang sudah - belanja souvenir sedikit sudah - pempek sudah - sholat pun sudah - alhamdulillah. Nyok kita ke penginapan. Di mana nginepnya? Di kost-an via airyroom yang perdana kita nyobain dan ternyata kita enjoy di sini. Penginapannya cocok di kita. Cocok harga, cocok fasilitas, cocok pelayanannya, cocok lokasinya...

6.22.2018

KE MALL SAMBIL NAMAN, NAMAN SAMBIL NGEMALL


Selamat Lebaran... Selamat Idul Fitri bagi yang merayakan. Sudah pulang mudik? Atau nggak mudik seperti saya? Menikmati jalanan sepi di ibukota yang bebas dari segala hambatan? Hihihi, ya kapan lagi mau dan bisa menikmati ibu tiri baik hati sama warganya kan? Salah satunya ya pas lebaran kemarin. Alhamdulillah, hanya momen lebaran yang bisa mengusir kemacetan di Jakarta. Nggak perlu membatasi mobil lewat di tanggal ganjil dan genap, nggak perlu 3 in 1 juga, nggak perlu ribet-ribet, jalanan pokoknya lancar.


Setelah ini blog ditinggal berbulan-bulan sama pemilik yang mana pemilik sedang dilanda penyakit malas, jadilah ini blog terbengkalai. Ya maaf lah, namanya juga blogger amatiran...

Nah, balik lagi ke topik penulisan saya nih ya... mau bahas tentang mall yang menyediakan taman terbuka. Saya sebenernya bukan anak mall banget lho. Kalaupun ke mall itu, palingan ya mau ada keperluan sesuatu yang dibeli atau ya paling sering makan. Logika saya itu, mall kan tempat kumpulan toko dan rumah makan. Jadi, kalau ke mall, ya paling enak ya belanja dan makan. Gitu bukan? Lha kalau ke mall nggak belanja dan nggak makan, buat apa? Sesak napas bukan jadinya?

Nah, tapi kan ya, kadang bingung juga mau cari tempat hiburan atau tempat anak-anak biar jalan-jalan segar mata. Di deket rumah, ada taman, tapi harus ke jalan besar dulu. Itupun cuma 2 jumlahnya (yang satu itu RPTRA Manggis dan yang satu lagi Taman Cattelya). Jujur aja, terkadang bosen sama kondisi taman yang sering kita sambangin. Mau main lebih jauh lagi, ke taman yang agak seru? Kadang harus bayar, bukan? Yahilah, mau main di taman aja harus bayar gitu? Maaf ya, saya golongan ibu hemat irit. Segala sesuatu perlu diperhitungkan.

Eh tapi ya, beruntungnya beberapa mall menyediakan taman atau ruang terbuka yang bisa dinikmati bebas biaya lho. Ini yang bikin saya senang hati dan riang gembira. Gimana nggak? Ada taman bagus, bersih, rapih, teduh, tapi nggak perlu bayar untuk menikmatinya. Nih ya, saya list down, beberapa mall yang pernah saya kunjungi. Lagi-lagi, saya sekarang kalau mau nge-mall juga ya akhirnya milih mall yang punya ruang terbuka untuk dinikmati, santai-santai...


Central Park Mall

Ruang Terbuka di Central Park Mall (my doc)
Lihat air terjun ala ala (my doc)

Ini mall sebenernya termasuk mall yang nyaman untuk dikunjungi. Secara lokasi ya deket juga dari rumah (hemat biaya transport kan?). Tenant-nya banyak, mau belanja kecil-kecil atau yang besar juga bisa di sini, mau makan juga ada banyak pilihan. Di CP ini (CP itu sebutan gaul buat Central Park), ada taman yan cukup besar. Nggak cuma taman, tapi di sini juga ada kolam ikan koi-nya yang ikannya gendut bin gede aja. Kalau ke CP ini, seru bawa anak-anak. Seru juga kalau pas lagi ada acara music, disini bisa liat live music donk...

Kalau mau ke CP ini, saya sebenernya kurang sedap pakai mobil. Kenapa? Parkir mobil suka penuh dan sirkulasi parkirnya kurang mudah. Belak belok sana sini naik turun, muter-muter, lieur... Hahahaha... Tapi kalau udah tekad bulat kuat dan membaja, parkir di CP ini bukan masalah besar kok. Cingcai lah itu. Dari CP ini pula kita bisa main ke Eco Bridge yangg mau ke Neo Soho itu. Banyak kan? Dulu saya pernah bahas Central Park Mall di sini.


Bintaro Exchange


Ruang Terbuka di B-XC (sumber: info bintaro)

Ini mall yang terhitung baru, di pinggiran kota Jakarta, tapi cukup nyaman untuk dikunjungi. Iya, B-Exhange (sebuatan B-XC merupakan sebutan hits buat Bintaro Exchange) ini juga punya ruang terbuka yang cukup luas buat dinikmati. Kalau sore hari, duduk di taman ini, bisa menikmat angin sepoi-sepoi. Seru, bawa deh anak-anak main ke sini. Luar biasa. Di sini juga suka ada performance kayaknya.

Serunya lagi, walaupun lokasi B-XC yang agak jauh dari rumah saya, tapi bisa dijangkau sama Commuter Line. Uhuy kan, naik KRL dan turun di Stasiun Jurangmangu, tinggal jalan kaki ke B-XC lho. Nyaman pula jalan kakinya, pedestrian dibuat dengan baiknya. Kalau dari rumah saya mau ke B-XC ini, pakai mobil udah pasti kena toll sekitar Rp 40.000 (exclude bahan bakar) untuk pulang pergi. Kalau pakai KRL, nggak akan lebih dari Rp 20.000 deh. E kalau sama numpak taxi/ojek online ke Stasiun Palmerah ya Rp 25.000.


Living World

Ubud Paradise, Living World


Di sini, ruang terbuka yang disediakan mall-nya adanya di atas bangunan. Memakluminya, lahan sudah mahal, mau dipakai buat ruang terbuka pun pasti perlu pengorbanan lho. Betapa nggak, lahan yang bisa dijual disewakan ke tenant yang menghasilkan uang, malah dibuat ruang terbuka gratis. Pengunjungnya tinggal menikmati saja (dibayarin sama tenant lha ya...). Eh tapi bener deh, bikin ruang terbuka itu nggak murah, belum lagi maintenance-nya kan? Tapi ya, Ubud Paradise ini sih sebenernya rumah makan ya. Cuma kemarin itu kita bebas aja masuk main ke sini...

Di Ubud Paradise, ukurannya memang nggak sebesar CP dan B-XC, tapi lumayan banget lho keberadaannya. Yang bikin saya seneng itu, di Ubud Paradise ini, ruang terbukanya itu bernuansa Bali. Hahaha... beneran ada gapura ala Bali, ada pintu ala Bali. Buat yang suka fefotoan, nah di sini oke punya, mancab betul! Dari Ubud Paradise ini malah kita bisa juga melihat view di sekitaran Alam Sutera mengarah Tangerang. Akh, jadi pengen ke sini, bawa kopi duduk santai sore-sore.


Q-Big BSD
 
Q-Big BSD (my doc)


Ini salah satu pusat perbelanjaan yang ruang terbukanya juga guedeee banget! Terhitung baru, pun masih belum terlalu ramai. Kalau di Q-Big ini, memang tenant-nya tidak banyak. Tapi setiap tenant punya area yang buesar-buesar. Termasuk salah satunya di sini ada hypermarket dari Timur Tengah yang saya suka kunjungi. Nah, buat orang seputaran Tangerang dan Alam Sutera, ini sih bisa ditempuh dengan senang hati. Beda sama saya, dari tempat saya, menuju ke sini perlu merogoh kocek sekitar Rp 52.000 untuk toll, belum termasuk biasa bahan bakar mobil. Ewww... jajannya? Yasudahlah...

Eh tapi kemarin sempat ke sini malam libur, ternyata di ruang terbuka Q-Big ini ada penyewaan sepeda dan becak mini lho. Buat anak-anak seru juga kayaknya. Saya sih nggak nyobain, keburu mau makan malam para tuan besar cilik sudah menunggu kelaparan. Oia, parkir di Q-Big ini menurut saya termasuk parkir mobil yang cukup nyaman, space parkir juga besar-besar. Nyaman!


Hmmm...,

Ada lagi kah, mall yang menyediakan ruang terbuka seperti 4 mall/pusat perbelanjaan yang sudah saya ceritakan di atas? Maklum, daerah mainan saya nggak jauh dari Jakarta Barat aja. Mau menjelajah ke Timur, agak sungkan (lebih tepatnya nggak cukup nyali menghadapi kemacetan). Siapa yang suka ke mall yang nyari ruang terbuka juga? Adakah...?

4.05.2018

KEMUDAHAN AUTO 2000 #LEBIHMUDAH DI #AUTO2000


Pertama-tama menulis artikel ini, sudah pasti mengucapkan puji dan syukur kepadaNya. Hehehe, kenapa? Karena menulis artikel ini dengan senang hati dan riang gembira. Senang hati dan gembira karena urusan merawat mobil keluarga kita dengan mudahnya bersama Auto 2000. Apalagi buat ibu-ibu dengan segudang kegiatan begini (sepertinya sibuk sekali, ya?). Mengatur dan membagi waktu semua urusan dengan sebaik mungkin supaya urusannya bisa dikasih tanda centang semua. Urusan anak memang nomor satu, tapi urusan mobil pasti tidak kalah pentingnya. Bagaimana urusan anak mau aman, kalau mobil tidak aman, kan? Mau antar dan jemput anak berkegiatan, mau belanja kebutuhan rumah demi si anak, gimana kalau tidak ada mobil?

Mobil pilihan keluarga kita, memang dari dulu Toyota. Fanatik atau jatuh cinta? Keduanya! Karena waktu telah membuktikan, Toyota itu sangat handal. Ya handal perawatan, handal pula after sales service-nya. Satu lagi yang saya perhatikan, harga mobil Toyota itu kalau kita jual, pasti harganya masuk di akal.Walaupun mau jual mobil Toyota itu rasanya tidak tega, sudah terlanjur sayang sama mobil itu.


Saya mau berbagi pengalaman di kesempatan kali ini,  bagaimana saya bisa sangat jatuh cinta sama Toyota. Dari pertama kali bisa menyupir mobil, sampai sekarang ini masih pakai Toyota, sungguh menyenangkan kok. Urusan A sampai dengan Z permobilan, dimudahkan sekali dengan kehadiran Auto 2000 ini. 


Pertama, sudah pasti kita membeli mobil di Auto 2000. Sebagai kepanjangan tangan dari Toyota Astra Motor, saya (dan pak suami pastinya) tidak ragu lagi membeli mobil di Auto 2000. Sudah pasti tidak mungkin aneh-aneh (hari jaman now banyak penipuan kan?). Tidak hanya membeli mobilnya saja yang memang lebih mudah di Auto 2000, masih ada kemudahan lainnya. Karena beli mobil di Auto 2000, setelahnya kita mendapatkan garansi dari Astra World selama 5 tahun. Tidak usah khawatir kalau ada apa-apa di jalan sama mobil kita (amit-amit kalau sampai kejadian), pasti ditolong sama Astra World.

Kedua, melakukan perawatan mobil di Auto 2000 ini yang handal sekali. Sistemnya sudah canggih sekali. Kalau boleh dibilang, "Auto 2000 membuat hidup saya lebih mudah". Gimana tidak mudah, coba...?

Mau service mobil?
  • Cukup klik web di auto2000.co.id - bahkan saya melakukannya dari mobile phone saya.
  • Silahkan bikin jadwalnya pada web. Pesan saja hari, tanggal, jam, jenis service yang kita akan lakukan dan lokasi bengkel yang kita tuju. Selesai. N
  • Tunggu konfirmasi dari Auto 2000 perihal pemesanan atau booking service yang telah kita buat. 
Sampai di bengkel Auto 2000, kita nanti akan dilayani sepenuh hati sama petugas. Mulai dari menyambut kedatangan kita, menanyakan keluhan pada mobil (kalau-kalau misalnya ada tambahan permintaan selain yang sudah kita cantumkan pada saat daftar service via web) sampai saran yang harus dilakukan terhadap mobil kita. Hebatnya lagi, sampai kisaran biayanya sudah dapat diperkirakan dari awal. Hihihi... tidak usah meragukan terhadap kualitas barangnya, Auto 2000 hanya menjual spare part asli. Jamin 100% kalau urusan ini. 

Booking Service via Web di Mobile Phone

Ruang Penerimaan Service - Ada Jalur Khusus Kalau Daftar via Web

Tidak usah khawatir, jumlah bengkel Auto 2000 banyak, silahkan sesuaikan dengan bengkel yang terdekat dengan tempat kita berkegiatan (rumah, kantor atau mungkin toko kita). Service mobil pun tidak harus di tempat kita membeli mobil. Namapun jaringan besar, bebas saja mau ke Auto 2000 yang mana. Tidak perlu risau, catatan mobil kita tersimpan dengan baik secara online pada sistem. Service mobil di Auto 2000 cabang manapun, data mobil kita muncul.

Sementara mobil kita diservice, kita bisa menunggu di ruang tunggu - yang menurut saya sangat nyaman. Nah, ini nih salah satunya juga kenapa saya teramat memilih melakukan service mobil di Auto 2000. Ruang tunggu di Auto 2000 udah seperti cafe. Mau minum dan cemilan silahkan ambil, gratis. Wi-Fi pun ada. Mau nonton TV pun bisa (siap-siap ketiduran karena ada sofa-nya juga). View ruang tunggunya bikin makin seru, karena kita bisa melihat area service mobil. Jadi, menunggu mobil diservice tidak akan berasa jenuh, tidak berasa bosan dan bisa menikmati malah. Tidak lagi ada kata malas ke bengkel.

Menunggu di Ruang Tunggu Auto 2000 Puri Kembangan
Menunggu Service Mobil Sambil Bekerja di Ruang Tunggu
Bengkelnya bersih, bisa dilihat dari Ruang Tunggu kita
Charging Station

Ketiga, buat orang sibuk (mungkin tepatnya pelupa) macam saya ini, saatnya service mobil kembali pun diingatkan sama Auto 2000. Kita akan dikirimkan SMS pengingat, jadwal service mobil kita. Hihihi, bengkel mana coba, yang rela mengingatkan kita untuk service mobil pada saatnya? Jadi tidak harus disetiap kali masuk mobil, melihat ODO meter untuk menghitung jadwalnya service mobil. Salah-salah "kebablasan" lupa ke bengkel untuk service rutin. Percayalah, mobil itu yang penting justru pada service rutinnya. Jangan menunggu rusak atau hancur dulu ya, baru bawa ke bengkel... Terlambat dan bisa menangis di pojokan ruang bengkel. 

Coba lihat screenshot saya di bawah ini. SMS ini saya terima setelah beberapa hari sebelumnya saya melakukan service rutin mobil saya di Auto 2000. Setelah service pun, pihak Auto 2000 menindaklanjutinya.  

Bahkan ditanya Jika Ada Keluhan
Keempat, Auto 2000 punya THS alias Toyota Home Service. Kita cukup duduk cantik manis manja, bisa service mobil di rumah atau mungkin di kantor. Tidak perlu repot datang ke Auto 2000, nanti mobil THS datang ke tempat yang kita minta. Pernah nyoba THS kah, Mona? Hohooo... pernah. Waktu itu spion retractable mobil kesayangan rusak tidak mau melipat dan si mbak sedang tidak ada di rumah (mau bawa 3 anak kecil-kecil ke bengkel belum sanggup). Alamaaak... Langsng coba telpon langsung ke Auto 2000, bikin appointment untuk THS dan taraaa... datang lah mekanik baik hati untuk memperbaiki spion retractable saya sesuai dengan lokasi yang saya minta. Sesuatu banget ini, luar biasa.



"Rekam Medis" Mobil Kesayangan Kita

Jadi panjang ya, cerita saya tentang Auto 2000 yang bikin hidup kita ini lebih mudah. Percaya deh, urusan mobil dari A sampai Z ya Auto 2000... Buat yang pakai mobil Toyota, pastikan Auto 2000 bersamamu yaaa....

Ganteng Kesayangan Kita sekeluarga...

KURIKULUM SD KINI... JAHARA DEH...

Buat ibu-ibu yang selalu mendampingi anak-anaknya belajar, pasti paham banget kalau materi pelajaran sekarang ini berat sekali. Ehm, apa ja...

Popular Post