5.28.2012

LAGI-LAGI MASAK

Weekend kali ini pengen banget masak. Aseli, masak makanan yang jarang di makan, dan pastinya mengangenkan sekaleee. 

Tadinya tuh ya, pengen banget bikin sambel mangga. Soalnya pohon mangga depan rumah itu lagi berbuah. Pasti enak buat bikin sambel mangga. Tinggal beli ikan, si bapak udah bilang mau bakarin ikannya. Tapi ternyata belum rejeki dan belum boleh makan sambel mangga. Itu mangga udah raib bin ilang pas kita mau ngambil. Yaaah, belum rejeki emang sih. Karena sambel mangga pun di coret, mari mikir menu yang lain yang masih bisa di berdayakan. 

Minggu pagi kudu belanja emang ke pasar Slipi. Biasa lah, buat makanan Nares pastinya. Sekalian degh, belanja buat masak-masak. Pas jalan gitu kok kepikiran Sambel Leunca Oncom yah. Soalnya dulu waktu belum nikah, masih tinggal sama ibu, ibu pernah bikin ini sambel, kangen lah diriku... Eksekusi lah! Beli oncom, beli leunca, beli tomat hijau. Hahaha, yang namanya resep, pasti nyari di google. Lirik sana sini pokoknya keywordnya "leunca oncom". Kira-kira ini dia penampakannya setelah jadi...

Sambel leunca oncom
Bahan :
- Leunca, kira-kira 2 genggam tangan
- Oncom, sebesar 10cm x 10cm
- Cabe rawit, 10 buah, potong bagi 2 setiap buahnya
- Cabe merah, 2 potong, potong miring
- Tomat hijau yang kecil, 1 buah, potong 8
- Bawang merah, 2 butir
- Bawang putih, 1 butir
- Kemiri, 1 butir
- Lengkuas, secukupnya, geprek
- Batang serai, 1 batang, geprek
- Daun salam, 1 lembar
- Garam, 1/4 sdt
- Merica, 1/4 sdt
- Gula pasir, 1/2 sdt

Cara Bikin:
- Halusin bumbu (bawang merah, bawang putih, dan kemiri) campur dengan garam, merica, gula pasir.
- Rebus leunca selama 5 menit setelah air mendidih (ga direbus juga ga apa-apa, tapi bau langu). Kalo udah, tiriskan.
- Goreng oncom selama 2 menit setelah minyak panas. Kalo udah, tiriskan dan hancurkan kasar.
- Tumis bumbu dengan minyak sayur, hingga aroma bawang keluar.
- Masukin leunca, oncom dan semua sisa bahan-bahan.
- Aduk-aduk rata, kira-kira 5 menit.

Well done, siap dihidangkan bersama nasi putih hangat dan makanan yang dibawah ini. Ahiyyy...


Nah, resep kedua adalah Pepes Ayam Tahu. Sebenernya udah pernah buat sih, tapi dulu itu pake jamur. Yang ini nggak pake jamur (walaupun jamurnya udah dibeli, tapi lupa di bersihin). Tapi sih, kalo masalah rasa, nggak kalah sama yang dulu. Penampakan juga better than yang dulu. Hahaha... kemajuan ya boook! Kalo yang ini sih resepnya minta resep dari ibu. Tinggal modif dikit-dikit degh...

Pepes ayam tahu
Bahan :
- Daging ayam fillet, kira-kira 200gram, cincang kasar
- Tahu putih biasa, setengah potong, potong dadu
- Daun bawang, secukupnya, potong-potong selebar 0.3cm
- Santan kental, 2 sendok makan (kalo saya pake santan instan)
- Telur ayam, 1 butir
- Cabe merah, 2 biji, potong miring
- Bawang merah, 5 butir
- Bawang putih, 2 butir
- Kemiri, 1 butir
- Garam, 1/2 sdt
- Merica, 1/2 sdt
- Gula pasir, 1/2 sdt
- Lengkuas, potong kira-kira tebal 0.25cm sebanyak 6 potong, geprek
- Batang serai, 6 batang (kira2 panjang 3cm setiap batangnya), geprek
- Daun salam, 6 lembar
- Daun pisang, secukupnya (yang penting muat untuk pepes 6 biji ini)


Cara Bikin:
- Haluskan bumbu (bawang merah, bawang putih, garam, merica, gula). Tumis bumbu dengan minyak sayur. Setelah wangi, matikan kompor.
- Letakkan dalam satu wadah, isi daging ayam cincang, tahu putih, potongan daun bawang, irisan cabe, telur ayam dan santan. 
- Campur tumisan bumbu dengan wadah yang sudah diisi dengan bahan pepes, aduk rata. 
- Masukkan bahan-bahan pepes ke dalam daun pisang, jangan lupa ambil sepotong lengkuas, sebatang serai dan selembar daun salam untuk di setiap bungkus pepes.
- Setelah masuk semua, ikat ujung pepes dengan lidi atau tusuk gigi.
- Kukus selama 20 menit dengan api sedang, setelah air mendidih yawh...

Beres degh masaknya... Tinggal beberes peralatan bekas masak... hiks hiks hiks.. paling males emang nyuci perabotan lenong di dapur.

5.25.2012

WE'RE ON TABLOID NAKITA, YEAAAH....

Aiyh... aiyh... aiyh... Nggak sadar ternyata saya dan Nares mejeng di Tabloid Nakita edisi 686 ini. Setelah minggu lalu nongol di harian Kompas tentang CCTV, Senin ini ternyata nongol pula saya di Tabloid Nakita....



Awalnya sih nggak tau juga kalo diri ini nongol di Tabloid Nakita. Emang sih, Senin lalu itu ada emak di milis yang bilang, udah nongol di Kompas, di Tabloid Nakita pula. Tapi saya pikir itu yang di Tabloid Nakita cuma salah orang. Mirip-mirip aja kali. Makanya pun tak saya perdulikan. Cuek beibeh banget. 

Tapi, hari ini ada seorang emak di milis lagi yang ngasih tau saya kalo saya ada di Tabloid Nakita. Sampe akhirnya saya bales dengan serius terhadap si emak ini. Dirinya bilang, "emang ada ya... bunda Mona Anggiani dengan anak yang bernama Nareswari lainnya?" Whoaaah, ternyata beneran toh.

Jam istirahat, langsung ngacir ke tukang majalah di deket kantor. Cari Tabloid Nakita pastinya. Begitu dapet, langsung bongkar halaman per halamannya. Ternyata beneran yah, ada nongol di tabloid? Waaaah, iyaaa. Huihihihi... unyu-unyu sekali saya dan Nares di Tabloid Nakita.

Yak, minggu ini saya dan Nares jadi artis koran dan tabloid. Keceh banget lagh kita ya dek... 

JADILAH ANGGOTA MILIS dan GROUP YANG BAIK

Milis? Apaan sih milis? Pengertian dari wikipedia sih, milis adalah...
Jadi ya, intinya sih milis itu ya group tempat diskusi pada satu kegiatan atau komunitas tertentu.


Sejak punya bayi dan kegiatan di kantor yang baru nggak sepadat di kantor yang lama, akhirnya saya pun bergabung dengan milis ibu-ibu untuk urusan persusuan (ASI). Baca dari google di sana dan di sini, akhirnya ketemu lah yang namanya milis ASIFORBABY. Cakeup banget ini milis. Beragam informasi mengenai dunia perASIan, bisa diambil dari sini. Yang dokumen ilmiah, yang sharing, yang diskusi, pokoknya cakeeeuup beud. Aseli degh, dengan gabungnya di milis ini, saya jadi tau gimana cara simpen ASIP yang baik, gimana cara ngegabungin perahan ASIP, gimana cara menghangatkan ASIP, sampe-sampe buat nyari ilmu tentang ice gel dan ice pack pun ada di seputaran sini. Beuh, hareee geneee yah, kalo nggak mbaca, kita mau dapet wawasan dari manaaa? Keberadaan milis pastinya merupakan salah satu alat bantu untuk kota membuka mata kita terhadap dunia luar. 

Nah, syukur Alhamdulillah Nares bisa mendapatkan ASI selama 6 bulan, walaupun sempat 4 hari nyicipin susu formula dari RS karena dehidrasi. Selesai 6 bulan ASI Exclusive harus pastinya mulai pengenalan MPASI. Nah, dunia baru lagi degh buat saya. MPASI kan makan ya, berarti harus masak. Nah, masak itu saya nggak pernah lakukan. Sedih banget degh pokoknya kalo disuruh masak. Akhirnya, saya pun harus belajar kembali mengenai masak-memasak. Belajarnya ya lagi-lagi dari dunia maya. Browsing dan bermilis ria. Tapi kali ini milisnya mau cari milis yang khusus membahas masakan bocil. Eh, untunglah ketemu milis asuhan mba Depe, si mpasirumahan. Cakeeeuuup banget degh ini milis. Dokumen lengkap, sharingnya emak-emak juga banyak, pokoknya saya bisa gali ilmu disini. Mantabs lah! Malahan, saya sempet beberapa kali ikutan kelas/talkshow dari milis ini. 

Selain milis mpasirumahan, saya juga gabung di group masak-masak bocil di FB, namanya group Homemade Healthy Baby Food, asuhan dari mba Pingkan. Ini group juga kece banget lah. Segala jenis masakan dibahas disini dan group ini enaknya bisa share foto. Secara FB gitu logh, gampang banget upload fotonya. 

Jangan salah juga ya, saya juga ikutan milis dan group otomotif lho. Hihihi, aseli agak-agak konyol sebenernya perempuan kok ikutan milis otomotif. Tapi ya mau gimana lagi ya, secara emang hobby sama kendaraan roda empat itu. Nggak banyak-banyak kok, saya cuma ikutan milis/group yang berhubungan dengan mobil yang saya pake. Ya, buat nambahin ilmu permobilan pasti berguna.

Whokey, back to the subject di atas untuk menjadi anggota milis yang baik. Kenapa sih saya mau ngulas tentang ini judul? Sederhana sih jawabannya, soalnya saya suka sebel sama anggota milis yang nggak ikut aturan maen di milis. Sembarangan aja gitu loh. Lah, dikata itu milis milik nenek moyang dia kali ya, bisa sembarangan mau-mau dia nulis. Jangan gitu lah, milis itu kan dibaca sama banyak orang, dari mana-mana penjuru dunia, so please behave donk...


Nah, coba deh, kalo mau ikutan milis perhatikan hal-hal yang saya list di bawah ini. 


"Ikutin aturan maen milis"

     Setiap milis kan punya aturan main sendiri-sendiri yah, booow... Aturan maen di milis A pasti beda banget sama aturan maen di milis B dan milis C. So don't you ever try to compare aturan maen di milis A dan B dan C ya. Ya, kalo nggak mau ikut aturan maennya, skip aja itu milis. Kelar kan? Jangan terus compare atau bahkan ngejelekin milis yang dirimu ikutin. Hihihi, secara ini pernah saya alami. Jadi ceritanya gini, ada thread yang ngebahas aturan di milis sebelah yang nggak boleh begini begitu. Lah, ngapain juga ngurusin rumah tangga orang? Kalo nggak suka sama milis sebelah, ya jangan gabung ye nek. Admin juga nggak nyuruh dirimu gabung di milis itu kok. Kan dirimu sendiri yang mau gabung? Hihihi, lucu!


"Baca peraturan milis dan tertib ber-milis"

     Coba deh, kalo udah gabung di milis, baca aturan maen yang berlaku. Jangan coba-coba ngedobrak aturan milis tanpa koordinasi sama admin milis yah. Misalnya, nggak boleh jualan di milis, ya jangan jualan dooonk! Nggak tau? Atau jangan-jangan sengaja malahan? Bisa-bisa keanggotaan di banned. Iya mending kalo cuma di moderasi. Lha kalo udah di banned? Ya wassalam.

     Trus kalo di groupnya misalnya boleh upload foto, coba degh, masukin di album foto yang sesuai dengan judul fotonya. Seringkali sih saya nemuin, misalnya foto yang harusnya masuk di album A, eh, malah masukin di album B. Belum lagi kalo ngasih fotonya tanpa judul. Yahilah, dia pikir masukin gambar dan orang akan ngerti dengan apa yang dia posting kali ya? Ya nggak laaaah, nggak gitu juga kaleee. Siapa dirimu bisa aku mengerti?


"Ikuti gaya milis-mu"

     Ini yang lucu nih. Setelah bergabung dengan milis "emak-emak" dan milis "laki-laki", emang ada perbedaan yang mencolok dengan gaya bahasa di milis. Kalo di milis emak itu yah, bahasanya kudu agak sopan, agak halus, agak santun dan yang paling penting jangan mencela. Yoih banget neh, secara emak-emak itu bener-bener sensitif (bukan merk testpack). Kadang disindir dikit aja udah bales balik ngambek, marah, nulisnya pake huruf besar dan kadang pake tanda seru. Wohooo, emak-emak gitu logh. Banyak urusannya (urusan makan si bocil pastinya) yang bisa bikin naik pitam darah tinggi, belum lagi kalo PMS datang. Makanya, kalo ngikut milis emak-emak, hati-hati nulisnya yak. Cermat. Saya sendiri pernah punya pengalaman yang bikin ngakak pas baca thread di milis. Jadi ceritanya tuh saya buka thread dengan subject kulit ikan salmon boleh dimakan apa nggak? Trus ada anggota milis yang lain yang jawab, better kulit ikan salmon jadiing kaldu aja dan yang dimakan itu dagingnya aja. Ehhh, ada lho, emak-emak laen yang jawab, kenapa kulit ikan salmon jangan dimakan, trus apa bahayanya ngasih kulit ikan salmon ke anak. Hlaaa, maaaak, yang bilang nggak boleh dimakanin ke anak tuh siapaaa? Bukan nggak boleh maaak. Pusing degh baca yang beginian. Dibilang better nggak, jadi malah dianggap nggak boleh. Itu kan pemaknaan yang sangat jauh berbeda.

     Beda lagi sama milis laki-laki ini. Disini kalo ada yang nanya serius, kadang malah dianggap becanda. Ujung-ujungnya malah cela-mencela. Sadis dan berdarah-darah pula candaannya. Jangan masukin ke hati kalo yang beginian. Justru kalo nggak mencela, nggak hidup ini milis.

     Jadi, sesuaikan ya pemirsa, dirimu ikut milis yang model gimana? Jangan sampe salah gaya ya, ibarat baju, kita salah kostum nantinya..



"Tulislah thread yang belum pernah dibahas"

     Seringkali saya nemuin anggota milis baru itu nanya hal-hal yang udah sering banget dibahas di milis. Padahaaal, itu pertanyaan ada jawabannya di dokumen atau arsip milis. Tinggal kita ubek file-nya. Justru enak kok, bisa dapet jawaban yang ada latar belakang ilmiahnya. Nah, kalo misalnya bingung, coba search dulu di arsip milis pertanyaan yang akan diajukan. Jangan langsung maen tanya di milis yah, secara orang pasti tau banget kalo kita males baca dokumen milis. Ini sering banget terjadi di milis-nya ibu-ibu permasakan bocil. Baru aja thread A dibahas pagi ini, panjang kali lebar kali tinggi. Eeeh, sorenya udah nongol lagi pertanyaan dengan thread A juga, tpi beda orang. Et dah ampuuun maaak, kagak baca kali ya? Yang mau ngasih jawaban juga males kaleee. Bulak balik pertanyaannya itu-itu aja. Nggak ada yang baru apa yak? Naaah pemirsa, cobalah, kalau anda baru gabung di milis, ubek-ubek degh ya tuh dokumen. Jangan malas untuk membaca dan membaca dan membongkar pastinya. Jangan rajin bongkar dompet doang makanya. 


"Tulislah dengan menggunakan tulisan yang baik dan benar"

     Yang baca milis itu ya, nggak cuma kita sendiri. Disana ada berjuta orang yang baca. Jadi, tulislah dengan tulisan yang baik, yang mudah dimengerti dan dibaca. Ngga perlu nulis pake tulisan alay yang diukir itu ya. Udah bacanya pusing (karena ada huruf besar dan kecil di tengah, belum lagi yang nulis huruf pake angka), harus mikir, jadi nggak jelas maksudnya apa. Ya ampun, please ya Tuhan, kenapa harus ada tulisan alay gitu yah? Kalo emang ada milis khusus alay sih ya nggak masalah mau nulis alay, tapi ini kan bukan milis alay. Jadi jangan coba-coba nulis alay. 

     Belum lagi yang akses milis dari handset blackberry-nya. Di bbm itu ya, kan ada auto text yang bisa bikin tulisan jadi terukir dengan indahnya. Kadang jadi malah muncul icon-icon yang lucu (lucu cuma kalo buat di blackberry). Tapi kan nggak semua orang itu akses dari blackberry. Nah, yang nggak akses dari blackberry itu ya, baca icon auto text black berry kan jadi keriting. Tulisan jadi kotak-kotak malah nggak bisa kebaca. So please buat pengguna blackberry, matikan autotext yah kalo mau jawab di milis.

ngambil gambarnya dari sini


Kira-kira sih begitu lah yang bisa saya sharing disini mengenai bermilis ria. Mudah-mudahan dibaca ya, diresapi, ditaati... *sigh, siapa gw gituuu... Ya, saya sih cuma mau numpahin aja apa yang suka terjadi di milis dan suka bikin ganggu pemandangan bermilis. Jadi, kalo bisa bermilis dengan baik, ya bermilis lah dengan baik...

5.21.2012

HEAVY LONG WEEKEND - MAY 2012

Yuhuuu... Bulan May 2012 ada satu heavy long weekend lho. Jadi gini... Tanggal 17 itu hari Kenaikan Isa Almasih, jatuh di hari Kamis. Nah, otomatis di hari Jumat itu adalah libur cuti bersama. Biasa degh, kalo udah jepit kejepit gitu kan, pastinya suka pada mbolos. Daripada mbolos massal, mendingan kan ya dilegalkan saja kan itu cutinya. 


Sebagian besar orang kalo udah long weekend itu pasti punya rencana mau jalan kesini dan kesitu. Yaeyalaaah, soalnya kan libur panjang gitu kan? Kapan lagi gitu... Tapi nggak berlaku di keluarga kita. Yups, kebetulan sekali saya dan pak suami sepakat untuk tidak keluar kota di long weekend ini. Alasannya sih klasik banget, (1) Kita punya Nares yang masih rempong buat pindah sana sini, (2) Pasti keluar kota (Bandung, Puncak, Yogya, dll) juga macet dan sementara Jakarta akan sepi. Mendingan enjoy di Jakarta aja lah. Toh juga di Jakarta bisa enjoy-enjoy juga kan...

Nah, ini dia kegiatan kita sekeluarga selama long weekend kemarin... Nggak ada yang spesial sih, cuma kita enjoy dengan kegiatan kita loh... 



Day 1 (Kamis, 17 Mei 2012)

Seharian nggak kemana-mana sih, cuma sore itu sempet nengokin baby born-nya Adrian dan Eva (Adrian ini temen kantor pak suami) di RS Asri Duren Tiga. Abis dari RS, kita makan Bakmi GM di Jl. Sunda. Hehehe, tapi bukan berarti Nares makan Bakmi GM juga ya. Still ya sodara-sodara, Nares makan apa yang dibawain ibunya dari rumah. 


Day 2 (Jumat, 18 Mei 2012)

Yang ini full seharian di rumah. Nggak kemana-mana, ehm pagi doang ding ke pasar Slipi belanja buat makanan siangnya. Sibuk sama masak-masak, bikin tumis daun singkong buat si Bapak dan somay udang yang pake kulit tahu tipis itu. Kita seru-seruan di rumah aja. Tidur siang, makan, becanda. Pokoknya menghabiskan waktu di rumah. 

Crawling and swing-ing with daddy

Day 3 (Sabtu, 19 Mei 2012)

Nah, baru deh kita keluar rumah lagi. Tapi ya itu juga cuma makan siang kok. Pengen nyobain makan di Bandar Jakarta di Alam Sutera itu loh. Kan si bapak udah pernah kesana, nah saya pun ingin donk, nyobain. Berangkatlah kita rame-rame. Iya nih, kita pergi rame-rame. Ada bapak ibu saya, ada ibu dan adik pak suami juga, serta Nareswari pastinya. Nggak banyak foto-foto disana sih, soalnya kita udah pada sibuk sama makannya. Hihihi... Over all sih ya lumayan kok masakannya. Worth it dengan harga yang harus dibayar lagh... 

Bandar Jakarta Alam Sutera

Abis dari Alam Sutera, kita mampir ke rumah mama di Kedoya. Istirahat sebentar, trus pulang degh. Nggak ngapa-ngapain juga di Kedoya, selain foto foto iseng di bawah ini

Just awake from her naps

Si bapak lagi cari angin depan rumah

Jeprat-jepret di sekitar rumah

Hahaha... nggak banget ya liburannya? Tapi saya sih puas kok. Nikmatin Jakarta yang sebagian besar ditinggal sama penghuninya. 



Day 4 (Minggu, 20 Mei 2012) 


Last day liburan ditutup dengan tampilnya keluarga kita di harian Kompas. Yuhuuu... dan pastinya agak-agak heboh pada ngomongin. Hehehe.... Makasih ya mba Mawar, udah ngeliput kita untuk artikel-nya di Kompas.

We're on Kompas Sunday

Ternyata ya, Liburan nggak mesti keluar kota. Di rumah juga seru kok...


5.15.2012

JADWAL MAKAN NARES - 15 BULAN

Di usia Nares yang 15 bulan ini, makan udah nggak seteratur seperti usia Nares di bawah 13 bulan (coba liat deh, jadwalnya di sini). Beneran degh, jauh banget berbeda. Kalo dulu itu ya, jadwal makan Nares strict banget sama jam-jam tertentu. Sekarang nggak bisa lagi. Yups, saya pun harus pasrah dengan keadaan ini. Niatnya emang mau strict dengan jadwal, tapi ternyata nggak bisa. Hal ini bermula dari awalnya Nares yang susah makan. Waktu Nares susah makan itu ya, makan beratnya di split jadi beberapa kali. Kan prinsipnya sedikit-sedikit tapi masuknya sering. Whokey....

Nah, jadi tuh ya, sekarang jadwal makan dan minum ASI/ASIPnya Nares kira-kira kaya' gini... 

jadwal makan Nares di usia 14+mos





















Tapi ya, kadang suka berubah juga deh tuh jadwal. Secara juga sekarang itu Nares kalo lagi mood makan, ya makannya gampang, katanya, "mamam... mamam..." kalo udah nggak mau, ya palingan mingkem doang. Nggak mau maksa sih kalo saya. Biarin aja Nares mingkem. Toh kalo laper juga nanti dia bilang mamam. Saya cuma nggak mau nantinya Nares takut sama makan, trauma liat sendok yang bisa bikin anak-anak malah nangis jejeritan kalo udah liat makanan. Aseli, ini udah terjadi dengan beberapa anggota keluarga saya. Anaknya ngeliat piring aja udah pipis di celana. Ada juga anaknya yang liat sendok udah langsung kabur ke kamar. So, pilihan tidak memaksa makan ke Nares pun saya ambil. 

Sekarang juga, jam tidur siang Nares udah mulai berkurang. Dulu itu, pasti rutin jam 10 pagi (sekitar 45vmenit) dan jam 3 sore (sekitar 45 menit). Tapi sekarang suka ngacak. Pernah aja sih, Nares tidur dari jam 9 pagi sampe jam 12 siang. Berarti kan cemilannya bablas. Pernah juga Nares tidur dari jam 11 menjelang siang sampe jam 1 siang, berarti makan siangnya mundur. Lha abis gimana, orang dia tidur gitu, masa' mao dibangunin. Yang penting sih ya makan aja degh. Sekali dua kali dalam seminggu break the schedule ya nggak apa-apa juga kan? 

Nah, masalah makan malem nih... Saya itu mulai ngajarin Nares makan malem bareng sama saya. Sekitar jam 19.00-an. Kadang malah jam 19.30. Kalo kata orang sih ya, harusnya makan malam terakhir anak-anak itu sekitar jam 18.00 karena mereka itu tidur sekitar pukul 19.30, jadi biar makanannya dihancurkan dulu sama si organ tubuh, pas tidur si organ kerjanya nggak terlalu berat (gitu bukan sih?). Lha tapi Nares itu tidurnya jam 21.30-an, lah kalo dikasih makan latest jam 18.00, dia pasti kelaperan tuh nanti jam 19.00nya. Makanya, pertimbangan saya adalah mundurin jam makan Nares. Selain karena alasan tadi itu, juga karena saya mau makan bareng sama Nares. Betapa nikmatnya lho, makan bareng sama anak. Lebih-lebih lagi kalo pas pak suami pulang pas sebelum kita makan, jadi kita bisa makan barengan di rumah. 

Nares juga seneng kok, makan bertiga di meja makan ruang makan kita yang sederhana itu. Bapak dan ibu duduk di kursi dewasa dan Nares tetap duduk di high chair-nya. Beda lho, ekspresi muka Nares kalo makan sendiri dan makan bareng sama bapak ibu. She really enjoy her meals. Kan kalo makan banyak dengan hati senang itu jadi daging. Hahaha...

Oh iya, saya mulai dengan perubahan baru loh, di usia Nares 14 bulan, saat Nares susah banget makan, saya pagi-pagi itu, setelah Nares melek beberapa menit (nggak sampe 10menit), langsung saya kasih buah. Nares kan selalu suka dengan buah. Makanya, kalo pagi-pagi buta (versi Nares) dia makan buah dan habis, hati ini pun gembira. Daaan... semenjak Nares pagi-pagi makan buah, makan siang dan seterusnya menjadi agak gampang. Alhamdulillah ya... Pagi yang menyenangkan kalo Nares makannya pinter.

So well, selamat makan Nares. Mau jam berapa aja, yang penting makan ya. You do a good job kok, darling... Ibu love you... 


5.11.2012

BYE BYE BB

Yes, akhirnya saya pun meninggalkan handset blackberry saya. Aseli udah nggak guna si bebe itu. 

Gini ya, secara saya juga pake bebe itu udah telat. Dikala orang udah pada pake bebe, saya belum pake bebe. Masih cinta sama Sony Ericsson saya si P1i itu. Karena P1i suka hengky pengky, akhirnya saya ganti ke Samsung Omniapro. Nah, karena pak suami mau pake bebe (tuntutan dari pihak kerjaan), akhirnya saya pun pake bebe itu pula. Kenapa? Soalnya bisa bbm-an sama pak suami, secara bbm-an bisa memudahkan komunikasi dengan si bapak. Lebih hemat gitu, ketimbang sms-an yang sekali kirim Rp 150 (dahelaaah, segitu doang dibilang penghematan).

bye my bebe - Tour 9630

Kira-kira 1,5 tahun sebagai pengguna bebe, akhirnya saya pun memutuskan bye bye bebe. So pasti, saya bisa hidup tanpa bebe itu. Banyak orang yang bener-bener harus ber-bebe ria, tapi saya yakin saya bisa hidup tanpa bebe. Lha wong dulu juga nggak pakai bebe kok, kenapa nggak bisa juga sekarang. Tapi boleh dong, saya mau list down disini, kenapa saya berani say bye bye to bebe...

-satu-
Signal bebe itu busuk banget! Aseli degh nggak pake bohong. Saya pake provider Indosat, sebulan bayar Rp 100 ribu untuk langgangan pake bebe yang full service. Tapi signal-nya senen - kemis, nggak pake perasaan. Kadang malah SOS. Pernah gitu, hampir separo hari SOS udah kek orang hilang dah tuh signal. Parahnya lagi, saya pikir itu emang bebe-nya yang error, makanya saya restart. Eh, nggak taunya emang dasar signal gemblung! Pokoknya kalo urusan signal bebe, saya udah hands up degh! Udah capek! !@#$*marah

-dua-
Abislah signal busuk, handset pun busuk pula. Hedeeeuuuh, meuni muter-muter mulu itu jarumnya (baca : jam pasir). Yahelaaah, apa pula ini? Kalo kata suami, itu karena banyak aplikasi yang dibukain. Tapipun kalo nggak pada kebuka ya juga demen tuh dia pake jam pasir gitu. Nyebelin banget. Kesel aja, lagi asik-asik ngetik, eh dia malah loading. Pengen gw hajar jadinya. Nah, terakhir itu, handset saya suka restart sendiri. Awalnya, sehari sekali dia restart sendiri. Sampe akhir hayatnya dia merestart dirinya hampir tiap 5 menit sekali. Cuapek degh!

-tiga-
Kamera bebe itu nggak bagus yah, sama sekali. Lumayanan memang, tapi nggak kemplang kenyus makpoll. Seadanya banget. Nggak cukup bagus kalo dibandingkan dengan harganya. Coba degh, ada nggak bebe yang kameranya 8MP kaya si Sony atau siapalah itu namanya? Well... tapi orang-orang sih ya masih pede-pede aja sih, pake kameranya bebe untuk upload profile picture-nya. Hihihi...

-empat-
Suaranya speaker dan headset pun tak bagus. Aseli deh, sebagai penikmat musik dan lagu, saya nggak cocok sama spek-nya si bebe ini. Media player bener-bener seadanya. Bass-nya nggak berasa. Hmmm, beda banget sama Sony Ericsson (yaeyalaaah). Nah kan, makin terpuruk tuh si bebe. 

-lima- 
Males dapet broadcast message yang nggak guna. Deuh, paling sebel kalo dikasih broadcast message yang iklan jualan. Kadang udah dikasih tau untuk jangan dikirimin, masih juga ngebandeli dikirimin broadcast message. Idiiih, nggak ngerti degh, kenapa juga masih ngirimin ya? 

-enam- 
Test contact mulu. Seumur saya pake bebe, nggak pernah sekalipun yang namanya melakukan test contact. Aseli, nggak ngerti buat apa sih test contact itu. Lha wong bebe itu kan smartphone, jadi kalo contact yang disono hilang, ya maka akan terhapus dengan sendirinya. Nah, yang nyebelin itu ya, ada beberapa contact yang suka test contact tiap minggu. Maksudnya apaan sih ya? Tiap minggu test contact? Berisik banget

-tujuh-
Sebel sama yang jualan di bebe. Menjadikan bebe itu bener-bener toko dia degh. Kalo cuma sekedar dia upload foto barang dagangan di profil picture dia sih masih mending.Yang rempong itu kalo udah nyebarin di group dengan picture-picture yang segambreng. Dyahelah, capek dah liatnya. Usaha sih boleh aja, tapi kalo tiap jam ngirimin gambar jualan, kan males juga. Berisik, ngotor-ngotorin notification ajah.

-delapan-
Berhubung pun saya dihadiahi pak suami handset Android, makanya pun lah saya beralih ke Android. Kalo mau chat sama pak suami, kan bisa pake Whatsapp, bisa YM, bisa Gtalk. Mudah kan? Nggak mahal juga untuk langganan data, secara saya udah punya Telkomsel Flash untuk langganan data. Ahiy banget dagh akh.


Nah, jadilah sekarang saya pengguna Android yang keceh itu. Kamera 8MP, bisa denger musik dengan bass yang poll, bisa denger radio, tetep masih bisa chat dengan pak suami dengan harga yang murah, pokoknya ciamik lah... hihihi! tapi, tetap juga sih, berterima kasih sama si bebe yang 1,5tahun belakangan ini nemenin saya... 

NGGAK ADA ASISTEN RUMAH TANGGA (LAGI)


Di minggu ini sepertinya tepat sebulan di rumah nggak ada pembantu (sekaligus yang asuh Nares). Si mba’ yang terakhir, yang janjinya nggak pulang sampe lebaran, ternyata hanya bertahan sampai seminggu saja. Alasannya pulang kampung sih katanya mau ikutan sekolah gratis di kampungnya. Lha, masa’ ya bulan April gitu mulai sekolah? Sekolah apaan? Lagian kalo emang niat mau sekolah, ngapain mau kerja di Jakarta? Nyusahin aja yak?! Kebiasaan deh nih bedindeh. Dikasih hati minta jantung. Mungkin kalo kepala bisa diminta, sekalian diminta. 

Untuk sementara ini, Nares dijagain dulu sama eyang dan nenek-nya secara ganti-gantian. Kalo Senin, Rabu, Jumat, jadwalnya eyang Joglo yang jagain. Kalo Selasa dan Kamis, gantian nenek Kedoya yang jagain. Well, sedikit agak kasihan liat eyang dan nenek harus bolak balik ke rumah, tapi gimana lagi. Soalnya kalo dibawa ke rumah eyang Joglo, aseli jauh banget dan macet pula. Dibawa ke rumah nenek Kedoya, pasti kitanya harus berangkat pagi-pagi, yang kadang Nares aja belum bangun. So, untuk sementara eyang dan nenek yang ke rumah Nares.


pic. source : google

Saya sih cuma heran yah, kenapa mereka sekarang itu pada belagu. Aseli, nggak cuma saya aja yang bilang begitu. Rata-rata ya pengguna jasa bedinde itu mengakui kalo bedinde jaman sekarang itu banyak maunya, banyak tingkahnya, dan nggak tau diri. Ya emang iya sih, secara mereka kadang udah kita anggap kaya anggota keluarga sendiri, tapi masih aja kelakuan mereka nggak nyenengin. Masih kurang apalagi coba ya? Nggak tau kalo di tempat lain gimana. Tapi yang pasti kerja di rumah saya itu bener-bener nggak berat. Kenapa? 

(1) Karena mereka nggak perlu masak. Untuk makan orang dewasa, saya catering harian biar si bedinde nggak masak-masak. Saya nggak mau konsentrasi si bedinde untuk jagain Nares terpecah antara Nares dan masak. Saya pun enggak mau repot dengan urusan masak main dish untuk orang besar di rumah. Pusing mikirin menu, belum lagi harus belanja (sayur, bumbu, perintilannya), dan kadang jadinya malah terbuang. Sedangkan makanan untuk Nares, jelas saya sendiri yang buat. 

(2) Saya tinggal cuma dengan suami dan Nares, which is mean kalo cucian baju nggak banyak. Suami dan saya tipe orang yang bersih dan bajunya nggak kotoran melulu. Makanya, saya minta cuci baju untuk orang dewasa itu cukup 2 hari sekali, tapi kalo baju Nares ya harus tiap hari. Soalnya Nares kan kalo siang nggak pake diapers. Cuci mobil kita pun nggak. Secara pak suami pasti nyuci mobilnya sendiri, kalo nggak ya bawa ke tempat cucian mobil. 

(3) Tugas utama si bedinde itu sebenernya cuma jagain Nares pas saya dan pak suami ke kantor aja. Jadi, begitu pulang dari kantor, saya pasti langsung turun tangan untuk megang Nares dan si bedinde bisa langsung istirahat. So far juga Nares bukan tipe anak yang rewel. Nares is a good girl. Dia bisa main sendiri asal ditemenin. Palingan sekarang ya capek megang titahan aja. 

See kan, betapa mudahnya kerja jadi bedinde di tempat saya? Kalo untuk urusan kerjaan, bener-bener nggak berat. Kalo untuk urusan upah, terbilang standard. Standard dengan para pekerja yang lain di komplek perumahan saya. Bahkan, lebih sedikit. Oia, upah yang saya berikan ke bedinde itu bersih untuk yang dia ambil lho. Saya itu tiap bulan pasti kasih keperluan mandi lengkap untuk mereka. Sabun mandi, odol, sikat gigi, shampo bahkan sampai ke pembalut. Voucher pulsa? Pastinya. Jadi, uang mereka benar-benar utuh. 

Selama setahun ini, sudah 4 orang bedinde yang kerja di rumah. Yang pertama berhenti karena hamil dan mau lahiran di kampungnya. Yang kedua berhenti karena dirinya sakit dan mau istirahat di kampung. Yang ketiga berhenti karena anaknya di kampung nggak ada yang jagain. Dan yang terakhir berhenti karena mau lanjut sekolah. Ya ampuuun, bedinde oh bedinde... bener-bener dikasih hati minta jantung. 

Saya sempet sedikit emosi ketika cerita dengan teman (laki-laki) yang men-judge saya “mungkin tidak memanusiakan bedinde, makanya mereka pergi”. Aseli, dirinya yang tidak tahu kondisi di rumah saya seperti apa, langsung serta merta memvonis saya seperti itu. Dimata dia, saya yang tidak menganggap bendinde manusia. Ah, sudahlah, percuma debat dengan orang seperti itu. Dirinya bisa seperti itu karena tidak merasakan susahnya punya bedinde. Sementara anaknya dititipkan kepada ibu mertuanya. Selesai urusannya. Ya, mudah-mudahan aja dirinya nggak perlu bedinde seumur hidup. Jadi nggak perlu merasakan yang namanya capek hati sama bedinde. 

Okey, sekarang berarti semua pekerjaan di rumah (cuci baju, setrika, nyapu rumah, nyapu pekarangan, ngepel, beberes) berarti harus dikerjakan sendiri. Sendiri? Nggak sendiri dooonk, saya kan punya suami yang baik hati. Aseli, suami saya itu baik banget. Dirinya bersedia bantu-bantu kerjaan rumah tangga. Kita berdua berbagi-bagi kerjaan. Suami saya kebagian cuci piring, setrika dan ngepel. Sementara saya ya cuci baju dan nyapu, serta beberes. Well done, sodara-sodara. Rumah pun alhamdulillah rapih selalu. Tanpa bedinde pun, rumah bisa dipegang. Capek emang iya, bahkan seminggu ini saya jatuh sakit (demam, radang tenggorokan, dan batuk). Semua orang bilang sih karena saya terlalu capek. Ya, mau gimana lagi ya? Orang harus dikerjakan kok. Padahal udah dibantuin pak suami. Tapi mungkin emang lagi nge-drop ya badan, secara juga cuaca lagi berubah-rubah gini. Yah, mari kita nikmati sajalah...

Ini yah, sepanjang saya nggak ada bedinde, pun saya menikmati hidup ini. Ternyata hidup tanpa bedinde itu bisa kok (okey kalo untuk kerjaan, tapi kalo untuk jagain Nares pas saya kerja ya nggak okey lah). Kenapa saya bilang okey?

(1) Consumables itu semakin irit loh. Beneran degh, nggak pake bohong. Sabun cuci baju yang biasanya sebulan butuh 1kg lebih, tanpa bedinde cukup dengan 700gram saja. Sabun cuci piring yang biasanya kalo ada bedinde sebulan itu butuh 1liter, tapi kini cukup dengan 400ml saja. Pelicin pakaian yang buat strika-setrika itu, biasanya 1 botol per 2 minggu, kali ini cukup dengan 1 botol untuk sebulan. Begitu juga untuk sabun cuci lantai, dan lain sebagainya.

(2) Rumah kok malah jadi lebih bersih dan rapih ya? Iya, secara kalo si bedinde itu ya kalo nyapu ya asal nyapu, ngepel asal lewat, nyuci baju nyikatnya asal-asalan, pokoknya kerjaan banyak yang dikerjain sekelewatan doang. Beda dong ya, sama yang kita kerjain. Hihihi, apa karena emang saya punya bakat jadi bedinde ya? Wkwkwk.... Yah boleh lah, kalo digajinya sepadan.

(3) Rasa khawatir akan perkembangan mental Nares tidak ada. Ya iya lah, kan Nares dijagain sama eyang dan nenek kan, yang pasti tidak mungkin salah mendidik Nares. Beda sama bedinde. Tapi nggak tau kenapa ya, saya nggak suka banget kalo ada yang bilang, “anak bedinde”. Aseli degh, gimana mau jadi anak bedinde, lha selama di rumah Nares pasti selalu sama bapak ibunya kok. 

Anyway busway, tetep sih butuh si mba’ yang buat jagain Nares selama emak bapaknya ke kantor, lho... semoga cepet dapet yang bener yah... Aamiin...

KURIKULUM SD KINI... JAHARA DEH...

Buat ibu-ibu yang selalu mendampingi anak-anaknya belajar, pasti paham banget kalau materi pelajaran sekarang ini berat sekali. Ehm, apa ja...

Popular Post