Yang namanya teman emang selalu
tetap jadi teman. Bekas suami ada, bekas istri ada, bekas rekan kerja ada, tapi bekas teman nggak
ada...
Cukup kaget juga ketika tiba-tiba
di chat bbm ada invite-an multichat dari Ratmi, temen SMP saya di SMPN 219 Jakarta
Barat angkatan 1993-1996. Pas saya gabung di multichat itu, sudah ada
beberapa rekan SMP saya yang bergabung disana. Pun kemudian, beberapa teman
lainnya masih bergabung. “Kenapa nggak di group aja sih?” Ada seseorang teman
yang menanyakannya. “Emang masih kurang
yah, groupnya?” ada juga yang nanya begitu. Ternyata si moderator multichat,
Ratmi, nggak gabung di group sekolah SMP kami, makanya pakai fasilitas di multichat.
SMPN 219 Jakarta Barat (sumber pic. : disini) |
Saling tanya sana sini, ada apa
gerangan ini multichat. Ternyata Ratmi lagi mempersiapkan ‘bahan’ yang akan
disampaikan di multichat ini. Secara di saat itu serangan pertanyaan udah
mencuat sana sini. Mau bahas apa di multichat ini? Tambah lagi sudah terlontar
nama seseorang teman kami semasa SMP, Erwin Suryahadi, yang tidak tergabung di
dalam multichat tersebut. Tampak pun Erwin bukan pengguna Blackberry.
“Ada yang kenal Erwin?” tanya
Ratmi.
“Erwin mana? Erwin ada dua. Yang
besar apa yang kecil?” berondongan pertanyaan dari anggota multichat lainnya.
Saya sendiri cuma kenal Erwin
yang “besar” (menurut perbincangan di multichat tersebut). Seingat saya, Erwin itu adalah rekan saya di
ekstra kurikuler Karate. Makanya saya kenal banget.
“Erwin yang pake kacamata” jelas
Ratmi.
Okey, kalau begitu jelas berarti.
Itu benar Erwin yang dimaksud. Erwin yang memang rekan cukup dekat dengan saya semasa di
SMP dulu.
Erwin, dari dulu memang memakai
kacamata. Saya sendiri juga berkacamata sih, tapi Erwin kelihatan lebih tebal
lensa-nya. Jelas sekali itu. Saya pikir, yaaa mata Erwin sama "tak normal"nya
dengan mata saya yang minus ini. Ternyata tidak. Mungkin saya jauh lebih
beruntung dari Erwin yang berkacamata (juga). Sepertinya minus 4 yang saya raih ini, belum ada apa-apanya buat Erwin.
Jadi begini ceritanya...
Rekan Ratmi, melalui bbm- chat, memberitahu kepada Ratmi, kalau suami si mba’ yang bantu cuci gosok di
rumahnya itu adalah rekan Erwin sekolah SMP. Lha, berarti temen kita juga donk?
Iya bener. SH namanya (maaf, saya sembunyikan namanya, secara belum konfirmasi
mau cerita begini sama SH). SH memang dari dulu yang saya tau itu dekat dengan
Erwin. Ternyata sampai sekarang mereka masih bersahabat dekat. Ya ampun, sudah
hampir 16 tahun mereka masih saja lengket yah. Everlasting friendship banget,
sodara-sodara!
Kenapa dengan Erwin?
Entah bagaimana bisa, si mba’ yang
cuci gosok ini cerita sama temennya Ratmi. Sampai juga ke telinga
temannya Ratmi ini, kalau kini kondisi mata Erwin sudah cukup memprihatinkan.
Bukannya membaik, ternyata memburuk semenjak sekolah dulu. Bola mata Erwin seperti setengah
menonjol keluar. Kacamata pun dengan lensa yang sangat tebal. Menurut informasi
dari SH yang didapat langsung dari Ratmi, selaput bola mata kiri Erwin sudah pecah. Sepertinya
Erwin sudah sempat berobat ke dokter, namun memang tidak dipungkiri,
kondisi ekonomi Erwin tidak seberuntung kita-kita yang punya rejeki berlebih
dibanding Erwin.
Nggak usah berangan-angan untuk berobat dan diganti asuransi dari kantor seperti kalau kita sakit, yah. Untuk bisa bertahan
hidup saja, sepertinya buat Erwin sudah luar biasa. Bagaimana tidak? Keseharian
Erwin adalah sebagai pengantar air galon isi ulang yang berada di sekitar
rumahnya daerah Joglo (Jakarta Barat) dan Ciledug. Kebayang deh, berapa upah
untuk jasa antar air galon isi ulang tersebut? Sementara pun, harga segalon air
isi ulang tersebut juga tidak seberapa. Mungkin karena kondisi keuangan yang
tidak memungkinkan tersebut, Erwin memilih berobat ke alternatif.
Dokter yang pernah dikunjungi
Erwin, menyarankan bagi Erwin untuk tidak mengangkat beban yang berat-berat,
supaya bola mata Erwin tidak semakin parah menonjol keluar. Tapi memang sulit
kali ya, sementara Erwin hanya bisa bekerja sebagai pengantar air galon isi
ulang yang sehari bisa angkat-angkat sekitar 50-60 galon air. Dengan upah
sebesar itu, Erwin harus berobat dan menghidupi istri dan anaknya. Mungkin jauh panggang dari api, kalo saya belajar peribahasa jaman dulunya.
Sedikit informasi, untuk biaya
pengobatan mata Erwin dengan operasi tersebut membutuhkan dana sekitar Rp
12juta. Tentunya uang sejumlah itu cukup besar buat Erwin. Harus berapa lama
Erwin mengumpulkannya dari penghasilannya mengantar air galon isi ulang? Saya
pun tak mampu membayangkannya. Pun kalau tidak segera diobati penyakitnya
itu, takutnya penyakit Erwin akan semakin parah. Mata adalah salah satu bagian
dari panca indera kita. Kalau sudah tidak bisa melihat, walaupun sebelah, saya
rasa itu akan sangat mengganggu.
Setelah membaca multichat di bbm...
Semua teman-teman cukup prihatin
dengan keadaan Erwin. Sangat prihatin
pastinya. Melalui hasil diskusi di multichat tersebut, kami sepakat untuk
menggalang dana untuk pengobatan Erwin. Uang dan barang bekas layak pakai yang bisa dijual,
akan dikumpulkan untuk membantu biaya pengobatan Erwin. Mungkin hanya itu yang dapat
kami lakukan untuk Erwin, selain doa penuh harap agar Erwin bisa kembali normal
penglihatannya. Buat rekan-rekan dan pembaca semuanya, saya mohon bantu doanya
buat Erwin, supaya Erwin bisa sembuh sesegera mungkin.
Bagi rekan-rekan sesama alumnus
SMPN 219 Jakarta Barat (tanpa memandang angkatan berapa) atau siapapun yang ingin mendonasikan sedikit rejekinya (berapapun itu) untuk Erwin, mungkin bisa menyalurkannya donasi melalui :
Rekening BCA : 035 097 0177 atas
nama Ratmiyati
Rekening Mandiri : 117 000 417
6988 atas nama Kurniati Oktaria
Oia, kalau ada yang kurang jelas
atau butuh informasi lainnya mengenai Erwin, atau mungkin mau konfirmasi donasi, bisa konfirmasi ke Ratmi langsung
di 0878 8158 5957 atau ratmiyati@gmail.com.
Dimulai dengan niat yang tulus dan ikhlas buat Erwin demi sekedar meringankan bebannya, mudah-mudahan penggalangan dana ini
bisa berhasil, sehingga Erwin bisa cepat pulih. Aamiin...
Buat yang sudah
menyediakan waktunya untuk membaca, saya ucapkan terima kasih. Buat yang sudah
berniat mendonasikan dana, saya juga ucapkan terima kasih. Saya hanya bisa
membantu sedikit dengan menuliskan cerita ini. Tuhan yang pasti akan
membalasnya ke kalian semua...
BUAT ERWIN, kamu yang kuat yah...
Friendship everlasting...terharu...bacanya (btw, lo di kantor enak banget dah mon, bbm aktif, fb aktif, masih sempet pula nulis blog..super sekali, sahabatku)
ReplyDeleteSeneng banget punya teman seperti kalian semua, semoga byk yg terketuk hatinya untuk membantu erwin ya, mona tulisanmu bagus sekali :) makasih ya mona
ReplyDeleteFriends, ini beberapa infonya ya...
ReplyDeleteInfo dari teman2 dokter:
Kayaknya sih ablasio ya mba,, faktor risikonya minus tinggi itu.. Kl bnr ablasio, mgkn operasinya bs mencapai 16-20 juta dg rawat inap dan obat2an (rscm).
alternatif lain urus jamkesmas (ditanggung 100%) atau sktm (50%-bisa lebih) ke rt-rw-puskesmas-dinkes stmpt. -dr.aci, residen mata
Kalau ablasio, operasinya namanya vitrektomi, memang salah satu op besar yang biayanya paling mahal di bagian mata, karena alat2 habis pakainya juga mahal (ya sekitar 12 juta itu). Baksos untuk vitrektomi hampir ga pernah ada, paling bisa urus sktm, jamsostek dsbnya di RSCM, tetapi nanti pasti lama urusnya, padahal hasil operasi ini tergantung timingnya, makin cepat makin baik. -dr.nina, residen mata
Daftar aja ke LKC Dompet Dhuafa yg didaerah Ciputat. Siapkan berkas2 berupa foto copy ktp, kk dan sktm terus daftar ke LKC. Nanti akan disurvey.
No kontak LKC Ciputatnya adalah 0217416262 ext 100 (dr.Yahmin Setiawan)
InsyaAlloh teman2 angkatan juga mau memforward berita ke milis2, semoga dukungan dana juga jadi lebih banyak, aammiin
Dita