10.18.2012

PRIORITASNYA PAK JOKOWI dan PAK AHOK

JAKARTA - Kota tua
Emang baru 4 hari sih, pak Jokowi dan pak Ahok dilantik jadi Gubernur DKI dan Wakil Gubernur DKI. Ini mah namanya masih seumur seencritan aja. Baru beberapa hari, pastinya belum akan ada perubahan yang banyak buat DKI (dikata roro jonggrang kali?). Lha yang sudah 5 tahun aja perubahannya masih belum ada banyak, apalagi yang baru 3 atau 4 hari. Let’s say seminggu atau sebulan juga pasti belum ada. Semuanya butuh proses dan waktu. Dan saya yakin waktunya nggak sebentar, nggak bisa cepat.

Untuk Jakarta yang sudah semrawut ini, saya tidak berharap banyak pada pak Jokowi dan pak Ahok (kok pesimis? emang.). Saya memang bukan pendukung pak Jokowi dan pak Ahok, tapi pun tidak juga puas dengan kinerja Bang Foke *ditengah-tengah*(tapi tetap appreciate sama apa yang sudah dilakukan oleh bang Foke loh). Makanya, siapapun yang menjabat jadi DKI 1, saya sudah apatis sama kondisi DKI ini. Mau siapa pun yang jadi Gubernur, kalo mental dan sikap warganya sendiri tidak dirubah, ya percumi… percumi dan percumi… (saking percuma-nya, sampe jadi percumi).

Nggak milih waktu Pilkada? Ya nggak sih. Saya tetap milih. Sayang, kalo suaranya nggak dipake. Secara pengen jadi warga negara yang baik gitu loh.

Nah, kemaren ini kan ya, di detik.com, keluarlah rencana-rencana kerja atau program pak Jokowi dan pak Ahok untuk ngebenerin si DKI ini. Tergelitik lah diri ini untuk membahasnya. Saya memang bukan pejabat, saya pun bukan sang ahli. Tapi bebas donk, berkomentar di blog saya? Tapi ini kali bukan komentar sembarang komentar. Ini benar-benar murni pemikiran saya. Saya melihat dari sisi rakyat jelata saja.

Yuk mari satu persatu coba diulik (kok kaya’ main gitar sama keyboard aja sih, pake ngulik)...
Oh iya, link aslinya silahkan buka disini ya. 


Judulnya : Ini 4 Program yang Dikebut Jokowi-Ahok

1. Program Pendidikan

Ahok mengatakan, kartu pintar akan direalisasikan untuk anak-anak dari SD sampai kuliah. Kartu pintar dikhususkan bagi siswa-siswi sekolah negeri di Jakarta.

"Khususnya untuk anak-anak yang tidak bisa bayar uang sekolah, beli buku dan beli baju. Jadi mereka yang memiliki kartu pintar ini, sampai kuliah akan kami gratiskan," kata Ahok.

Menurut saya ini yah :
  • Dari jaman bang Foke sih yang namanya sekolah gratis di Jakarta itu udah ada. Untuk SD, SMP dan SMA emang seharusnya udah gratis. Untuk sekolah negeri ya. Kalo untuk swasta sih ya kudu tetap bayar, donk. Tapi yang jadi permasalahan adalah : kadang emang SPPnya gratis, tapi uang kegiatan ini itu anu yang bayar (ekskul Pramuka, PMR, komputer, dll). Akhirnya ya tetap aja, orang tua siswa harus ngeluarin uang bulanan untuk sekolah anaknya (diluar ongkos transport dan konsumsi yah...)
  • Yang dimaksudkan siswa/i sekolah negeri di Jakarta itu yang gimana, pak? Kalau yang sekolah di DKI tapi rumah di luar Jakarta, gimana? Atau sebaliknya? 
  • Kuliah juga gratis ya pak? Kuliah di perguruan tinggi negeri, gitu pak? Padahal Perguruan Tinggi Negeri di Jakarta ini banyak banget loh pak, yang mahasiswanya berasal dari daerah. Apa itu juga di gratiskan? Ironis aja sih, kalo misalnya penduduk Jakarta malah dapetnya swasta dan harus bayar, gimana pak?
  • Buat permasalahan beli baju, perlu disusun sistem yang bagus ya, pak. Jangan sampe dimanfaatkan sama orang-orang yang suka menyalahgunakan kesempatan.Maklum pak, Jakarta banyak "bangke" berkeliaran. Jakarta bukan Solo yang warganya masih pada lugu-lugu, pak. Jakarta ini ibukota ya pak, yang lebih kejam dari ibu kost (kalo telat bayar pasti diusir - kecuali macarin anak ibu kost).

  
2. Program Perumahan

Jokowi ingin menyediakan rumah sewa terjangkau. Ruang-ruang dinas yang kosong di Balai Kota akan dijadikan apartemen terpadu dengan biaya sewa Rp 1 juta per bulan.

Apartemen terpadu konsepnya untuk orang-orang dari ekonomi kecil yang tidak bisa membeli rumah di kawasan Jakarta. Hal itu juga berlaku untuk kawasan di sepanjang rel kereta api.

"Nanti kami akan membangun rumah-rumah dengan sewa terjangkau dan ini merupakan salah satu solusi kami untuk mengatasi kemacetan," kata Ahok.

"Konsepnya di sini, orang-orang kaya disuruh tinggal di luar Jakarta seperti Bekasi atau Tangerang. Sementara untuk orang-orang yang ekonomi rendah, bisa tinggal di apartemen terpadu tersebut," lanjut dia.

Ahok menambahkan pihaknya akan membebaskan beberapa lahan kosong lain untuk dijadikan apartemen terpadu ini.

"Jadi di sini kenapa orang kaya pindah ke luar kota karena nanti kami akan menjadikan PBB di Jakarta ini tinggi sehingga mereka memilih tinggal di luar Jakarta. Kan mereka punya kendaraan. Ini merupakan salah satu solusi kami mengatasi kemacetan," ujar Ahok.

Selain itu, kata dia, akan ada perubahan terhadap bensin bersubsidi di Jakarta yaitu tidak melebihi 10 persen dari pendapatan. "Kalau hal ini tercapai maka ekonomi kita akan kuat," kata dia.

Yang ada di benak saya tentang program ini:
  • Setuju banget dengan konsep meng-apartemen-kan Jakarta. Sudah seharusnya Jakarta ini lahannya nggak dipake buat landed housing. Vertical housing seharusnya lebih dibangun sebanyak mungkin, kan ya karena jumlah rumah yang didapat pasti lebih banyak. Tapi ya emang harus vertical housing yang affordable buat golong mid-low. Secara sekarang ini banyak yang dibangun itu yang hig-end punya. Jadi, bikin deh pak, sebanyak mungkin rumah-rumah vertikal itu. Kan juga kalau lahannya habis dipakai untuk yang perumahan vertikal, mereka udah nggak punya pilihan lain untuk tinggal. Lah tinggal dimanapun, ketemunya flat semua. 
  • Jangan lupa dipikirin ya, pak. Yang perlu dibangun itu adalah mental orang/warga untuk tinggal di flat itu sendiri. Nggak mudah lho pak, menyesuaikan habit yang biasanya hidup di landed housing, trus pindah ke vertical housing. Apalagi ya pak, itu yang tinggalnya di pinggiran kali. Yang bener-bener kalo buang sampah tinggal cemplang cemplung ke sungai. Jangan kaget juga pak, yang biasa buang air besar harus jongkok di pinggir kali, kalo pindah ke flat, nggak bakalan ada tuh pak, yang namanya jamban.Tugas berat ini pak. Soalnya harus merubah karakter orang dan membangun mental. Kalo bangun gedung mah, ya cingcai, pak. Tapi kalo mengedukasi orang? Nah... mana lah pulak itu karakter udah terbentuk puluhan tahun? Sudah mendarah daging pan? 
  • Maksudnya orang kaya disuruh tinggal di luar Jakarta itu gimana ya pak Ahok? Yang masuk ke dalam golongan kaya dan nggak kaya, gimana pak? Justifikasinya, ya pak, jangan lupita ya pak...
  • Mengenai orang kaya disuruh tinggal di luar Jakarta, karena mereka punya kendaraan, gimana pak? Lah trus yang orang kaya mau ke kota, kalo kerjaannya di Jakarta, gimana? Apalagi kalo transportasi massalnya nggak dibenahin? Mana bisa pak? Ya sama juga boong donk, om ganteeeng. Justru kan ya, itu yang mau dihindarin adalah penggunaan mobil-mobil pribadi. Terus kalao mereka emang punya rumahnya di Jakarta, gimana? Suruh pindah ke sub-urban gitu? Apa gimana konsepnya, pak? *gayanya kek yang iye-iye aja*
  • Mengenai penjualan harga bensin, ga usah muluk-muluk sih. Ya selagi transportasi massal itu senyaman MRT di Singapur, harga bensin Rp 20,000/liter ya monggo aja. No worries itu sih. Saya sendiri seneng pak, nge-MRT di Singapur. Bensin disana mahal, taxi ya jadinya mahal banget. Mending pake bus dah, MRT paling cucok.


3. Program Kesejahteraan Masyarakat

Jokowi akan membeli banyak tanah di kawasan kumuh karena ingin melakukan bedah kampung. Skema bedah kampung terdiri dari 60 persen bangunan, dan 40 persen ruang terbuka hijau.

"Nah, di sini daerah basah akan dijadikan situ. Sementara daerah kering akan dijadikan taman terbuka hijau. Ini akan menjadi solusi kami untuk mengurangi polusi di daerah Jakarta," kata Ahok.

Menurut dia, Gelanggang Olah Raga (GOR) seharusnya digratiskan.
"Jadi tidak boleh ada biaya masuk, PKL juga bisa masuk ke dalam GOR secara gratis. Jadi pungutan-pungutan yang dulu itu tidak ada lagi," kata dia.

Mengenai yang satu ini :
  • Setuju pak, setuju banget. Bikin lahan terbuka untuk umum. Sekarang lahan/taman terbuka masih sangat kurang. Walaupun ada, tapi jarang banget. Barito punya Taman Ayodia, Slipi punya Taman Cattelya, nah yang lainnya saya belum tau. Bikin ruang terbuka yang banyak, pak. Jadi nggak perlu wisata ke mall tiap weekend. Pengen banget nikmatin fasilitas umum yang model begini kalo akhir pekan. Tapi ada side-effect nya nggak ya? Kalo ruang terbuka banyak, weekend di mall pasti jadi sepi degh. Wkwkwkw, bisa-bisa dimusuhin sama Asosiasi Pengelola Mall inih ceritanya mah...
  • Kalau emang jadi dibangun banyak ruang terbuka hijau di Jakarta, yang nggak kalah pentingnya itu adalah gimana membangun karakter orang Jakarta, pak (lagi-lagi karakter manusia). Misalnya : kalo yang namanya fasilitas umum itu nggak boleh dirusak. Penggunaan fasilitas umum harus dijaga juga kebersihannya. Jadi, nggak ada deh tuh sampah-sampah berserakan lagi. Lah ini kan sekarang masih suka pada buang sampah sembarangan. Jadinya geli gitu kalo pake fasumnya. Belum lagi yang suka pada ngehias-hias (baca : nempelin iklan, pilox-pilox tembok di sembarang tempat, and so on and so on).


4. Program Kesehatan

Jokowi mempunyai program puskesmas digratiskan dan rawat inap 24 jam. Kartu sehat dipergunakan apabila orang Jakarta sakit.

"Di rumah sakit kelas III harus diterima dan itu merupakan rujukan lewat puskesmas. Jadi puskesmas itu yang harus diperkuat untuk menerima semua orang yang memiliki kartu sehat itu. Kalau kelas III penuh, berarti pasiennya harus naik ke kelas II dan itu harus gratis," papar Ahok.

Menurut dia, supaya puskesmas itu tidak penuh maka konsep dokter mengunjungi rumah-rumah itu harus dilakukan. "Jadi dokter Pegawai Tidak Tetap (PTT) itu harus diturunkan ke masyarakat," ujarnya.

"Di sini, Pak Gubernur ingin masyarakat tidak menghabiskan uang untuk menunggu jadi puskesmas harus dibangun dekat rumah, biar mereka bisa pulang ke rumah dan ini juga dipikirkan oleh Pak Gubernur, puskesmas harus rawat inap 24 jam. Hal ini juga dapat menghemat biaya pengeluaran," lanjut Ahok.

Ahok mengatakan pihaknya sudah menandatangani MoU untuk mobil contoh yang akan keliling sekolah-sekolah, khususnya SD untuk menambal gigi murid-murid yang rusak. "Kami ingin puskesmas di kecamatan dan kelurahan harus ada CCTV," kata dia.  

Pandangan saya sih mengenai ini adalah : 
  • Alhamdulillah, dikasi fasilitas gratis buat pelayanan kesehatan. Bermanfaat banget pastinya buat yang membutuhkan. Kalo saya sendiri sebenernya mau banget berobat ke puskesmas. Tapi yaaa, etapinyaaa... Hedeeeh, males banget kalo puskesmas. Secara nggak semua puskesmas buka 24 jam yang kaya klinik (eh tapi kalo nggak salah Puskesmas Kecamatan emang udah 24 jam bukanya sih ya). Terus kadang antriannya lambreta abis, nek. Jadilah urungkan niat ke Puskesmas. Bayar deh pak, mendingan daripada antrinya lama.
  • Mudah-mudahan ya pak, pelayanan kesehatan meningkat. Artinya bukan dari segi gratisan biaya aja. Tapi juga pelayanan pegawainya logh. Misalnya, kalo ngelayanin orang itu jangan pake cemberut. Trus jangan suka nyusahin orang dengan sistem birokrasi yang nggak jelas. Percaya deh, jaman gini, yang namanya kalo udah pake fasilitas negara pasti ujung-ujung rempong bin ribet. Nyokap bokap saya sampe males pake ASKESnya. Padahal selama bapak dinas, entah berapa puluhan juta yang disetor ke ASKES (lha pan tiap bulan dipotong, pan?) Tapi pelayanan yang didapat, apaaa? Kebayang degh ya, pake ASKES : berobatnya jam 10.00 pagi, tapi baru bisa ngambil obat jam 16.00. Itu masih mending. Ada juga yang disuruh balik lagi besokannya, karena obatnya nggak ada. Lah dia kata rumah kita ada di RS itu juga kali?! Eh belum lagi ya pak, cuma gara-gara ngga ada cap dari dokter itu harus balik lagi ngurus ke dokternya, entah apa lah itu namanya. Huh banget pak, capek hati makan bathin (eh kabalik : capek bathin makan hati) urusan sama pelayanan kesehatan di Jakarta ini. Macam kita nigh pengemis dibuatnya. 
  • Yah kalo masalah cctv sih sebenernya masih belum urgent, pak. Yang penting itu niatan orang-orangnya dulu, yang memang bekerja ikhlas untuk melayani masyarakat. Secara emang mereka juga sebenernya dibayar untuk melayani masyarakat. Ngeluh gaji kecil? Ya jangan kerja disitu lah, cari aja kerjaan di swasta yang gajinya gede. As simple as it, kan? 
Nah, pak Jokowi dan pak Ahok... semoga ini bacaan bisa menjadi salah satu yang bapak pikirkan juga ya pak. Namapun dari jeritan hati rakyat. 

Ehm, tapi pak, yang harus dikebut tuh ya pak, masih kurang lho, pak. Yaitu masalah transportasi massal pak.  Itu krusial banget loh, pak. Kapan ya, Jakarta punya transportasi massal yang nyaman itu? Sehingga yang namanya macet itu jadi berkurang dan berkurang sekali. Nah, menurut saya lagi nih, pak. Sebenernya kalo sistem transportasi terintegrasi dengan sistem perumahan, itu bakalan jadi satu kombinasi yang luar biasa pak. Jadi, bangunnya jangan sendiri-sendiri gitu loh, pak. Kaya' yang sekarang ini kan, dimana sistem perumahan berjalan sendiri, sistem transportasinya... mmm... kagak jalan! Ya kumplit lah, silahkan menikmati.

Cukup sekian dan terima curhat dari saya....

No comments:

Post a Comment

KURIKULUM SD KINI... JAHARA DEH...

Buat ibu-ibu yang selalu mendampingi anak-anaknya belajar, pasti paham banget kalau materi pelajaran sekarang ini berat sekali. Ehm, apa ja...

Popular Post