4.09.2012

KISAH ERWIN – Bagian 3

Cerita tentang Erwin masih berlanjut ya teman. Soalnya ini benar-benar pengalaman saya yang menarik untuk dibagikan. Bukan maksud untuk pamer ya, tapi ini murni adalah sharing. Sesuai dengan janji saya sebelumnya di Bagian 2, pada Bagian 3 ini saya akan menceritakan gimana gerilya kita ngumpulin dana untuk kesembuhan mata Erwin. Gimana juga cerita Erwin pada hari H melakukan operasi. 


Kejar setoraaan...

Namanya denger teman sakit, akhirnya kita-kita temen SMP-nya Erwin pada mulai menggalang dana. Bukan maksud merendahkan Erwin, sama sekali tidak, tapi kita memang sangat ingin berpartisipasi atas kesembuhan Erwin. Terlebih lagi kalau dilihat dari segi penghasilan Erwin sehari-hari, tampaknya memang harus disukung. Tapi bener-bener degh, ide awal ngumpulin dana itu dari Ratmi, secara dirinya emang yang pertama kali dengar berita kalo Erwin sakit dan butuh support dari temen-temennya. Berawal dari BBMan, sampai ke blog, sampai ke FB. Asal muasal dari cerita singkat dengan mem-broadcast cerita Erwin, sampai juga akhirnya saya bikin blog singkat mengenai Erwin. Yah, pastinya juga beberapa diantara kita menyebarkan berita ini melalui group di BBM. Nggak semua orang memang kenal dengan Erwin, tapi pasti semua orang punya rasa persaudaraan dan kemanusiaan. Itu yang tidak tergantikan. Iya lho, heran juga sih saya, beberapa kerabat saya yang saya kirimkan proposal pengajuan dana untuk Erwin, mereka tidak kenal Erwin. Tapi toh mau juga tuh membantu. Teman SMA yang tidak saatu SMP, teman kuliah, teman kantor lama, teman dari mana-mana, bahkan ada adik kelas semasa saya di SMA pun ikut berpartisipasi. Alhamdulillah ya Allah, sesuatu yah...

Sehari, dua hari... Sungguh diluar dugaan yang kami bayangkan. Begitu cepat donasi masuk untuk Erwin. Angka melambung tinggi. Subhanallah memang kuasa Allah. Siapa yang sangka ya, belum seminggu sudah terkumpul Rp 7 juta. Ini berkat kemajuan teknologi juga lho. Kebayang donk, tinggal copy paste berita yang udah dibikin sama seseorang? Gampang banget ya? Yah, kalo penggunaan teknologi untuk urusan yang begini sih, saya setuju 500% deh. Manfaatnya emang luar biasa. Iya, berkat FB, group dan contact BBM, urusan perkomunikasian sangatlah mudah. Rencana Ratmi untuk garage sale barang second layak pakai juga dijalanin. Pokoknya apapun yang bisa jadi uang, pasti diusahakan.


Pasang surut dalam penggalangan dana buat Erwin mulai tampak. Yah, namanya juga "ngamen", harus sabar untuk nungguin keikhlasan dan kerelaan hati sang penderma untuk mengatakan, "saya transfer tadi ya...". Bener lho. Ini nggak mudah, dan sama sekali nggak mudah. Kita harus merelakan waktu dan pikiran untuk nyebar informasi ke rekan-rekan. Ditolak, dicemooh, diledek? Udah biasa itu. Apalagi yang dicuekin pura-pura nggak baca atau lupa transfer padahal sudah bilang iya. Nggak heran lah, yah namanya juga sedekah ; dipenuhi ya alhamdulillah kalo ngga ya nggak usah kecewa atau bahkan sakit hati. Pernah juga kok, saya dikomentarin gini di group BB saya, "Wuih, ngamen disini Mon?". Kadang miris juga sih, liat itu orang yang sinis sama ngamennya saya... Hmmm, giliran dimintain sumbangan buat sedekah, pura-pura nggak punya uang, tapi giliran pesta pora urusan duniawi, paling depan. Astaghfirullah... Yah, bukan halangan sih. Tetap maju cari dana. "Mau diapain kek gw, mang gw pikirin?" senjata terkuat dalam hati. 

Sempat berada di posisi Rp 12 juta pada waktu kira-kira penggalangan dana berjalan dua minggu. Dag dig dug ser-ser-an, soalnya emang mau ngumpulin Rp 30 juta itu kan ya nggak mudah ya sodara-sodara. Lah berarti kalo Rp 12 juta itu kan belum setengahnya. “Ya Allah, memang jika Kau kehendaki, apapun cara yang kau berikan, Erwin pasti bisa sembuh” (kira-kira begitu ujar saya dalam hati ketika menggalang dana untuk Erwin). Gimana juga caranya, insyaaAllah Erwin bisa dioperasi dan sembuh. Bismillah...


Pre-operasi...

Setelah berkonsultasi dengan dokter, akhirnya pak dokter memutuskan untuk melakukan preventive treatment bagi mata Erwin yang sebelah kanan, mumpung belum terjadi seperti yang sebelah kiri. “Laser mata kanan dulu ya, minggu depan kita laser. Nanti selesai laser mata kanan, kita tunggu dulu sekitar 2 mingguan, baru deh kita observasi untuk operasi mata kiri”, begitu pesan dr. Isfahani, Sp.M. Baiklah dokter.

Seminggu setelahnya, Erwin melakukan laser untuk mata sebelah kanannya. Nggak didampingi sama siapa-siapa kecuali Sopian Hadi, temen SMP kita juga. Kebetulan yang punya waktu luang juga sepertinya Hadi. Sebenarnya sih ya tidak luang sekali, tapi waktunya Hadi sepertinya lebih flexible dibandingkan saya yang harus absen kantor di jam 8 pagi dan 5 sore. Laser pun berjalan dengan lancarnya. Alhamdulillah. Sungguh diluar dugaan adalah biaya laser yang ditagihkan tidak 100%, tapi hanya 50%. Subhanallah banget ya, memang selalu ada jalan untuk Erwin. Saya semakin optimis dengan usaha ini. 

Update ke group SMP di BBM dan FB pastinya, bagaimana kondisi Erwin, bagaimana rencana ke depan, dan posisi dana ada dimana. Lagi dan lagi, gerilya pengumpulan dana dilakukan. Kebayang kan, tinggal menghitung hari untuk operasi Erwin? Ya Allah, hanya dengan kuasaMu, Erwin bisa operasi mata demi kesembuhannya. Usaha penggalangan dana masih berjalan, perlahan menaik sedikit. Tak apalah, yang penting ada pemasukan.

Setelah beberapa minggu Erwin laser mata kanan, pak dokter pun memberikan lampu hijau untuk operasi mata. Waaah, sempat deg-degan juga ini, soalnya dana masih belum capai target. Tapi mukjizat Allah datang benar-benar tanpa di duga, Erwin bisa dioperasi matanya hanya dengan biaya Rp 7,5 juta. Benar-benar hanya t25% dari yang diberitahukan oleh pak dokter sebelumnya. Subhanallah, bagaimana ini ya Allah, Kau tunjukkan kuasaMu... Erwin memberikan informasi tersebut kepada saya, “Mon, kata dr. Isfahani, biayanya nggak sampe Rp 13 juta”. Alhamdulillah, rejeki untuk Erwin memang ada jalannya. 


Operasi “itu”...

Hari yang dinantikan segera datang, Erwin akan operasi mata kiri yang bermasalah. “Tanggal 18 Maret ya Mon, operasinya... “, begitu Erwin menginformasikan kepada saya. “Mohon doa ya dari teman-teman, terima kasih atas bantuan semuanya. Saya nggak bisa balas apa-apa. Hanya Allah yang bisa membalas kalian semua”, begitu pesan Erwin kira-kira 3 hari sebelum operasi. Saya memang setidaknya seminggu sekali ada komunikasi dengan Erwin dan Hadi untuk memantau perkembangan Erwin. Selain untuk memantau perkembangannya, pastinya juga untuk update ke teman-teman. 

Hingga pada akhirnya, 18 Maret 2012, Minggu pagi, di salah satu RSIA milik yayasan organisasi keagamaan di daerah Grogol, Erwin melakukan operasi. 

Pukul 08.00 pagi, Erwin sms saya untuk memberitahukan bahwa dirinya sedang dalam perjalanan ke lokasi operasi.

Pukul 09.00 pagi, Erwin kembali sms saya bahwa dirinya sudah berada di ruang operasi dan akan memulainya. “Jangan siang-siang datangnya ya Mon”, begitu isi sms-nya. "Bereees Win...", balas sms saya kepadanya.

Rani (istri Erwin) ayah Erwin, Hadi dan Yusuf (teman Hadi) turut menemani jalannya operasi Erwin. Saya pun menyusul dengan pak suami ke lokasi, sekitar pukul 09.30 tiba ditempat.


Ini dia RSIA Ibnu Sina tempat Erwin melakukan operasi


Ruang Tunggu dalam RS

Mulai dari pukul 09.30 saat saya tiba di lokasi operasi, hingga hampir pukul 12.00 Erwin dioperasi, saya mengisi waktu dengan mengobrol bersama ayahnda Erwin. Sedikit bercerita pengalaman masa muda sang bapak yang pada akhirnya berlanjut ke petuah-petuah bijak sang ayah. “Semasa muda harus menabung dan memanage keuangan yang baik ya, jangan sampai masa tua tidak punya tabungan”, begitu pesan yang saya ingat dari ayah Erwin. Baiklah pak, insyaaAllah akan saya camkan itu. Oiya, sedikit cerita, ibunda Erwin sudah meninggal dunia kira-kira 10tahun yang lalu...

Hampir pukul 12.00 siang, Rani dipanggil oleh suster untuk masuk ke dalam ruang operasi. Sepertinya operasi sudah selesai dilakukan. Rani langsung menuju ruang operasi. Saya beserta ayah Erwin, Hadi, dan pak suami saya masuk ke ruang tunggu dalam RS. Pak dokter pun keluar ruangan sedikit menjelaskan bahwa operasi sudah selesai. Pesannya, “Jangan kena air dulu. Untuk keterangan lain, bisa dijelaskan oleh suster ya”. Alhamdulillaaah, operasi selesai. Setidaknya tahapan besar sudah dilaksanakan. Saya segera menyelesaikaikan urusan administrasi bersama mba' suster. Erwin pun duduk di ruang tunggu. Setelah urusan administrasi selesai, Rani pun mendengarkan penjelasan dari suster tentang obat yang harus diminum oleh Erwin. Bebrapa obat minum dan ada pula obat tetes yang harus diberikan kepada Erwin. "Hari Selasa kontrol ke Klinik ya..." pesan dr. Isfahani.

Erwin setelah operasi
Selesai semua urusan. Erwin siap pulang. Hadi dan Yusuf pergi mencari taxi untuk mengantarkan Erwin pulang. Maklum, lokasi RS tidak berada di pinggir jalan raya, sehingga harus mencari taxi terlebih dahulu ke jalan besar. Tak lama taxi pun datang, dan Erwin pulang. Hadi dan Yusuf menyusul menggunakan motor. Setelah semua pulang, saya dan pak suami pun ikut pulang.


Erwin mau pulang :)

Lega rasanya hati ini, satu misi besar sudah dijalankan. Tentunya bersama mukjizat-mukjizat dari Allah, SWT. Untuk semua rekan, sahabat, dan kerabat yang telah menyumbangkan dana, doa, tenaga, waktu, dan semuanya, saya haturkan banyak terima kasih. Tanpa kalian semua, tentu proses ini belum bisa berjalan. Tuhan Maha Baik, pasti akan membalas kalian semua yang baik juga...


Bagian 3 sampai disini dulu ya. Saya mau lanjut ke bagian 4, cerita tentang pasca operasi Erwin.

No comments:

Post a Comment

KURIKULUM SD KINI... JAHARA DEH...

Buat ibu-ibu yang selalu mendampingi anak-anaknya belajar, pasti paham banget kalau materi pelajaran sekarang ini berat sekali. Ehm, apa ja...

Popular Post