Nah, kan... udah lama banget nggak update blog. Yang sakit, yang sibuk, dan yang lain-lain yang bikin terhenti mau nulis blog. Punya anak 3, kalau yang satu sakit, biasanya abis itu rolling menular sakit ke yang lainnya. Ujung-ujungnya ibunya yang kena sakit juga. Tepar ngurus 3 anak marathon. Tapi disitulah seninya jadi ibu. Ngurus ina inu anu sendiri. Enjoy banget sama setiap prosesnya. Teler tapi berharga. Tapi emang pasti ada aja yang jadi nggak bisa dikerjain. Salah satu emang urusan update blog jadi terbengkalai.
Nih, kali ini mau share tentang Nares, anak pertama yang mulai menghabiskan waktunya di Taman Bermain dan akan melanjutkan ke SD. Wahaaa, berasa banget ya, punya anak bayi kemarin dan kini sudah aja mau masuk SD. Kok cepet banget waktu berlalu. Nggak berasa? Ya berasa banget. Kalau ada yang bilang nggak berasa, tiba-tiba udah gede aja tuh anak, mungkin nggak ngurus anaknya. Ahahaha... ya masa tiba-tiba anaknya udah gede sendiri? Nggak mungkin kan? Kalo diurus sendiri, pasti berasa banget ngurusinnya.
Sebentar lagi meninggalkan TK ini |
Udah mulai masuk SD gini, para emak dan bapak biasanya mulai resah gelisah mau masukin anaknya ke sekolah mana. Semua orang pasti mau kasih yang terbaik buat anaknya. Buat anak kok coba-coba? Gitu bukan katanya? Sama. Saya juga demikian adanya. Nggak kurang nggak juga lebih. Buat semua anak, mau kasih yang terbaik. Terbaik menurut saya dan pak suami, pastinya. Jangan lupa, yang terbaik itu juga dengan pertimbangan faktor a, b, c, d, dan seterusnya. Prioritas ina inu anu juga nggak ketinggalan. Nanti tinggal diurutin aja tuh yang mana yang prinsip-prinsip. Bungkus deh...
Bahas dikit, ya... di seputaran lingkungan kami tinggal di Palmerah ini, ada beberapa sekolah yang termasuk kategori bagus. Ya bagus kualitas dan bagus harga. Semua ada plus minusnya kok. Sekolah-sekolah jagoan yang ada itu adalah SD Bhakti di Kemanggisan, SD Regina Pacis di Palmerah Utara, SD IKKT di Komplek Hankam Slipi, dan SD Al-Azhar di Kemandoran. Cuma SD swasta ajakah yang bagus disini? Nope. Ada juga kok yang Negeri yang nggak kalah hebatnya. SD Palmerah 15, 17, dan 19 ada di Komplek Sandang dekat Univ. Bina Nusantara. Kemudian deket rumah kita ada SD Kemanggisan 01, 03, 05, 06.
Idealnya saya sih sebenernya masuk SD itu yang nggak pakai test, nggak mahal, nanti belajar di SD juga PR nggak ada, karena umur segitu belum waktunya banyak-banyak PR. Tapi akh ya sudahlah, di deket sini nihil yang begitu. Hahahaha, mari hadapi realita kehidupan ini kawan. Buka mata, bahwa sekolah yang ada di deket lingkungan apa adanya aja.
Terus Nares mau masuk SD yang mana? Ini pertimbangan kita nih...
Pertama, milih sekolah anak itu harus terdekat mungkin dari rumah. Jalan kaki kalau bisa dari rumah. Selain jalan kaki itu sehat, pastinya nggak bakal kena macet sama kejamnya jalanan ibukota. Udah paling males, kalau berangkat ke sekolah harus berjibaku dengan lalu lintas yang tidak bersahabat. Jakarta, pemirsa... jalanannya lebih kejam daripada emak lampir. Jadi, prioritas kita SD yang terjangkau dengan jalan kaki adalah SD IKKT dan SD Kemanggisan. Skip deh tuh ya, sekolah-sekolah yang lainnya. Kudu pakai mobil/motor mau kesana.
Kedua, milih sekolah anak udah pasti yang sesuai dengan kantong si bapak. Ya iyalah, masa mau masukin ke sekolah yang nggak terjangkau harganya sama si bapak? Nanti tiap bulan kita bisa makan dedak dengan lauk sayur daun salam (ini juga karena pohon salam ada di depan rumah - jadi boleh metik langsung aja, nggak usah beli lagi). Alhamdulillah, SD IKKT ini baik uang pangkal masuknya maupun SPP bulanannya dapat terjangkau oleh si bapak. Negeri? Kalau Negeri sih sekolahnya grateis, tutup mata aja.
Akh, sudahlah. Pilihan kita jatuh kepada kedua SD tersebut saja. Yang dekat dan harga terjangkau di kantong kita. SD IKKT atau SD Kemanggisan. Terus, kira-kira, Nares mau masuk yang mana? Sebenernya pengen bangen masukin Nares ke sekolah negeri. Grateis? Nggak juga semata karena gratisnya lho. Tapi sebagai ibu yang kepoismenya tingkat dewa, saya mulai korak korek informasi dari sana sini sono tentang metode belajar dan kurikulum di sekolah-sekolah tujuan saya. Sementara ini sepertinya lebih cocok sama SD Negeri justru.
Tapi nih, Nares udah saya daftarin ke SD IKKT, lho. Hahahaha, gimana siyk? Mau masuk Negeri kok masih daftar swasta. Jadi ya, syarat masuk SD Negeri itu berdasarkan umur. Nggak pakai tast test tist lagi seperti SD Swasta. Nah, umur yang diutamakan untuk masuk SD Negeri itu adalah 7 tahun. Nares, nanti bulan Juli 2017, umurnya 6 tahun 5 bulan. Jadi, harap-harap cemas untuk dapet bangku di SD Negeri ini. Kalau saingan umurnya banyak, ya bisa jadi wassalam. Kalau lagi nggak banyak saingan, insyaaAllah bisa masuk. Hihihihi... pengen doa, supaya saingannya nggak banyak.
Jadi, makanya saya dan pak suami itu mikir, Nares tetap harus daftar SD swasta, untuk jaga-jaga kalau nggak bisa masuk di SD Negeri yang kita pilih, yaitu SD Negeri yang terdekat. Sekarang ini, daftar SD swasta sudah mulai berakhir. Kalau nggak daftar sekarang, bisa-bisa pun di SD swasta ini nggak dapet bangku. mulai lah kita mikir, kalao nggak keterima di Negeri yang kita mauin, trus belum daftar SD swasta, gimanaaaaa.....? Ngulang setahun lagi di TK? Nares pasti bosen. 4 tahun di TK bisa-bisa lumutan. Hahahaha...
Sebenernya nih ya, pas cerita-cerita dengan sesama bu-ibu mengenai SD Negeri ini, sempet juga ada pembicaraan mengenai pergaulan di SD Negeri yang gimanaaa gitu. Apa nggak takut, nyekolahin anak di sekolah negeri yang pergaulannya mungkin lebih ganas dari sekolah swasta? Hihihi, sempet mikir iya, tapi alhamdulillah, dengan kekuatan bulan, datanglaaah... Hahaha... hilang deh ketakutan itu. Kalau kata ayahnya Nares, pergaulan dimana saja sama. Ada kekurangan dan ada kelebihannya masing-masing kok. Nggak usah takut. Bismillah saja.
Ini SD Negeri Kemanggisan 03 dan 05 Pagi (doc. mba Eris) |
SD Kemanggisan 01 Pagi dan 02 Petang (doc. mba Eris) |
Jujur aja lho, tadinya saya itu udah mau nutup mata menyekolahkan Nares di SD swasta depan rumah ini. Tapi seiring dengan berjalannya waktu, ina inu pertimbangan lain, jadi bergeser sedikit pilihannya. Ya, tetap harus daftar sekolah di depan rumah ini. Hihihi... Demikianlah sudah cerita perjalanan mencari sekolah Nares saya tumpahkan disini. Semoga bermanfaat ya, buat yang lain yang lagi mencari sekolah buat ananda tercinta.
No comments:
Post a Comment