2.17.2016

TRIP KE SEMARANG (bagian 2) - PERJALANAN JAKARTA ke BANDUNGAN

Berangkat setelah sholat subuh, langsung menuju Semarang, via jalur Pantura pastinya. Keberadaan jalan toll sampai Kanci dari Jakarta, sangat membantu perjalanan kita. Hemat waktu yang jelas, dan biasanya trayek toll gitu, bisa menghemat pemakaian bahan bakar minyak. Nah, bicara tentang bbm, udah pasti penuhkan tanki bbm mobil ya, pemirsaaa... jadi berangkat itu full tank. Apalagi yang pakai bbm solar yang nggak semua SPBU menyediakan... (Pertamina dex atau Shell solar). Ada siy, tapi hanya di kota-kota yang besar (Tegal, Pekalongan, dan udah menjelang Semarang). Selain tanki yang penuh, ceki-ceki kondisi mobil ya... ban serep, air radiator, dan semuanya. Ini perjalanan jauh, pemirsaaa... 

Siapkan uang untuk biaya toll ya. Kita kemarin dari dalam kota udah langsung masuk toll, sehingga biaya untuk sampai toll Kanci, biayanya adalah sebesar Rp 154.000, dengan rincian...
Toll dalam kota Jakarta - Cikarang : Rp 9.000 (bisa pakai GTO)
Toll Cikarang Utama : Rp 13.500 (bisa pakai GTO)
Toll Cikopo - Palimanan : Rp 96.000 (no GTO)
Toll Plumbon - Ciperna : Rp 6.000 (bisa pakai GTO)
Toll Ciperna - Kanci : Rp 5.500 (bisa pakai GTO)
Toll Kanci - Pejagan : Rp 24.000 (lupa bisa pakai GTO atau nggak... - bukan lupa, saya tiduuuur! qiqiqi)




So far perjalanan di toll cukup baik, jalanan mulus, kecuali ruas toll Kanci - Pejagan yang agak rusak, banyak yang dibenerin, dan jadi 1 lajur aja. Makanya harus hati-hati. Kalau untuk toll Cipali sendiri, emang harus hati-hati ya, jalanan mulus, kadang ada yang bumpy. Kalau jalanan lurus dan mulus, kecenderungan injek gas emang susah ditahan, bawaannya mau buru-buru, bawaannya hajar dan sikat. Kendalikan emosi di kaki ya.... ahahaha... sekolahin aja kakinya pinter-pinter. Nggak sedikit emang, selama perjalanan kemarin kita lihat mobil yang silinder mesin kecil, beberapa mobil LCGC yang gak lulus test safety, penuh muatan, tapi bawanya lebih dari 120 kmph. Mengerikan liatnya. Hati-hati ya, mengendarai mobilnya... kondisi badan juga harus fit. 

Keluar toll, lanjut dengan jalan di jalur pantura. udah pasti tantangan nyupir disini lebih berat dibanding dengan nyupir di toll tadi. Di jalur pantura biasa, udah pasti harus saingan dengan truk gandeng yang jalannya pelan tapi ada di jalur kanan, motor yang pelan tapi jalannya agak ke tengah, walau di jalur kiri, pasar tumpah, mobil angkot berenti, orang nyebrang, dll. Jadi, ahahaha... selamat mengendarai mobil di jalur pantura. Stay cool dan jangan emosi, karena sesungguhnya emosi bisa membuat kita gila! Takut nyasar selama di perjalanan? Siap sediakanlah android berikut dengan aplikasi google maps atau Waze. In shaa Allah bisa... ahahaha!

Sampai di Semarang pkl 13.00, tujuan utama kita makan di Soto Bangkong Jl Setiabudi, keluar toll Jatingaleh. Lokasinya sangat strategis emang, parkiran luas, dan tempat cukup nyaman. Buat turis (ceileee) macam saya, tempat ini nyaman karena ada musholla di sini, jadi bisa sekalian sholat, makan sebelum melanjutkan perjalanan berikutnya. Sayangnya, disini nggak menyediakan high chair buat anak-anak, jadi agak repot niyh kalau yang bawa bayi. Bawa booster seat aja ya... Rasa soto Bangkong emang khas bawang putih, berikut dengan sate dan pernak pernik lainnya. Enak atau nggak enak, sangat tergantung selera kita ya. Sementara saya siy emang suka banget sama Soto Bangkong. Nah, kalau nggak suka Soto Bangkong, bisa makan juga disebelahnya, ada RM Ayam Goreng Mbok Berek. Monggo dipilih aja. 

Abis makan di Soto Bangkong (yah, foto sotonya gak ada)

Ini harga pesenan kita di Soto Ayam Bangkong, ya... 
Soto Ayam (campur soto dan nasi) Rp 13.000 per porsi
Soto Ayam (pisah soto dan nasi) Rp 18.000 per porsi
Sate Kerang Rp 4.000 per tusuk
Teh tawar panas Rp 1.000 per gelas
Teh manis panas Rp 4.000 per porsi  
(semuanya belum termasuk pajak 10%)
Parkir : Grateish

Selesai makan di Soto Bangkong, kita lanjut ke objek wisata Pagoda Watugong Buddhagaya di Ungaran, sejalan arah kita nginep di Bandungan. Jarak dari tempat kita makan sekitar 5 km saja, dan ditempuh dalam waktu sekitar 15 menit. Selesai kita leyeh-leyeh di Soto Bangkong, pk 14.30, kita sampai di Watugong Buddhagaya pk 14.45, agak gerimis sedikit. Namanya juga musim hujan. Makanya sedia payung sebelum gerimis. Lokasi objek kita di hari ini sangat sepi, hanya ada beberapa pengunjung. Nyaman banget bagi saya. saya suka kalau tempat sepi begini. Hahahahaaa... Masuknya nggak bayar, nggak ada tarif khusus atau loket. Di dalam Pagoda, kita bisa masukkan dana sosial seikhlasnya kita aja, plus biaya parkir juga seikhlasnya. Saran saya, bolehlah lebihin sedikit :)

Waktu yang dibutuhkan untuk melihat-lihat Pagoda Watugong ini sekitar 1 jam, mengingat saya banyak memperhatikan detail-detail pada bangunan pagoda, plus leyeh-leyeh lagi di tempat ini. Mungkin kalau bagi yang beribadah disini, bisa lebih lama lagi ya, kunjungannya. Bagi yang bawa baby atau toddler yang belum bisa jalan, coba bawa gendongan yaaa... pakai stroller disini kurang ngena karena lokasi ojek berada pada tanah yang berkontur naik dan turun. Hiks hiks... Iya... saya sendiri nggak bawa gendongan si bocah, jadi pengkor deh tuh gendong-gendong bocah 11kg kemana-mana. Otot lengan, makin besar! Selamaaat, selamaaat... saya salaaaaah... 

Oia, mau tau tentang Pagoda Watugong? Sila baca resumenya dari sini ya...  

Isi di dalam Pagoda tertinggi se-Indonesia

Pandangan keluar arah Pagoda

Bagian kompleks Pagoda
Pagoda Watugong, Semarang

Lanjut setelah itu kita menuju Bandungan. Bandungan ini kayak puncaknya Semarang. Jelas emang pemandangan indah bener disini, udara juga agak sejuk, tapi nggak menyengat kok... Mungkin sekitar 25 derajat aja lah. Nggak terlalu butuh baju tebel kok, cukup jacket biasa atau sweater. Sebenernya kita nginep di Bandungan ini karena besok paginya mau ke Candi Gedong Songo. Direkomendasikan, untuk melihat Candi Gedong Songo, itu waktunya pagi hari. Jadilah kita nginep di Bandungan, besok pagi-pagi sangat langsung cuss ke Gedong Songo, yang jaraknya ternyata hanya 5,5 km dari Hotel Kusma yang kita inepin, sekitar 20 menit.  

Bermalam di Hotel Kusma, makan malam kita sederhana saja, Sate Kelinci dan Sate Ayam jajan di depan hotel. Sebenernya Bandungan punya makanan khas, tahu serasi namanya. Tapi kita udah nggak sempet lagi nyari-nyarinya, udah pengen istirahat aja, perjalanan cukup jauh hari ini. Review Hotel Kusma? Ntar deh, bikin postingan sendiri tentang 3 hotel yang kita inepin di trip kita kali ini. Kalau Whiz Semarang dan Griphta Kudus, udah dimasukin di tripadvisor, Kusma kok belum nemu ya... 

3 comments:

  1. Seru bgt ya trip sm keluarga. Aakk jadi pengen berkeluarga @,@

    ReplyDelete
    Replies
    1. Banget donk, RAM... kuliahnya selesai-in duluuu, baru berkeluarga... sekarang boleh berkeluarga, keluarga kucing tapi...

      Delete
  2. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

KURIKULUM SD KINI... JAHARA DEH...

Buat ibu-ibu yang selalu mendampingi anak-anaknya belajar, pasti paham banget kalau materi pelajaran sekarang ini berat sekali. Ehm, apa ja...

Popular Post