4.07.2016

TOTAL HIP REPLACEMENT

Judul postingan yang agak sulit dimengerti buat saya. Berbahasa Inggris, yang artinya penggantian total paha kalau saya nggak salah ngartiin. Nah, iya banget... paha diganti. Tulang paha tepatnya, dan itu pun hanya bonggolnya saja, sendi di paha. Agak ngilu emang mendengarnya, tapi begitulah keadaannya. Kejadian ini yang terjadi dengan ibu saya. Kondisi tulang paha-nya semenjak September 2015, menjadi tidak sempurna lagi. Ibu susah berjalan semenjak September 2015. Dari yang normal bisa berjalan, kemudian harus dibantu dengan tongkat, dan akhirnya sangat susah sekali berjalan. Sakit, ngilu, nyeri, itu yang dirasakan oleh Ibu.

Sakit di bulan September 2015, Ibu berobat ke dokter spesialis syaraf di RS Pondok Indah - Puri. Bertemu dengan dokter cantik dan baik hati, ibu sempat divonis seperti cedera otot. Sehingga perlu akhirnya di rontgen, dan di rujuk ke dokter Fisioterapi. Dokter fisioterapi menyarankan untuk melakukan beberapa terapi di rumah sakit, yang kemudian juga dilanjutkan dengan mencoba terapi alami, yaitu jalan di air. Jadilah ibu, selama 2 bulan itu terapi dan berjalan di air. Namanya juga semangat mau sembuh, ya apapun dilakukan. Alhamdulillah, masih sangat bersyukur, ada kolam renang deket sama rumah, cukup 5 menit naek mobil udah sampe...

Terapi di RS sudah, terapi renang juga sudah... tapi kondisi masih begitu juga... tidak ada perubahan sama sekali. Kalau kata ibu, sama sekali nggak ada perbaikan, malah kok makin sakit ya... Walaaah...

Ibu saya kemudian kembali dibawa ke dokter. Kali ini Ibu dibawa ke dokter ahli tulang dan bedah (apa bedah tulang, ya?), ke salah satu dokter Orthopedi nan masyhur di RS swasta daerah Pancoran. Kebetulan memang Bapak pernah ke beliau waktu dulu ada permasalahan dengan tulang belakang bapak yang sedikit bergeser. Alhamdulillah, waktu itu Bapak nggak perlu dioperasi untuk mengatas pergeseran tulang belakang. Cukup dengan terapi obat dan berjalan di air (dengan metode yang sama untuk Ibu), dan bapak bisa kembali berangsur pulih. Dokter di RS ini memang cukup senior, dan jam terbangnya tak diragukan lagi.

Setelah bertemu dengan dokter orthopedi di RS daerah Pancoran ini, dengan melihat kondisi ibu dan foto keadaan tulang paha Ibu, maka sang dokter menyarankan Ibu untuk dilakukan operasi. Intinya bentunk tulang bonggol paha Ibu, sudah tidak sempurna. Makanya harus diganti. Hmmm, kok dengernya ngilu banget ya. Tulang mau diganti. Ini pasti penyakit bukan sembarang penyakit. Pemikiran saya, kalau dokter senior ini sudah bilang untuk dilakukan tindakan, apalagi dokter yang lain ya... Pasti 2 kali lipat merekomendasikan untuk dilakukan operasi-nya. Oleh-oleh buat Ibu dari dokter ya cuma penghilang rasa sakit saja. Tapi nggak menyembuhkan.

Oktober 2015 akhir, Ibu minta untuk dicarikan second opinion. Ya masih berusaha untuk mencari solusi yang tidak melakukan operasi. Maklum, kami sekeluarga cukup shock ketika Ibu diminta dokter untuk melakukan operasi. Ya faktor umur, faktor minim pengalaman, faktor lainnya yang bikin kami sekeluarga cukup merasa "down". Jujur saja, kami sekeluarga memang agak ngeri kalau sudah dengar yang namanya harus operasi, walaupun mungkin kategori operasi yang dilakukan adalah operasi yang tidak besar, tetep aja namanya operasi. E tapi ya kan, ngebaca penyakit nyokap ini, bukan operasi yang kecil sepertinya.

Ibu akhirnya memutuskan untuk ke dokter (yang lain lagi) di akhir Oktober 2015. Pilihan Ibu adalah, dokter yang praktek-nya dekat dari rumah, soalnya biar bolak balik ke RS nggak jauh, nggak macet. Emang iya, secara kondisi ibu berjalan ya sudah susah. Saya pun browsing, dan menemukan dr. Muki Partono, SpOT di RS Pondok Indah - Puri. Bungkus aja, siap-siap ketemuan konsultasi dengan beliau. Mungkin masih ada jalan untuk tidak operasi. Eh tapi malah nyatanya ya sama aja. Operasi, begitu saran dr. Muki. Huaaaah, rasanya antara percaya nggak percaya (walau bukan lain dunia), menerima nasib kondisi ibu yang demikian harus di operasi.

Udah 2-0 skor nya untuk operasi. Coba aja lagi cari third opinion kalau begitu, mungkin masih ada yang bisa mengembalikan kondisi ibu, tanpa harus operasi. Akhirnya, kita dikasih informasi bahwa di RSPAD Gatot Subroto ada tehnik laser untuk penyembuhan pengapuran. Dikasih juga referensi dokter ahli tulang-nya. Nggak main-main, dikasih dokter ahli tulang yang punya jabatan di salah satu organisasi dokter tulang se-Indonesia. Kita akhirnya pergi ke RSPAD, ketemua beliau, tanpa kehadiran Ibu dan membawa hasil rontgen terakhir saja. Dijelaskan ina inu anu ini, akhirnya dokter juga memutuskan untuk dilakukan operasi. Oh well done, pemirsa. Operasi.

Itu tulang yang rusak (ilustrasi dari sini)

Tulisan lanjutannya ke episode 2 ya... 

3 comments:

  1. Mbk aq minta almat lengkap bu atun laktasi dong...tolng sms ke no.089619862217 penting mbk mona

    ReplyDelete
  2. Mba. Ibunya kalau boleh tahu didiagnosa sakit pa yah? Terus oindisi tulangnya sudah separah apa sampai laser di RSPAD sudah gak bisa dilalui?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Osteoartritis mba... iya memang gak bisa di laser karena kasus ibu saya bukan pengapuran...

      Delete

KURIKULUM SD KINI... JAHARA DEH...

Buat ibu-ibu yang selalu mendampingi anak-anaknya belajar, pasti paham banget kalau materi pelajaran sekarang ini berat sekali. Ehm, apa ja...

Popular Post