7.21.2014

BUKA PUASA DENGAN BERBAGI HARAPAN

Memang sudah menjadi agenda rutin kegiatan komuniatas Altis Indonesia Community (ALTIC) di setiap tahunnya untuk mengadakan kegiatan buka puasa bersama sebagai wujud salah satu kopdar alias kopi darat alias kumpul bin silaturahmi. Kopdar bulan Ramadhan ini memang selalu lebih ramai dihadiri member komunitas dibanding dengan kopdar mingguan. Nah, karena momen-nya bulan Ramadhan, maka kegiatan buka puasa bersama ini dibarengin juga dengan kegiatan berbakti sosial dengan berbagai pihak yang membutuhkan. Dua tahun lalu, kita menyambangi pondok pesantren yatim/piatu di daerah Bekasi. Setahun lalu, alhamdulillah bisa menyantuni anak yatim/piatu di lingkungan Sekretariat ALTIC daerah Pasar Minggu. Dan tahun ini, agak berbeda dari biasanya. Kita akan berbagi dengan anak-anak yang mengidap penyakit kanker dan datang dari keluarga yang tidak atau kurang mampu. Case-nya agak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya... tapi kita harus berbagi!

Ide untuk berbuka puasa bersama anak-anak penyandang kanker ini diprakarsai oleh salah satu member ALTIC yang memang sudah berkecimpung terlebih dahulu dengan anak-anak ini. Gayung bersambut, disetujui oleh beberapa pengurus ALTIC. Tujuan kita berbagi di tahun ini adalah di Yayasan Anyo Indonesia, yang berada di daerah Slipi, Jakarta Barat. Rumah Singgah Anyo (cekidot : dimarih) ini merupakan tempat tinggal sementara bagi anak-anak yang mau berobat kanker di RS Dharmais. Deket sama RS Dharmais biar nggak jauh-jauh lagi ke RS, tinggal jalan kaki, paling sekitar 10 menit sudah sampai di RS. Di rumah singgah ini, segala kebutuhan anak-anak sudah disiapkan lho, mulai dari ruang tidur, arena belajar, tempat bermain, bahkan untuk orang tua yang nungguin anaknya, disiapkan juga mesin cuci. Oia, dapurnya pun ada. Jadi bener-bener udah kayak rumah sendiri. Nyaman banget...

Okey, persiapan untuk bakti sosial ALTIC kali ini yang agak berbeda adalah pada saat menyiapkan konsumsi-nya. Kenapa? Karena anak-anak nggak bisa makan sembarangan dalam artian, makanan anak-anak harus bebas dari segala macam bumbu penyedap rasa buatan, trus nggak boleh juga makan yang dibakar karena mengandung zat apaaa, gitu. Jadilah kita pesen makanan sesuai dengan request dimaksud. Beruntung sekali, salah satu member komunitas (ehm, pengurus sesepuh ALTIC dink) punya rumah makan dan bersedia bantuin bikin masakan yang tidak sama sekali menggunakan penyedap rasa buatan. Alhamdulillah... 

Tanggal 12 July, Sabtu, acara digelar. Kita udah siap-siap di Rumah Anyo mulai pukul 15.00 karena acara akan dimulai pukul 16.00. Bagi-bagi tugas antara yang harus standby di Patung Panahan Senayan sebagai nmeeting point member (akh, nggak ikutan konvoi deh kita karena lokasi rumah Ayo deket sama rumah akhirnya kita langsung ke Rumah Anyo) dan juga bagi yang harus standby di Rumah Anyo untuk bantu-bantu persiapan acara. Oia, acara ini nggak cuma dihadiri sama member ALTIC lho, tapi juga bersama keluarga member. Karena ada yang bawa istri, anak, bahkan bawa calon istri/calon suami. Mantap kan? Pastinya donk, secara ALTIC emang Not Just Brotherhood, We Are Family

Om Yudha (Ketuhar ALTIC) lagi ngasih sambutan...

Acara dimulai pukul 16.30 (maafkeun molor 30 menit karena hujan dan jalan pun macet). Acara ini didahului dengan perkenalan apakah itu Rumah Anyo, bagaimana sejarahnya, dan apapun kegiatan di Rumah Anyo yang disampaikan oleh salah satu pengurus di Rumah Anyo. Saya sendiri sempet terharu dan merebes mili ketika liat profil singkat Rumah Anyo, terlebih dengan melihat langsung anak-anak yang mengidap kanker duduk tepat di depan hadapan saya. Akh, baru kali ini baksos ALTIC bikin haru mewek hati... Jadinya kita bersyukur banget ya, dikasih kesehatan sama Allah. Tapi anak-anak itu hebat sekali, mereka tetap tersenyum dan tertawa riang gembira lho... Walaupun diantara mereka itu ada yang terkena leukimia, kanker mata, kanker tulang, kanker syaraf otak... dan umurnya pun masih sangat kecil sekali, 4 tahun. Yups, Faiz, pengidap kanker darah berusia 4 tahun ini malah kelihatan gemuk dan sehat. 


Om Badut yang bisa sulap lagi main sama Timothy
Buka puasa dulu, kumpul semuaaa....
Here We Are... 

Alhamdulillah, rangkaian acara mulai dari hiburan badut sulap untuk anak-anak dan beberapa member ALTIC yang dikerjain badut, kemudian kita buka puasa dulu dan dilanjut dengan pemberian goodie bags, santunan untuk orang tua anak-anak pengidap kanker, dan akhirnya pemberian santunan untuk Yayasan Anyo, ditutup dengan makan malam bersama ini berjalan dengan lancar diiringi hujan yang cukup deras (kata orang sih, hujan pertanda bawa rejeki lho... aamiin). Seru banget, karena acara makan malam ini member komunitas berbaur dengan anak-anak yang tinggal di Rumah Anyo, lho. Kita main bareng, becanda bareng-bareng. Uhuuuy lah pokoknya. Tepat pukul 19.30, acara selesai dan member membubarkan diri, kecuali emang panitia yang harus bersih-bersih lokasi. 

Pembagian Goodie Bag buat anak-anak :)

Pemberian Santuan untuk Orang Tua (kecuali yang paling ujung kanan, yeee)
Penyerahan donasi untuk Yayasan Anyo

Acara kegiatan yang disponsorin sama Toyota Astra Motor, Garda Oto, dan Gajah Tunggal ini juga didukung juga dengan komunitas Veloz Community (Velozity) lho, ada om Didi sebagai Ketua Umum Velozity yang hadir di acara ini. Semoga kegiatan ini bermanfaat bagi semua pihak ya... baik anak-anak mapun member komunitas.... Sampai ketemu di event berikutnya lagi....  :)

Cheers... :)
(dokumentasi dari om Radityo dan tante Ester)

7.17.2014

BANJARMASIN TRIP - DAY 3 & DAY 4

Day 3

Lanjut di peninggalan jejak cerita waktu kemarin liburan ke Banjarmasin. Selagi masih inget untuk curhatan, mari kita lanjutkan cerita setelah hari ke dua dan ke satu. Di perjalanan hari ketiga kita di Banjar, sebenernya kita cuma mampir ke rumah saudara di Kuala Kapuas. Nah kalo Kuala Kapuas ini bukan bagian dari Kalimantan Selatan, tapi udah masuk ke ranah Kalimantan Tengah. Perjalanan dari Banjarmasin ke Kuala Kapuas ini sekitar 2 jam perjalanan, dengan jarak sekitar 50km. Jalanannya bagus kok, mulus. Tapi emang ada beberapa titik yang sedikit rusak. Ya wajarlah kalau itu sih, asala bukan yang rusak parah ancur kayak jalan pantura atai pantai selatan ye... amit-amit cabang bayi kalau yang itu. Jalanan ke Kuala Kapuas ini aman buat sedan lho. Waktu kita kesana sempat liat konvoy mobil BMW yang kayaknya lagi touring.

Maaf ya, nggak bisa sharing cerita di Kuala Kapuas ngapain aja dan kemana aja karena emang bener-bener di Kuala Kapuas ini kita berkunjung ke rumah saudara saja. Ya makan siang, ya istirahat di rumah saudara. Perjalanan ke Kuala Kapuas kami tutup dengan foto-foto di Icon kota-nya Kuala Kapuas. Kebetulan rumah saudara kita ini deket dengan dermaga dan pasar tengah kota. Hubungannya? Kita makan siang enak pake banget ikan sungai yang masih sangat segar, manis, dan gurih, ikan air tawar yang tidak berbau tanah sama sekali. Akh, saya suka sekali.... Nikmatnya tiada tara mendua (disclaimer: bukan kampanye).

Cheers.... 
manyun time...


Day 4

Nah ini perjalanan di hari ini yang seru! Beneran seru pake banget. Kita jalan-jalan ke pasar terapung di Lok Baintan yang terkenal seantero jagat raya Indonesia. Perjalanan dari Banjarmasin (tepatnya depan rumah nenek di Banjar) makan waktu sekitar 1,5 jam dengan menggunakan klotok. Masalahnya adalah, pasar terapung Lok Baintan ini bubar sekitar pk. 07.00 pagi (local time). Jadi, kita abis sholat subuh ya kudu berangkat capcusciyn. Otherwise, kita bakalan nggak kebagian belanja di pasar terapung karena pedagangnya udah pada pulang, ciyn. Jadilah, kita berangkat abis sholat subuh, dan Nares pun terpaksa diangkut saat masih ternganga-nganga tidur di kasur. Ya maafkeun bapak ibu lah ya nak, terpaksa digotong naik klotok. Eh tapi ya untungnya pas naik klotok, Nares bangun lho. Mungkin karena getaran suara mesin klotok kali ya, makanya si bocah jadi bangun. Okey, sewa klotok dari Kuin Selatan ke Pasar Lok Baintan pulang pergi seharga Rp 450,000 ya, itu sudah termasuk uang solar dan supir klotok. Nggak pake lepas kunci. Duduk cantik manis aja di klotok. Hahahaha, ya ada kali gitu ya rental klotok yang pake lepas kunci trus kita bawa sendiri. Kalo bisa ya mungkin monggo... 

Perjalanan dari Kuin Selatan ke Lok Baintan menyusuri sungai Barito sedikit. Emang cakep pemandangan selama perjalanan ke Lok Baintan. Lihat rumah-rumah panggung tradisional Banjarmasin, lengkap dengan hutan-hutan perairan gitu. Aseli banget kayak di TV yang suka diliput-liput gitu. Takjub bener bisa liat langsung pake kepala mata sendiri. Subhanallah, ternyata alam Indonesia itu kaya banget ya. Mana ada negara lain punya pemandangan kayak di negara kita ini? Bener-bener sumber alam yang mankjubkan.

Rumah Panggung

Rumah Panggung Tradisional Banjar...

Okey, perjalanan ke Lok Baintan karena hampir 1,5 jam maka bisa diisi dengan kegiatan foto-foto. Buat yang hobby foto-foto, silahkan bawa kamera handalan kalian. Jamin banyak dapet spot yang bagus untuk dicapture. Saya nggak pake DSLR, cukup dengan camera handphone saja sudah cukup bagus (jadi pengen balik lagi kesana ini sih judulnya). Oia, kalau mau enak kena angin semriwing, bisa duduk di klotok bagian atas, pemandangannya jadi bebas. Saya sendiri nggak bisa duduk di bagian atas klotok karena satu kondisi (males naik-naiknya). Buat yang takut kelaperan, silahkan bawa cemilan atau sarapan dulu karena sepanjang perjalanan ke Lok Baintan nggak ada yang jualan makanan. Lagian juga repot kalaupun ada kudu menepi dulu ke daratan dan bakal kesiangan sampe di Lok Baintan. Kalau ada yang mau tanya tentang signal disini, alhamdulillah signal telkomsel yang saya pake dapet signal (data), punya suami yang pake XL juga ada jaringannya (aseli bukan iklan, cuma nginfoin aja)

Tiba lah sampai di Lok Baintan.

Pasar Terapung Lok Baintan


Beli ... Beli ... Beli ...

Mulai keliatan pasar terapung yang agak mulai sudah menyusut jumlah pedagangnya karena hari sudah terang. Kalau mau masih rame, coba berangkat sebelum subuh dari Kuin Selatan dan akan sampai di Lok Baintan masih pagi (mungkin sekitar pk. 0600). Belanja pertama di Lok Baintan ini adalah belanja makanan. Yes. Kami menikmati sarapan di klotok dan yang jual pun pakai jukung. Sangatlah unik. Hihihi, kampungan bin norak, tapi ya biarin aja, namanya juga baru nemu. Belum pernah nemu yang beginian nih... Kita-kita pada sarapan makanan tradisional Banjar. Ada laksa (mie laksanya dari tepung beras dan bentuknya seperti kue mayang itu lho, kuahnya kuah laksa), ada kue apem, ada buras (model lontong atau arem-arem tanpa isi dikasih saus kacang), kopi, teh. Sedaaapnyaaa...

Jualannya...

Selain belanja sarapan, kita juga belanja buah-buahan. Buah yang ada dijual disini merupakan hasil perkebunan rakyat setempat, antara lain : jeruk baby, pisang, pepaya, jambu bol, nanas, buah naga. Yang banyak emang buah gitu sih, kalau sayur ada tapi yang jual sangat sedikit dan jenis sayuran yang dijual juga  sedikit, paling terong (nggak pake terongan), wortel. Cukup murah (banget dibanding dengan harga jual di Giant, apalagi Total Buah #bukan ngejelekin toko ye) karena sekeranjang jeruk baby harganya cuma Rp 50,000 itu isi sekitar 10kg lah. Hahahaha... ngamuk yes, belinya. Kapan lagi beli jeruk baby semurah itu, ciyn. Udahlah harga barang lebih murah, pun kondisinya masih segar. Nah, di pasar Lok Baintan ini nggak ada yang jualan ikan, ayam atau daging. Ada juga yang jual bumbu dapur malah, itupun cuma 1 jukung doang. 

Puas kita belanja dan makan di pasar terapung Lok Baintan, kita puter arah menuju kembali ke Kuin. Udah mulai panas nih, matahari udah mulai tinggi soalnya. Tapi kan berhubung naik klotok dan kena angin semriwing, udah nggak terlalu panas. Bedanya cuma, yang tadinya pada duduk di atas, kali ini pada pindah ke bagian bawah. Sinar matahari udah nyengat, jadi males aja gitu kalo duduk di atas. Sementara saya cuma duduk nongkrong di atas. Hihihihi... Tapi ya, kocaknya lagi, karena pada duduk di belakang, klotoknya nggak imbang beratnya, sampe-sampe pak supir klotok nyuruh kita bagi-bagi tempat duduk, biar rata bebannya, klotok jadi nggak berat. Jumlah penumpang duduk di sisi kiri dan kanan juga kudu sama. Ya, atur lah, daripada kapal oleng, kapteeennn...

Soto Banjar Bang Amat

Sate Ayam Bang Amat

Sebelum sampai di Kuin, kita mampir dulu makan Soto Banjar yang heits di Banjarmasin. Kebetulan, Soto Banjar Bang Amat ini bagian belakang restorannya adalah sungai tempat kita lewat ke Lok Baintan. Jadilah itu klotok parkir di belakang restoran. Aiyh, udah kaya' di Venice aja lah pokoknya. Soto banjar Bang Amat emang terkenal di Banjar, tapi di rumah makan ini, ada juga jual Sate Ayam. Sate Ayamnya model sate ayam madura, yang pakai bumbu kacang gitu. Enak, tapi ya namanya juga mirip sate madura, ya begitu aja gitu bentuknya. Di rumah makan ini, ada juga model group orkestra Banjar yang tampil. Pastinya ngebawain lagu-lagu Banjar. Yaiyalah masa bawain lagu pop rock... Menu di Soto Banjar ini yang terkenal cuma Soto Banjar dan Sop Banjar plus Sate Ayam. Bedanya Soto dan Sop cuma kalau Soto pakai ketupat, kalao Sop ya pake nasi. Kalao yang biasa makan agak sedikit, mending pesan 1/2 porsi aja. Aseli porsinya banyak. Harganya? Kayaknya seporsi sekitar Rp 22,000. Aseli ini saya nggak tau karena bukan saya yang bayar. Hahahah... Selesai makan Soto Banjar, kita balik ke Kuin langsung. Alhamdulillah, perjalanan hari itu lancar. Cuaca bagus. Pemandangan bagus. Alhamdulillah....

On the way Kuin Selatan (see the blue sky)

On the way Kuin Selatan (airnya cokelat)

On the way Kuin Selatan (airnya hijau lho)

Nah... begitulah cerita kemarin perjalanan kita ke Banjarmasin. Seru banget, seneng banget... cuma 1 kalimat aja buat perjalanan kali ini ke Banjarmasin : how can I not love this place... Pengen banget main ke Banjarmasin lagi... Nanti ya.. in shaa Allah ada rejekinya lagi, kita main ke sini kembali... aamiin... 

KURIKULUM SD KINI... JAHARA DEH...

Buat ibu-ibu yang selalu mendampingi anak-anaknya belajar, pasti paham banget kalau materi pelajaran sekarang ini berat sekali. Ehm, apa ja...

Popular Post