Mari ngelanjut cerita perjalanan di Banjarmasin. Setelah perjalan 1 saya tumpahkan di sini, mari dilanjut dengan cerita di hari kedua kita jalan-jalan di Banjarmasin. Di hari kedua ini, perjalanan saya diawali dengan main ke Pasar Terapung di Muara Kuin, deket rumah saja. Sayang, momen-momen perjalanan disini nggak sempat diabadikan. Hiks hiks, kamera kita belum dicharge battery nya, sementara handphone saya pun low battery dan sedang di charge. Pagi itu, semuanya pada berebut colokan listrik. Alhasil ke Pasar Terapung di Muara Kuin cukup diabadikan melalui daya ingat saya. Hihihi... Pasar Terapung Muara Kuin ini lokasinya sangat dekat dengan rumah nenek. Tapi tetap ya harus pakai mobil atau kendaraan dulu kalau mau ke dermaga-nya. Dari dermaga, kita baru naik kapal klotok yang harga sewanya Rp 200,000 untuk pulang pergi. Apa itu klotok? Nanti ya saya ceritakan. Perjalanan dari Dermaga ke Pasar Terapung Muara Kuin kira-kira 15 menit saja. Nah, di Pasar Terapung ini pada jualan buah-buahan dan ada juga yang jualan makanan sarapan khas Banjar. Diantaranya adalah Soto Banjar dan Sate Ayam, serta juga ada yang jual Nasi Kuning beserta kue-kue. Seru banget lah pokoknya. Saya menyempatkan makan kue roti goreng dan kue pisang serta teh hangat manis di atas kapal klotok. Sarapan pagi pertama di kota Banjarmasin di atas kapal kolotok itu rasanya sangat sensasional.
Nah, ini saya jelasin beberapa kata dalam bahasa Banjar yang terkait dengan perjalanan pagi ini....
Kapal klotok...
Kapal kecil dari bahan kayu gitu, tapi sudah dipasangin motor sebagai pengganti dayung untuk ngejalanin itu kapalnya. Ukuran kapal sekitar lebar 1,5 meter dan panjang sekitar 7-8 meter. Kapal klotok ini motornya ada di belakang, pake bahan bakar diesel. Kapal ini ada atapnya di bagian tengah, tapi tinggi dari tempat kita duduk ke atap cuma sekitar 1 meter, jadi kalau di bawah atap mau jalan ya harus jongkok. Agak susah emang buat yang nggak biasa jongkok-jongkok. Kepala saya pun sempet kepentok waktu mau pindah dari bangku kedua ke yang depan.
Wadai...
Wadai itu merupakan nama lain dari kue. Segala jenis kue di Banjarmasin ini, biasa disebut dengan wadai. Pagi itu, di kapal klotok saya makan kue pisang, dibilang wadai. Saya makan kue roti goreng, dibilangnya ya wadai. Ada juga kue bolu, dibilang wadai.
Setelah selesai sarapan di kapal klotok, kami pun pulang. Nares di rumah masih tidur dan dijagain sama bapak juga adik ipar saya. Hihihi, takut Nares bangun nanti nggak nggak ada orang, bahaya juga. Ninggalin bocah sendiri di rumah itu rasanya nggak mungkin banget emang. Yasudah, mari kita pulang dan gantian biar bapak yang bisa jalan-jalan sebentar. Di hari itu, rencana kita adalah ke Pasar Batu di Martapura yang jaraknya sekitar 40 km dari rumah dan target kedua adalah kebun buah naga milik sepupuan mas Fani. Yippy, lets start the day. Holiday banget ya boooo....
Pasar Batu Martapura
Perjalanan yang menyita waktu sekitar 1 jam dari kota Banjarmasin ini, mendarat dengan sempurna pada pukul 12.00 siang di Pusat Kerajinan Tangan Martapura. Menuju ke pusat kerajinan tangan ini, kita ngelewatin dulu sama yang namanya Kota Banjarbaru. Nah, kota Banjarbaru ini yang ada UnLam alias Universitas Lambung Mangkurat, universitas negeri nomor wahid di Kalimantan Selatan. Kota Banjarbaru sendiri memang sudah modern adanya. Terlihat dengan banyaknya perumahan dan ruko (rumah toko), apalagi kalao yang bentuknya minimalis bercorak gitu - minimalis tapi nggak minimal.
Sampai di Pasar Batu ini, kita langsung keliling-keliling pasar yang luasnya kurang lebih 2,000 meter persegi ini. Jualannya ya pasti seputaran souvenir, handicraft dan barang-barang kerajinan tangan khas Kalimantan. Apaan aja yang ada dijual di sini?
Wadai itu merupakan nama lain dari kue. Segala jenis kue di Banjarmasin ini, biasa disebut dengan wadai. Pagi itu, di kapal klotok saya makan kue pisang, dibilang wadai. Saya makan kue roti goreng, dibilangnya ya wadai. Ada juga kue bolu, dibilang wadai.
Setelah selesai sarapan di kapal klotok, kami pun pulang. Nares di rumah masih tidur dan dijagain sama bapak juga adik ipar saya. Hihihi, takut Nares bangun nanti nggak nggak ada orang, bahaya juga. Ninggalin bocah sendiri di rumah itu rasanya nggak mungkin banget emang. Yasudah, mari kita pulang dan gantian biar bapak yang bisa jalan-jalan sebentar. Di hari itu, rencana kita adalah ke Pasar Batu di Martapura yang jaraknya sekitar 40 km dari rumah dan target kedua adalah kebun buah naga milik sepupuan mas Fani. Yippy, lets start the day. Holiday banget ya boooo....
Pasar Batu Martapura
Perjalanan yang menyita waktu sekitar 1 jam dari kota Banjarmasin ini, mendarat dengan sempurna pada pukul 12.00 siang di Pusat Kerajinan Tangan Martapura. Menuju ke pusat kerajinan tangan ini, kita ngelewatin dulu sama yang namanya Kota Banjarbaru. Nah, kota Banjarbaru ini yang ada UnLam alias Universitas Lambung Mangkurat, universitas negeri nomor wahid di Kalimantan Selatan. Kota Banjarbaru sendiri memang sudah modern adanya. Terlihat dengan banyaknya perumahan dan ruko (rumah toko), apalagi kalao yang bentuknya minimalis bercorak gitu - minimalis tapi nggak minimal.
Sampai di Pasar Batu ini, kita langsung keliling-keliling pasar yang luasnya kurang lebih 2,000 meter persegi ini. Jualannya ya pasti seputaran souvenir, handicraft dan barang-barang kerajinan tangan khas Kalimantan. Apaan aja yang ada dijual di sini?
- Batu cincin, batu akik
- Kalung, gelang, dan cincin dari batu (harga paling murah dari Rp 5,000 perak sajah)
- Tas manik (mulai dari dompet sampe tas ransel)
- Lampit (alas lantai yang dari rotan - tapi sekarang udah nggak cuma rotan bahannya, udah ada bahn juga dari bambu),
- Baju dan kaos tulisan Banjar atau Dayak atau Kalimantan
- Kain batik khas Banjarmasin alias Batik Sasirangan.
- Kerajinan tangan dari getah yang dibentuk menjadi kapal Dayak, rumah Dayak, atau bahkan orang-orangan Dayak.
- masih banyak yang lainnya dijual disini...yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu...
Surga Kalung Batu khas Martapura (doc. punya suami) |
Pasar Batu Martapura ini, bentuknya kios-kios begitu. Ukuran satu kios sekitar 3 meter x 4 meter. Tapi ada juga loh, pedagang yang berkeliling jualan batu-batu gitu, udah kayak pedagang asong gitu modelnya. Kebetulan, saya sendiri banyak menghabiskan waktu di Toko Souvenir yang namanya Kalimantan's. Ini kiosnya model self-service gitu. Ambil barang sendiri. Untuk harga, emang termasuk yang murah (kalau dibandingkan dengan Jakarta yak, hihihiii...) Toko Kalimantan's ini cukup lengkap jualannya. Gelang, kalung, cincing, tas manik, bros, sarung khas banjar, ada juga peci. Kekurangan toko ini cuma satu, yaitu pembelinya rame banget. Jadi agak berdesakan gitu. Panas? Nggak sih, soalnya ini toko pake AC. Pelayannya ramah-ramah lho, plus dapet teh kotakan kalau kita belanja di situ. Lumayan lah, menghapus dahaga seketika pake gratisan. Selesai sudah belanja di Pasar Batu Martapura. Belanja oleh-oleh buat emak, kakak ipar, sodara, tetangga, temen kantor, temen sekolah, temen main, temen apalah itu namanya...
Kelar belanja di Pasar Batu Martapura, kita makan siang di deket situ juga. Kita makan di Rumah Makan Ikan Bakar H. Fauzan. Menu-nya adalah ikan bakar. Nah, emang tuh ya, di Banjarmasin ini makanan yang banyak dijumpain itu ya ikan. Ya jelas aja, Banjarmasin dikelilingin sama sungai. Makanya banyak banget menu ikan. Ikan gabus yang paling banyak dan terkenal dari Banjarmasin ini. Rasa ikan sungai itu enak loh. Gurih, manis (karena baru ditangkap dari sungai) dan pastinya nggak bau tanah (karena bukan ikan tambak). Misalnya aja ikan patin, kalau di Jakarta kan ikan patin itu bau tanah, kalau di Banjarmasin ini, ikan patinnya nggak pake bau tanah dan manis pula.
Get rady for Ikan bakar enyak nyummy.... |
Sedep pake banget... |
Di warung makan H. Fauzan ini, kita pesen ikan patin bakar, ikan lais, untuk sayurnya kita pesen sayur waluh atau sayur labu yang dimasak model sayur lodeh, plus ada juga masakan yang baru nemu seumur hidup saya, yaitu nangka dimasak kering garing ala jadi kayak empal gitu. Enaaaaakkk aseli enak bingit. Saya sukaaaa! Di warung ini juga sambelnya enak, sambel ulek gitu. Nah, yang nggak kalah enak juga itu sambel mangga-nya. Ahahaha, semua disini enak-enak. Enaknya lagi nggak bayar sendiri, kan ya? Hidup tentrem gemah ripah lohjinawi itu sih... Eh iya disini juga ada udang bakar segede gaban gitu loh. Tapi kita nggak beli tuh udang, entah mengapa nggak pengen makan udang, tapi maunya ikan-ikan nan segar itu.
Mari lanjutkan perjalanan hari ini menuju ke kebun buah naga di daerah Pelaihari. Kira-kira perjalanan dari Martapura ke Pelaihari sekitar 1 jam lagi. Ya ampuuun, aseli yak, lokasi kunjungan kita hari ini jauh-jauh banget. Dapet 2 lokasi tapi udah makan waktu seharian. E biarin aja dah, enjoy the holiday yang penting. Bersyukur banget jalanan disini sepanjang perjalanan di hari ini tuh ya bagus kinclong mulus semua. Aseli tuh ya beda banget sama jalanan nun di ranah pulau jawa yang namanya pantura dan pantai selatan. Padahal di jalanan ini juga dilewatin sama truk besar itu. Walaupun memang jumlah truknya nggak sebanyak di Jawa ini. Ah ya sudahlah, ngomongin project perbaikan jalan pantura mah nggak akan berujung kelar... tapi berujung sakit hati, ciyn...
Sampe juga akhirnya di perkebunan buah naga milik sepupu mas suami saya ini. Luas lahan sekitar 10 ribu meter alias sehektar. Pas kita kunjungin, ternyata kebun naga baru panen minggu lalu. Jadi hari ini kita bakalan cuma panen sisa-sisa dari hasil yang ada. Ya lumayan bangetlah, masih bisa panen. Hahah, makan buah naga yang manis ranum mateng di pohon metik sendiri pula. Sensasionaaal... makan buah naga sampe sakit perut juga bisa. Asal jangan tuh mulut aja yang bau naga.
Sekedar berbagi informasi, tentang buah naga niyh.... Jadi, buah naga itu aslinya dari Mexico sono. Tapi justru lebih beken di Asia karena buah naga menjadi salah satu buah persembahan ritual agama Konghucu. Jadilah buah naga itu jauh lebih terkenal di Asia ketimbang di Mexico. Buah naga ini ada yang warna dagingnya putih, merah keunguan dan kuning. Yang paling murah emang yang putih, pasaran di toko buah Jakarta sekitar Rp 29.000 per kg. Kedua, buah naga merah yang beredar sekitar Rp 50.000 per kg. Nah kalo yang kuning itu yang paling mahal dan jarang beredar juga di toko buah biasa. Pernah liat buah naga kuning di Grand Lucky SCBD harganya sekitar Rp 80.000 per kg. Silahkan dipilih sesuai selera dan kantong masing.-masing. Ahahaha....
Ini dia hasil dari kebun buah naga....
Sekian dulu ya, cerita Banjarmasin Trip di hari kedua. Emang abis dari kebun buah nag kita kita pada pulang nih. Jadi, nantikan cerita Banjarmasin Trip kita di hari berikutnya, di Chapter selanjutnya....
Ini dia hasil dari kebun buah naga....
Buah Nagaaa.... |
Sekian dulu ya, cerita Banjarmasin Trip di hari kedua. Emang abis dari kebun buah nag kita kita pada pulang nih. Jadi, nantikan cerita Banjarmasin Trip kita di hari berikutnya, di Chapter selanjutnya....