2.20.2016

TRIP KE SEMARANG (bagian 4) - PERJALANAN SEMARANG dsk

Perjalanan di hari kedua di Semarang, dijadwalkan ke Museum Kereta Api Ambarawa. Rencananya mau naik kereta itu lho, yang bisa liat Rawa Pening, khas kalau main ke Ambarawa. Siplah, berangkat pk 08.00 dari Whiz Semarang, lanjut menuju Ambarawa yang waktu tempuh (menurut google maps) sekitar 45 menit saja tanpa macet. Alhamdulillah, perjalanan lancar (via toll Semarang ke Ungaran yang pemandangannya sangat bagus). Bayar toll berapa ya, lupa niy, yang tercatat Rp 2.500 dan Rp 2.500. Keluar dari toll Ambarawa, masih butuh sekitar 15 menit menuju lokasi Mueseum KA. Pk 08.50 kita sudah sampai di Museum Kereta Api Ambarawa. Masih sepi sangat. Tapi walaupun masih sepi, jam segitu udah ada aja yang pulang. Mereka datang jam berapa, ya...

Road to Ambarawa from Semarang
Sila baca sejarah perkeretaapian Indonesia disini
Stasiun Ambarawa

Loket Jaman Baheula
Ini diaaanyaaa...

Ambarawa

Museum KA Ambarawa, masuk ke dalam objek wisata, per orang dewasa dikenakan tiket Rp 10.000 dan untuk anak-anak sebesar Rp 5.000. Rencana mau naik kereta, tinggal kenangan yuk dadah bay bay. Kereta ke Rawa Pening cuma ada di hari Minggu dan hari libur nasional (hari besar), pemirsaaa... Salah timing dah kita! Nah, bagi yang mau naik kereta ke Rawa Pening, catet ya, datengnya harus hari Minggu/Libur Nasional, bayar Rp 50.000 per orang dan jam keberangkatan pkl 10.00, pk 12.00 dan pkl 14.00. Kondisi Museum ini sangat baik, setelah direnovasi tahun 2015 lalu. Toilet bersih, parkir nyaman alas hotmix, bersih juga sekeliling museum. Sayang, lagi-lagi nggak ada tempat jual souvenir yang bagus, yang ada hanya ala kadarnya pedagang lokal diluar pagr museum. Mungking bagi yang minat, bisa ajukan proposal buka lapak ya... hahaha...

Sekitar 1,5 jam kita berkeliling melihat-lihat koleksi kereta api di sini. Menyenangkan! Melihat dan membayangkan stasiun serta perkeretaapian di jaman dahulu. Banyak loket-loket aseli yang masih berdiri disini, rel kereta api, lokomotif, gerbong, dan lain-lain. Bagi yang punya anak kecil, pasti suka kesini. Stroller bisa kepake banget disini, nyaman lah, karena track yang stroller friendly. Tidak cuma bisa menikmati objek wisata, silahkan liat pemandangan di sekitar museum, ada beberapa gunung tinggi di Jawa Tengah yang bisa dilihat, salah satunya Merapi. Sangat direkomendasikan untuk pergi ke Museum KA Ambarawa ini, lho. Sebenernya di Ambarawa ini juga ada Palagan Ambarawa yang cukup terkenal, tapi kita nggak mampir. 

Lanjut balik lagi ke Semarang, kita menuju Klenteng Sam Poo Kong. Klenteng ini juga banyak menyimpan sejarah, yaitu Panglima Cheng Kho, seorang muslim yang datang langsung dari Tiongkok. Saya nggak tau sejarah persisnya bagaimana, sila aja mampir browsing-browsing, bagaimana sejarah Klenteng Sam Poo Kong. Untuk masuk ke objek wisata ini, setiap pengunjung dikenakan Rp 5.000 per orang dan mobil Rp 3.000 untuk sekali parkir. Bagi yang melakukan ibadah, nanti biaya tiket masuk bisa dikembalikan. Oia, di klenteng ini kita menghabiskan waktu sekitar 1 jam saja. Di sini, bagi yang berminat bisa melakukan foto dengan menyewa pakaian tradisional China, harganya kalau nggak salah Rp 80.000. Buat yang punya baby, bisa bawa stroller, friendly kok...

Klenteng Sam Poo Kong

Gerbang dan Payung Cheng Kho

Klenteng Sam Poo Kong
Lawang Sewu nan Kesohor

Seribu pintu

Lorong

Setelah Sam Poo Kong, kita lanjut menuju ke Lawang Sewu, perjalanan sekitar 15 menit saja. Jalan di Semarang cukup mudah diingat, karena area yang tidak terlalu besar. Sampai di Lawang Sewu, sekitar pk 15.30, cuaca agak mendung. Hal yang pertama kita cari adalah tempat parkir, dan kita tidak menemukan tempat parkir yang layak. Parkir mobil dan motor resmi, nggak ada di Lawang Sewu, yang ada parkir liar aja, itu pun adanya di jalan sempit samping Lawang Sewu. Sangat tidak layak. Sempat ilfil karena bingung mau parkir dimana. Mau parkir di jalan pinggir itu, rasanya nggak sampai hati, karena kalau ada mobil lewat, udah pasti susah. Akhirnya kita menemukan pintu masuk belakang DP Mall Semarang, kita masuk dan numpang parkir disitu. Harus jalan kaki ke Lawang Sewu sekitar 10 menit, jalan di pedestrian yang sangat nyaman dan in shaa Allah aman. 

Selesai dari Lawang Sewu, kita lanjut perjalanan ke Kota Tua yang sempat tertunda kemarin karena hujan. Walaupun mendung, cenderung mau gerimis, bismillah aja. Pertama kita lihat Stasiun Tawang (yang kadang suka banjir), lanjut liat Gereja Blenduk yang kesohor, lihat gedung Kantor Pos yang jadul juga. Kereeen... Sayang aja kita nggak sempat tingak tinguk di dalam objek-objek tersebut, udah keburu sore dan cuaca pun gerimis. Alhasil, dari luar aja kita menikmatinya. Tak apalah, begini saja sangat senang, kok. Oia, menurut teman pak suami, Kota Tua Semarang ini menarik juga untuk dikunjungi malam hari. Lightingnya pasti menarik. Sayang, acara malam kami yaitu mau istirahat, ahahahah...

Gereja Blenduk

Bangunan Lama
Toko Loenpia Mbak Lien

Sateeeee...

Mie Jowo Pak Doel Noemani

Pulang dari Kota Tua Semarang, kita mampir ke Toko Loenpia Mbak Lien yang berada di Jl. Pemuda, deket sekali dengan Toko Oen. Sebenernya Loenpia yang terkenal ada di Jl. Lombok, tapi baca reviewnya, katanya antri lama, jadilah kita malas. Mending yang sejalan pulang dan cepat saja. Loenpia Mbak Lien, Rp 13.000 per piece, baik loenpia basah maupun loenpia goreng. Di toko mbak Lien ini, bisa juga makan disini kok... tapi tempatnya nggak besar. Paling muat sekitar 40 orang saja. Rasa? Cukup enak menurut saya, karena nggak bau aneh dari rebung. Pak suami yang nggak doyan rebung, masih bisa makan rebungnya. Loenpia Mbak Lien buka dari pk 09.00 - pk. 22.00. Bisa juga buat oleh-oleh lho. Kita nggak bawa pulang loenpia, karena sebelum pulang Jakarta kita mau ke Kudus dulu. 

Makan malam hari ini, kita nyobain di Bakmi Jowo Pak Doel Noemani yang terletak depan hotel kita nginep. Cukup terkenal katanya. Direkomendasikan oleh temen pak suami, Mie Jowo Pak Gareng, tapi kita nggak mampu kesana, karena infonya tempat kurang friendly buat bawa anak-anak, bentuknya warung tradisional gitu. Makanya jadi deh kita nyari yang deket aja. Makan bakmi Jowo Godhok, 2 porsi berikut dengan jeruk hangat 2 gelas, beserta 3 tusuk sate, Rp 44.000 kesemuanya. Murah sangat! Oia, untuk makan disini, kalau mau parkir, agak terbatas ya, on street parking, paling muat 5 mobil aja. Boleh aja kalau mau, parkir di seberang, ada Mall Paragon. Selesai makan, alhamdulillah nikmat.

Lanjut lagi kita meneruskan malam kita, menuju pusat oleh-oleh di Jl. Pandaran yang sangat beken dan hits tersebut. Kita naik taxi aja kesana, mobil tinggal di hotel karena parkir pasti penuh. Naik taxi dari depan hotel sampai di Bandeng Juwana, Rp 12.000 saja. Kebetulan juga, sampai disana, ternyata parkiran Bandeng Juwana nggak terlalu banyak. Seruuu, belanja oleh-oleh khas Semarang di Bandeng Juwana. Lengkap kok. Mulai dari bandeng (yang asep, yang otak-otak, yang apalagi entah), wingko babat (kelapa muda, nangka, entah apalagi rasanya), cemilan kriuk-kriuk, moci, kue gandjelrel khas Semarang, dan yang lainnya juga. Lengkaaaap... pemirsa, tinggal bayar di kasir - karena model toko swalayan. Sekalian aja, minta dikardusin, wrap paten lah pokoknya... 

No comments:

Post a Comment

KURIKULUM SD KINI... JAHARA DEH...

Buat ibu-ibu yang selalu mendampingi anak-anaknya belajar, pasti paham banget kalau materi pelajaran sekarang ini berat sekali. Ehm, apa ja...

Popular Post