9.28.2015

SELAMATKAN AIR TANAH JAKARTA BERSAMA (KITA dan AETRA)

Sekali-sekali mau cuat cuit di blog tentang lingkungan hidup. Eh sebenernya pernah posting juga tentang lingkungan hidup di sini. Bukannya mau sok gaya, tapi emang ini penting banget buat di-share (mudah-mudahan semua yang saya share di blog saya ini penting semuanya ya...). Tapi ini beneran ya, dari kecil orang tua saya itu udah ngajarin saya untuk menjaga lingkungan hidup. Ujung-ujung pasti bilang, karena sebenernya kita bukanlah pemilik seluruh alam semesta ini, tapi disana ada juga hak anak, cucu, dan generasi penerus untuk menikmati alam ini. Jadi kalau ngomongin lingkungan hidup di sekitar kita, udah bukan barang yang baru lagi untuk kita. 

Saya yakin seyakin-yakinnya, bahwa seluruh mahluk yang hidup di alam ini memerlukan air bersih untuk melangsungkan kehidupannya. Bisa dibilang, “Tanpa Air, Tanpa Kehidupan”. Mahluk hidup mana yang demi melangsungkan kehidupannya, mereka nggak butuh air? Nggak ada pasti. Mulai dari manusia, mahluk ciptaan tertinggi dari Tuhan, hingga binatang dan tumbuhan, mereka semua membutuhkan air. Apalagi manusia, ya... hidup pasti ber-air ria. Minum, pakai air. Mandi, pakai air. Cuci baju, cuci kendaraan, cuci semua barang, pasti pakai air. Kebayang nggak, ya, kalau nggak ada air?

Pertanyaannya, air yang kita pakai itu, sumbernya dari mana ya? Seingat saya jaman sekolah dulu (kira-kira 20 tahun yang lalu lah ya...), sumber air itu bisa dari air hujan, mata air, air penampungan, air laut, dan air tanah. Air hujan, pastinya datang dari langit yang turun ke bumi. Mata air, pasti berasal dari sumber air di pegunungan. Kalau di kota besar macam Jakarta ini, pupus lah sudah dapat air dari mata air gunung. Air penampungan, ini biasanya datang dari waduk, danau. Air laut, pasti berasal dari laut yang rasanya asin, tapi tenang aja, pasti diolah lagi kalau mau dipake sama kita. Yang terakhir itu, air tanah, itu air yang suka disedot pakai pompa, yang banyak dipakai oleh rumah tangga. Hayo ngaku, siapa yang di rumahnya ada pompa air merk tertentu itu? Saya niyh ya, punya pompa air itu, tapi sampai saat ini masih teronggok saja. 

Sebenernya ya, emang yang paling dikhawatirkan itu adalah banyaknya penggunaan air tanah. Kenapa penggunaan air tanah mengkhawatirkan? Karena pemanfaatan air tanah yang terus meningkat menyebabkan penurunan muka tanah (Hendrayana, 2002).  Jadi jelas banget, penggunaan air tanah yang berlebihan, dapat menyebabkan permukaan tanah menurun dan menurun.  Semakin banyak pakai air tanah, maka permukaan tanah ini akan semakin turun. Lalu kalau permukaan tanah menurun, kenapa pula? Pernah baca di koran, kalau ternyata penurunan permukaan tanah itu bisa menyebabkan banjir. Iya, Jakarta tempat saya tinggal ini bisa makin banjir karena permukaan tanah turun. Ibaratnya aja, jalan di depan rumah makin ditinggikan, pastinya rumah kita akan semakin rendah. Banjir akibatnya apa? Yah, kalau itu sih udah pasti banyak yang paham diluar kepala. Bahkan mungkin sampai tau ya, kalau kota ini bisa tenggelam. Jadi, air tanah Jakarta dieksplorasi berlebihan, maka Jakarta akan hilang...

Lalu, kita bisa apa ya, untuk menyelamatkan penurunan permukaan tanah ini...


Pertama... Hindari pemakaian air tanah.

Lalu air buat kebutuhan kita, dari mana? Paling mudah adalah dari air permukaan atau air dari penampungan. Air dari permukaan tersebut, disalurkan melalui pipa hingga sampai di rumah kita. Kebersihannya juga pasti terjamin, karena pipa juga pasti dilakukan perawatan berkala. Iya, saya sendiri sudah berlanggangan untuk menggunakan air bersih yang berasal dari air penampungan. Tiap bulan bayar sesuai dengan pemakaian. Kalau pemakaian sedikit, pastinya jumlah tagihan ya sedikit. Maka dari itu, kita di rumah kalau pakai air ya dihemat-hemat. Aetra, saat ini menyediakan air bersih pemipaan ini lho. Kita bisa berlangganan air bersih melalui Aetra. Bahkan sekarang udah ada promo paket berlangganan. Jadi udah nggak khawatir lagi terhadap penyediaan air bersih di rumah kita. Menggunakan air bersih perpipaan di Jakarta ini, merupakan solusi yang tepat untuk menghindari Jakarta tenggelam.


Kedua... Hemat dan Bijak dalam menggunakan air.

gunakan shower ya... (sumber gambar : http://www.symbols.com/) 

Walaupun sudah menggunaakan air bersih dari perpipaan, kita harus menggunakan air sehemat mungkin. Bukan masalah karena harus bayar mahal, tapi juga karena sayang terhadap sumber dayanya. Kurangilah penggunaan air yang tidak perlu. Misalnya, kalau mandi bisa menggunakan shower daripada harus menggunakan gayung. Hal ini dikarenakan, menggunakan gayung airnya lebih banyak sementara area badan yang dibersihkan lebih sedikit ketimbang menggunakan shower. Belum lagi kalau menggunakan gayung harus menampung air di bak. Menampung air, kalau terlalu banyak akan bersisa, kemudian kotor, dan harus dibuang. Belum lagi kalau mau cuci pakaian. Yuk biasakan cuci pakaian kalau sudah agak banyak, jangan cuma satu helai langsung cuci. 


Ketiga... Gunakan air sisa.

Pohon Cabe tumbuh subur dan berbuah, karena disiram menggunakan air sisa... Hemat! (doc. pribadi)

Ini kebiasaan yang sudah saya lakukan dalam waktu setahun terakhir. Saya suka menampung air sisaan cucian piring atau air wudhu dan air cucian untuk bahan makanan untuk menyiram tanaman di depan rumah saya. Ini, sekali dayung, dua tiga pulau terlewati. Iya, air perpipaan yang masih bersih, kita gunakan untuk keperluan yang benar-benar membutuhkan air bersih. Namun air sisaan tadi, masih bisa digunakan untuk kebutuhan yang tidak kalah pentingnya juga, namun bisa menggunakan air sisa. Iya, kalau untuk menyiram tanaman, kan tidak perlu menggunakan air bersih.  Tanaman disiram pakai air sisa, pun bisa hidup dengan aman sentausa. Mudah saja kok caranya, tidak perlu yang berbiaya mahal. 


Tinggal di kota Jakarta dan masih menggunakan air tanah? Yuk cepat ganti pakai air perpipaan saja. Menyelamatkan kota Jakarta, menyelamatkan generasi penerus kita, dan menyelamatkan banyak pihak. Aetra, saat ini menyediakan air perpipaan. Sarana sudah ada, kita bisa memulainya hari ini.

Aetra Jakarta (sumber : https://www.facebook.com/AetraJKT?fref=ts)
Lomba Blog Aetra 


Referensi:
Hendrayana, Heru. 2002. Dampak Pemanfaatan Air Tanah. Yogyakarta. Universitas Gajah Mada. 

9.18.2015

PERJALANAN SEHARI KE CIREBON

Kembali lagi ke Cirebon. Setelah bulan Mei 2015 main ke Cirebon plus Kuningan bareng rombongan rekan-rekan ALTIC, sekarang kembali ke Cirebon (doang) bersama emak-emak arisan. Heyaaah..., bawa ibu-ibu dan nenek-nenek pastinya. Perjalanan kali ini nggak pake nginep, pulang hari aja. Berangkat pukul 05.30 pagi, udah pasti karena hari kerja jadi antisipasi macet. Udah pasti kita pakai toll Cipali, perdana nyobain. Biar kekinian lah pokoknya, hahahaaa... Kalau nggak salah, seinget saya biaya perjalanan toll (untuk mobil golongan I) kali ini adalah, Rp 8.500 masuk toll JORR W2, Rp 13.500 untuk Jakarta - Cikopo  dan lanjut Rp 96.000 untuk toll Cikopo dan keluar di Plumbon. Total berapa? Itung 'ndiri yak... hihihi...

Postingan kali ini sedikit me-review aja tempat-tempat yang kami kunjungi selama di kota Cirebon. Beberapa diantaranya udah kemarin dikunjungi pas saya touring bareng rekan-rekan ALTIC. Namun ada juga tempat baru yang kita kunjungi. Alhamdulillah, punya banyak temen yang aseli Cirebon, bahkan tinggal di Cirebon. Jadi nggak buta-buta amat tentang Cirebon. Dan sangat alhamdulillah lagi, dapet supir bus yang sudah paham jalan di Cirebon, jadi kita tinggal sebut aja mau kemana dan pak supir udah tau jalannya. Yah, tapi mah tetep aja sih, Waze dan Google Maps kudu standby.

Selamat datang di Kota Cirebon

Sampai di kota Cirebon pkl. 10.02, kita langsung menuju ke Warung Nasi Jamblang Bu Nur di Jl. Cangkring 2, deket mall Grage Cirebon yang terkenal sekali itu. Terletak kira-kira 50 meter dari jalan raya (Jl. Tentara Pelajar). Bus gede ukuran 54 seat nggak bisa parkir di Jl. Cangkring 2 itu, makanya nunggunya di Jl. Tentara Pelajar. Makan di Warung Nasi Jamblang Bu Nur ini prasmanan, bisa pilah pilih sendiri menunya dan ada daftar harga yang dipasang di salah satu tembok deket lauk-lauk yang dijejerin itu. Jangan khawatir, harganya sangat bersahabat di kantong. Minum air teh tawar hangat juga grateish. Kalau bicara parkir di sini, muatnya sekitar 10 mobil aja. Didepan Warung Nasi Jamblang Bu Nur ini, ada juga lho Warung Empal Gentong dan Empal Asem milik bu Nur. Tapi warung empal nggak serame di warung nasi.

Silahkan pilih menunya.... :)

Selamat mamam nasi jamblang

Selesai dari Warung Nasi Jamblang Bu Nur, kita lanjut ke Keraton Kasepuhan. Kira-kira perjalanan dari Warung Nasi Bu Nur sampai Kasepuhan sekitar 15 menit aja. Kemarin sempat antri karena kena tutup palang pintu kereta api. Sampai di Keraton Kasepuhan, langsung ke loket tiket, pesen tiket. Harga untuk per orang, Rp 15.000. Keren lho, masuknya pakai sistem e-gate gitu. Kita beli ticket di loket, ada print out barcode, nanti tinggal tap di gate. Canggih euy! Di Keraton Kasepuhan ini, kita cukup aja sih selama 1 jam liat sana sini. 1 jam 15 menit udah selesai sama sholat di Musholla Sunan Gunung Jati. Bangunan tua yang sangat bersejarah. Keraton Kasepuhan bagus kok, cuma aja sayang kurang terawat. Di museum kereta kencana dan museum benda kuno, walaupun ada yang jaga, tapi kebersihan museum-nya kurang terawat. Sangat disayangkan lagi, ada penjaga museum dan mesjid yang setengah memaksa minta sedekah kita. Mereka minta sedekah bahkan sampai nungguin di samping kita ebrdiri. Aduh, ini sebenernya nggak banget ya... Oia, di dalam Keraton kita bisa dipandu oleh tour guide untuk menjelaskan sejarah Keraton. Tour Guide-nya berpakaian khas Cirebon. Bayarnya? Terserah aja kok seikhlasnya aja...

Foto bareng-bareng

Keraton Kasepuhan, Cirebon

Di lingkungan Keraton Kasepuhan, ada juga Masjid tua, yang bernama Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Kita nggak main kesana. Maklum, saya ikut rombongan dan nggak dikasih waktu untuk ngunjungin masjid itu. Seperti biasa, tipikal kota di Indonesia, di lingkungan istana, pasti ada alun-alun dan masjid Agung. Nah, di Keraton Kasepuhan ini juga demikian adanya. Oia, sebenernya di deket lingkungan Kasepuhan ini juga ada Keraton Kanoman. Ceritanya, menurut guide di Kasepuhan, Kanoman merupakan pecahan dari Kasepuhan karena hasil dari adu domba pihak Belanda. Mau lebih lengkap lagi ceritanya? Boleh browsing sendiri yak...

Setelah dari Keraton Kasepuhan, kita lanjut ke Goa Sunyaragi. Sebenernya ini di luar dari jadwal yang kita list down kemarin. Tapi berhubung waktunya masih panjang, jadi kita menyempatkan diri mampir ke Goa Sunyaragi. Perjalanan dari Kasepuhan ke Sunyaragi sekitar 20 menit saja. Iya, emang kota Cirebon nggak terlalu besar, jadi sebentar aja udah sampe ke mana-mana. Harga tiket masuk ke Goa Sunyaragi, Rp 8.000 per orang. Goa Sunyaragi ini, konon menurut cerita sang tour guide, ini merupakan tempat bertapa para raja. Yang unik dari goa ini, karena bangunannya terbuat dari tumpukan batu karang. Iya lah, secara emang kota Cirebon itu kan kota yang lokasinya dekat dengan pantai. Jadi ngambil batu karang sih mudah aja ya ciyn... Di lokasi Goa Sunyaragi ini macam ada amphitheatre buat pertunjukan... keren deh kayaknya kalau malam hari.

Dari pintu masuk komplek Goa Sunyaragi

Goa Peteng, di dalam komplek Goa Sunyaragi

Tumpukan batu karang

Kelar dari Goa Sunyaragi pukul 14.30, kita cuss ke Empal Gentong Krucuk di Jl. Slamet Riyadi. Kemarin sama team ALTIC udah kesini, saya merekomendasikan ke sini lagi. Kenapa? Soalnya di depannya (walaupun seberang jalan), ada parkiran besar sekali. Jadi nggak usah khawatir pakai bus besar kesini, pasti mudah parkirnya. Masakannya? Udah pasti enak. Selain empal gentong, ada sate, empal asem. Kemarin kita udah booking tempat dulu, melalui anak ownernya yang sangat ramah. Transfer DP, kemudian kekurangannya dibayar di tempat. Kalau kita bawa rombongan, bisa booking tempat di lantai 2, cukup lah buat nampung 100 orang. Lebih baik telpon dulu ya kesini, kalau bawa rombongan banyak... Biar tempatnya dan makanannya disiapin. Isi empal gentong ini bisa daging sapi, bisa campur daging sapi dan jeroan, juga bisa jeroan aja... ahahahah... saya pilih daging sapi aja, tanpa jeroan! Udah tau kan ya alasannya... :p

Ini dia rumah makan Empal Gentong Krucuk

Antri ya... mau bayar kan?

Masaknya masih sangat tradisional banget ya... 


Selesai makan sore, karena udah pkl 15.30, kita lanjut ke tujuan terakhir kita di itinerary, yaitu belanja di kawasan Batik khas Cirebon, Trusmi. Ini sih pasti ya, secara ibu-ibu pasti belanja demen banget. Lagi-lagi, karena kita kesini pakai bus besar, jadilah kita cari yang parkir bus-nya gampang. Ada nama toko batik yang terkenal besar disini, Batik Trusmi Giant. Disini juga ada Batik dan oleh-oleh khas Cirebon. Jadi, sekali turun kita udah nggak mampir mana-mana lagi. Bisa minta voucher diskon juga lho. Belanja Rp 250.000, dapet potongan Rp 25.000. Lumayan lah... menghemat. Lucu banget, itu ya... soalnya ada ibu-ibu yang belanjanya digabung lho. Hahahaha, demi mendapatkan potongan Rp 25.000. Keren banget ya ibu-ibu idea-nya...

Sampai Jumpa Lagi ya, Kota Cirebon... 

Selesai di Batik Trusmi, pukul 18.00 kita langsung cuss ke Jakarta... Selesai perjalanan seharian kita di Kota Cirebon. Lumayan, dalam 1 hari ini kita dapet 5 lokasi tujuan. Seneng, karena Cirebon di hari kerja nggak macet, secara kemarin waktu bareng team ALTIC karena hari Sabtu, macet banget aja... -_-). Menyenangkan lah di kota Cirebon. Sangat direkomendasikan untuk dijadikan tempat wisata yang pulang hari. 

9.10.2015

BELAJAR UNTUK BERBAGI... SEDARI KECIL

Tulisan di blog saya, biasanya seputar tentang pengalaman saya jalan-jalan atau pengalaman tips dan trik apalah sesuatu. Kali ini postingan agak beda, tapi ya masih berdasarkan pengalaman juga, lho... Intinya emang based on true story (ceilaaah bahasanya!). Kali ini tulisannya agak sedikit membawa perasaan, iya kalo bahasa gaulnya "baper", pemirsaaa... Ini kisah dari anak-anak sekolahnya Nares, rame di group emak-emak dan cukup membuat kami heboh ngebahasnya. Iya banget, yang biasa itu kalo udah dibahas sama emak-emak, bisa jadi heboh banget. Nah, maka dari itu pun, saya tertarik untuk menulis. Setidaknya, ini juga pelajaran berharga buat kami dan mudah-mudah buat siapapun yang ingin belajar.

Mereka hidup bersama, pasti juga akan berbagi...


Berbagi...

Inti dari tulisan saya kali ini mengenai berbagi. Berbagi rejeki dan berbagi sesuatu yang sifatnya kebaikan. Maaf ya, ini bukan tulisan menggurui atau sok kepinteran atau sok baik atau sok-sok yang lainnya, murni karena saya sendiri pun agak heran. Heran karena kami terbiasa dengan yang namanya berbagi. Apalagi yang sifatnya kebahagiaan, harus dibagi-bagi katanya. Kalau kata nyokap saya, "Kesenangan kita harus dibagi dengan orang lain, tapi kalo kesedihan kita, cukuplah simpan dalam diri sendiri". Nah, ini penting banget buat saya. Masalah orang lain tidak mau berbagi kesenangan dengan saya, ya nggak masalah. Mungkin dia punya pemikiran sendiri... Tapi jujur saja, kita pasti sebel kalau ada yang nggak adil... ahahahah...

Nah, cerita kali ini adalah, ketika ada seorang ibu dari temen Nares, menanyakan kepada kami, anak siapa yang suka ngambil atau minta makanan anaknya. Lanjutan ibu itu, nggak mungkin anaknya ngabisin makanan yang dibawain sama ibunya itu. Hou hou hou... langsung saya nganga. Bingung kan ya, emaknya nggak rela kalau makanan anaknya diminta sama anak lain? Padahal juga dibawainnya banyak lho, bukan sedikit dan terbatas. Udahlah bawanya banyak, nggak bakal abis juga kalau dimakan sama anaknya sendiri, nah diabisin sama temennya malah nggak terima. 


Okey... saya bingung...

Iya banget, saya bingung. Saya sendiri selalu ingatkan ke Nares, kalau ada temen yang minta makanan Nares, jangan nggak dikasih. Tapi kalau saya sendiri, emang selalu bilang sama Nares, untuk jangan minta makanan temennya, karena takutnya temennya lagi lapar, jadi kalau diminta sama Nares, nanti temennya kelaperan, bisa sakit perut. Sementara kalau Nares ada kepengen makanan temen Nares, silahkan bilang ke ibu, nanti ibu siapkan. So far, alhamdulillah berjalan dengan lancarnya. 

Seringkali Nares bawa makanan ke sekolah, nggak lupa dari ingatannya, bawa 2, 3 atau bahkan lebih. Ketika saya tanya untuk siapa, Nares jawab, "Buat A, B, C, D. Nggak mau kasih si E dan F karena mereka pernah pukul Nares". Hahahah... anak bocah, masih aja ya emang mereka belum paham apa yang namanya dendam itu nggak boleh. Well, jujur ya, saya mah happy anak saya bisa berbagi sama temennya, nggak pelit. Biasanya, anak kecil justru egois. Nggak mau berbagi, apalagi sama barang yang dia suka. 


Semua bilang agar berbagi...

Nggak pernah ada yang ngajarin kita untuk pelit. Emang ya, bukan berarti harus boros juga. Perhitungan boleh, tapi jangan kebangetan lah. Yang penting kan ya, kita tetap bisa berbagi. Semua agama juga ngajarin kita untuk berbagi. Berbagi terhadap rejeki yang kita punya. Karena, di dalam rejeki yang kita punya, ada hak orang lain disitu. Kalau dalam agama Islam, makanya wajib yang namanya sedekah, zakat. Karena intinya adalah untuk berbagi. Emang sih ya, berbagi makanan (dalam hal ini temen-temen Nares), bukan sesuatu yang wajib banget mutlak hukumnya, secara temen yang akan dikasih juga hitungannya (in shaa Allah pasti mampu). Tapi saya yakin banget banget, mulai dari kecil diajarin berbagi biar nanti kalau udah gede nggak pelit. Membiasakan diri untuk berbagi.


Eh tapi semua ada hikmahnya...

Dengan kejadian ini, kita para emak jadi makin lebih ngasih tau anak-anak biar berbagi. Kalau makanan diminta sama temen, boleh donk dikasih ke teman. Mungkin dia pengen, mungkin dia masih lapar... Berikanlah, karena siapa tau suatu saat kita yang lapar, mengharap untuk dibagi juga. Kita ambil positifnya saja lah, hikmah dibalik orang tua yang nggak rela makanan anaknya diminta sama temen anaknya. Dan, serunya lagi, ada orang tua murid yang rela bagi-bagiin wafer dan susu untuk temen-temen sekelas walaupun lagi nggak ada event apa-apa, intinya mau ngajarin ke anak-anak untuk berbagi. Giliran saya, minggu depan yang bawa. Inisiatif sendiri lho ini, hahahaha...

Berbagi itu Indah... seindah bunga ini... 

Berbagi itu indah, pemirsa... semoga kita semua bisa berbagi dengan sesama... 

9.07.2015

DARI KITA UNTUK KITA SEMUA

Saya datang lagi membawa berita yang seru... yang pasti bukan berita politik. Saya nggak ngerti masalah politik, tapi saya ngerti politikus... Poli itu artinya banyak, lebih dari satu dan jamak... dan tikus itu artinya ya binatang tikus... jadi politikus itu adalah banyak tikus? Hmmm... kira-kira demikian pengertian saya mengenai politikus yang ada di benak pikiran saya. Mohon dikoreksi jika salah, bahasa kerennya cmiiw... nyahahaha! Ada yang belum tau cmiiw? Itu sejenis makanan yang suka ada di Bandung... Please deh, itu cwie mie...

Lagi mau share salah satu kegiatan rutin yang dilakukan Altis Indonesia Community (ALTIC) niyh... yang mana alhamdulillah, kegiatan ini in shaa Allah sangat bermanfaat. Bagi kita, dan bagi yang lain. Altis Community ini emang komunitas kumpulan penggemar mobil Toyota Corolla Altis, tapi kegiatan kita bukan hanya berkutat di dunia otomotif lho... Yang pasti, emang bahasan kita ya lebih banyak tentang mobil yang kita pakai. Hmmm, kalo lebih banyak ngebahas tentang kue cubit setengah mateng, nanti nama komunitas-nya pasti bukan ALTIC lagi, tapi CUBITERS. Done, bla bla bla...

Alhamdulillah, sesuatu banget buat kami siyh... karena bulan lalu kita bisa share kebahagiaan bersama adik-adik yang membutuhkan. Iyes banget, buat kita keluarga besar ALTIC, berbagi kebahagiaan itu wajib hukumnya. Jangankan buat member sendiri, buat non member juga lho. Namanya juga berbagi kebahagiaan, pastinya yang membagi nanti lebih berbahagia melihat yang dibagi itu bahagia (ngerti nggak tuh tulisan saya? kalo bingung boleh leave comment, in shaa Allah saya jawab... *serius).

Kesempatan kali ini, kita berbagi dengan 50 putra putri yang orang tuanya sudah tidak ada. Iya, mereka sebagian besar sudah ditinggal pergi selamanya oleh ayah atau ibu atau bahkan ayah dan ibu mereka. Sedih banget ya, kalo inget begitu. Masih kecil, tapi udah ditinggal orang tua. Nggak kebayang kalau saya sih... Tapi Tuhan pasti kasih kekuatan mereka lebih dibanding saya ini. Mereka pasti kuat, mereka pasti bisa. Aduh... jadi mewek begini deh kalo inget itu lagi...

Serunya acara bakti sosial ALTIC kali ini, kita ajak mereka ke Sekretariat ALTIC di Warung Siaga - Pejaten, lho... Dan yang lebih seru lagi, mereka kita jemput pakai altis kesayangan member. Seruuu banget. Mereka happy banget pas di jalan meuju Warung Siaga. Pokoknya, beneran deh, liat mereka happy, kita lebih happy lagi... Lihat mereka bisa bercengkerama dengan kita, itu juga sangat berarti buat kita. Sayangnya, waktu sangat terbatas. Jadi kita juga nggak bisa lama-lama main sama anak-anak tersebut. Jadilah habis makan malam, kita antar mereka balik ke area mereka tinggal. Jangan tanya mereka tinggal dimana ya, secara ada yang ayah ibunya udah nggak ada. Mereka ada yang tinggal sama tetangga, saudara, atau pak RT. 

We Are Family, sepertinya malam itu sangat demikian adanya... kami adalah keluarga... iya,,, kita semua... Terima kasih banyak ya, buat Toyota Astra Motor dan GT Radial yang sudah ikut membantu mensukseskan acara ini. Oia, acara kali ini juga didukung sama salah satu artis pemain film terkenal lho... Alhamdulillah, beliau menyumbangkan buku yang sangat bermanfaat untuk dibaca. Sayang, beliau nggak bisa hadir..., hanya titip salam. Aiyh, pengen banget deh besok foto mas ganteng itu... Makasih ya mas, insha Allah berkah buat panjenengan... Aamiin..

Senang sekali kita bisa berbagi dengan sesama. Mudah-mudahan, acara berbagi bersama keluarga ALTIC akan lebih banyak lagi dan lagi....

Not Just Brotherhood, We Are Family...

We Are Family...

Dari kita untuk mereka..

Thank you para pendukung acara... buat adik-adik terkeceh

Kita...

KURIKULUM SD KINI... JAHARA DEH...

Buat ibu-ibu yang selalu mendampingi anak-anaknya belajar, pasti paham banget kalau materi pelajaran sekarang ini berat sekali. Ehm, apa ja...

Popular Post