1.30.2012

JADWAL MPASI NARES DIMODIFIKASI


Mau posting lagi tentang jadwal MPASInya Nareswari nih... Ada beberapa perkembangan yang perlu ditinggalkan jejak. Mudah-mudahan jadi pelajaran buat para readers khususnya emak-emak. 

2 minggu lalu Nares sempat demam, kena pilek. Memang sepertinya sih lagi musim pancaroba begini, ya banyak yang kena deh itu batuk, pilek, demam. Sementara bapaknya Nares kena, si mba’nya juga kena. Jadilah neng Nares ikut-ikutan kena pilek. Kasihan banget, soalnya meler gitu. Pas demam pun jadi rewel. Makan salah, nggak makan salah. Main salah, nggak maen salah. Sampe-sampe, gendong juga bisa salah. Yah, gitu lah kalo bayi lagi nggak enak badan. Jadinya ya serba salah. Di situ degh, dituntut peranan kita sebagai seorang ibu, untuk menjadi lebih sabar dan sabar lagi.

Nah, semenjak sakit itu, nafsu makan Nares amat jauh menurun. Makan susah. Mulut mingkem, tangan kita ditepis, kalo dipaksa ya nangis ngamuk-ngamuk gitu. Gaswat! Bahkan biasanya yang minum ASIP dengan mudahnya, menjadi susahnya. Minum ASIP juga nggak mau pake dot. Maunya disendokin, pake gelas. Hahaha, Nares... pinter bener yah! Gaya degh, udah gak mau pake dot. Makan susah, ASIP susah, emak pun resah! Huhuuu, stress tingkat tinggi degh kalo udah begini. Bukan apa yah, kasiyan gitu lho. Udah badannya nggak enak, nggak mau makan, ASIP susah. Mana emaknya di kantor pulak kalo hari kerja. Lah kalo emaknya di rumah, bisa netein mulu. Lha kalo di kantor? Gimana ceritanya?

Akhirnya, dengan bismillah, saya pun merubah jadwal makan Nares. Kalo menurut yang saya baca-baca di website berkat tanya sana sini sama om Google, kalo anaknya susah makan, kan mereka cuma makan sedikit-sedikit... Jadi, tips mensiasatinya adalah, dengan mempersering jam makan si anak. Jadi, biar dikit-dikit, tapi masuk. Baiklah... Saya coba! Nggak berubah banyak sih pada dasarnya. Cuma ngurangi sedikit jatah ASI Nares kok. Monggo dilihat ya, jadwalnya di tabel bawah ini.

Jadwal Makan Nares versi 2 - (merah : makan berat, hijau : buah/cemilan)

Pemirsah, jadi demikianlah, jadwal makan Nares yang baru. Nambahin cemilan di jam 9.30 pagi. Jadi, sehari itu, Nares makan besar 3 kali, dan 2 kali cemilan. Sudah mirip sama jadwal makan orang dewasa kan? (Kecuali jam makan ibunya yang suka sekali dengan cemal cemil).

Oia, baca sana sini dari berbagai macam referensi, ternyata di usia anak sekitar 1 tahun-an itu memang masa-masanya sulit makan lho. Katanya sih, bayi itu sudah mulai bosen dengan makanannya yang itu-itu aja. Logika saya yah, berarti kalo anaknya udah mulai susah makan, bisa juga ya, itu jadwal makan dirubah atau dimodif sedikit. Heheee, kali-kali aja berhasil gitu lho! Namanya juga usaha, kan? Bisa berhasil dan bisa kurang berhasil (saya nggak bilang nggak berhasil lho yah...)

Demikianlah yang bisa dapat saya ceritakan mengenai perubahan jadwal MPASI Nares. Nah, 2 minggu lagi mari kita lihat yah, soalnya Nares sebentar lagi akan berulang tahun. Which is, menurut ilmu perguruan Google yang telah saya baca, katanya kalo baby umur 1 tahun itu sudah bukan yang utamanya itu ASI, tapi makanannya. Yah, diobservasi sajalah kalau demikian. 

1.25.2012

SUPIR MEMBAWA DUKA


Minggu, 22 Januari 2012. 

Sebenernya sih bukan hari yang luar biasa buat saya. Cuma karena besokannya tanggal 23 Januari 2012 itu adalah hari Imlek, maka jadi agak tidak biasa. Yups, long weekend gitu lho. Tapi ya long weekend juga ngga merencanakan mau pergi ke luar kota sih, secara punya baby Nares yang masih umur 11 bulan. Agak repot kalo mau travelling jauh-jauh. Pun, ditambah lagi karena si mba’nya pulang ke kampung karena sakit. Jadilah di hari Minggu itu hari bersih-bersih di rumah. Ngga apa-apa, menikmati jadi ibu rumah tangga yang sibuk di rumah. Biasa degh, walapun jadi emak-emak di rumah yang pegang kerjaan rumah dan pegang baby Nares, tapi yang namanya update berita nggak boleh ketinggalan jaman. Hehehe, saya wajib lapor ke handset Blackberry setidaknya setiap 30 menit. Kurang boleh, tapi kalo lebih jangan! Hihi!

Wajib dikunjungin di handset Blackberry adalah applikasi : Twitter, Facebook, BB Group, BB Message. Itu sudah pasti. Kalo menurut saya pribadi, update-an Twitter itu cepet banget. Secara bisa langsung di-RT (baca : ReTweet) sama orang-orang. Nah, di sekitar pukul 12.00 itu, saya baca di TL salah satu media informasi berita (kalo gak salah @detiknewscom), ada kecelakaan mobil Xenia di Tugu Tani (Jakarta Pusat). Saat itu sih saya belum paham bener apa yang terjadi. Hanya mengira kecelakaan yang biasa terjadi. Yah, namanya juga manusia dan kendaraan, bisa aja lagi tidak hati-hati akhirnya kecelakaan. Apalagi bawa kendaraan, resikonya lebih tinggi dibanding jalan kaki.

Pengemudi, mobil, dan korban kecelakaan (doc. Google)

Kira-kira 1 jam setelah itu, saya membaca lagi berita tentang kecelakaan Xenia di Tugu Tani itu. Yang bikin saya sedikit agak panas adalah ketika berita tersebut adalah “Supir mobil kecelakaan di Tugu Tani adalah seorang wanita”. Beuh, mendidih kepala saya! Aseli degh, saya itu walaupun perempuan, tapi memang kurang respect dengan pengendara wanita. Di mata saya, kebanyakan pengemudi wanita itu sembrono cara menyupirnya, tidak hati-hati, cenderung lebih lelet, perhitungan agak suka kurang mantab, nyupir biar dibilang gaya, pokoknya malas lah saya berurusan dengan pengemudi wanita!

Kenapa saya berani mengutarakan hal ini? Saya bersyukur dan beruntung punya bapak dan mas Ary dan mas Heru (kakak-kakak saya) yang banyak mengajarkan saya cara berkendara yang baik. Mulai dari emosi, perhitungan, etika di jalan raya, tehnik mengendarai, dan semua-semuanya. Banyak berpergian dan satu kendaraan dengan mereka, secara tidak langsung emosi dan tehnik berkendara saya mengikuti pola mereka (baca : laki-laki). Walaupun tidak bisa dipukul rata ya, semua pengendara pria itu bagus cara mengemudinya dan yang wanita tidak bagus semua. Kembali pada kepribadian masing-masing memang. Dan ingat yah, kepribadian kita itu tercermin dari cara mengemudi kita, bahkan mobil kita pun mencerminkan bagaimana kepribadian kita. Nyupir sradak sruduk, potong sana potong sini, ya... nggak jauhlah, si supir juga pasti orang yang nggak bisa dipegang omongannya, nggak konsisten, jorok, dan banyak yang nggak bagusnya. Mobil besat besot, penyok sana penyok sini, ya.. nggak jauhlah, si supir nggak jauh-jauh dari orang yang jorok, nggak perhitungan, nggak sabar, dan banyak lagi macamnya.

Semakin sore, semakin banyak berita yang beredar tentang kecelakaan mobil Xenia ini. Ya gimana nggak cepat beredar, secara yang meninggal katanya sudah 8 orang dari keseluruhan 12 orang yang tertabrak. Duh, isu mulai beredar nih. Mulai dari supir yang mabok, yang habis pesta narkoba, yang pulang dugem, yang nggak punya SIM, yang rem blong. Bener-bener merebak semua isu. Hujatan juga mulai menghiasi dunia Twitter kok. Saya sendiri udah sempatkan untuk posting di FB. Karena saya benar-benar sedih mendengar berita itu. Ngga kebayang, itu perasaan keluarga si korban seperti apa. Ngga ada angin dan ngga ada hujan, mereka harus kehilangan anggota keluarganya. Emang sih, kalo udah mau dipanggil Allah, SWT, semua tidak ada yang bisa menolak. Tapi, kenapa dengan latar belakang kecerobohan orang lain, yang ngga salah, jadi harus menanggung akibatnya? Satu hal memang, saya paling ngga terima kalo ada orang lain yang celaka bukan karena kesalahannya sendiri, melainkan karena kecerobohan orang lain. It so unfair...

Langsung update di FB tentang kecelakaan itu

Semakin malam, semakin beredar itu berita. Mulai juga beredar video amatiran sesaat setelah tragedi itu terjadi (coba lihat di youtube dengan keyword "Xenia Tugu Tani"). Sempet juga siyh, saya buka video-nya dan menonton dari gadget suami saya. Rasanya bener-bener pedih. Ngga kebayang bener degh, itu kecelakaan. Kalau dari video yang saya lihat, itu kecelakaannya terjadi di deket Gedung Perdagangan, sebelum Gedung Pensiunan Pertamina. Soalnya, trotoar yang terlihat agak besar, sementara kalo di daerah dekat Tugu Tani itu sendiri (seputaran Hotel Aryaduta), tidak ada trotoar yang sebesar seperti yang tampak di video itu. Analisa saya pun jalan karena saya terbilang cukup paham daerah itu. Seharusnya, di area kecelakaan tersebut, mengendarai mobil dalam kecepatan tinggi amat sangat kecil kemungkinannya. Wong sebelum Gedung Perdagangan itu ada traffic light kok, dan setelah itu pun masih ada traffic light lagi, dan disitu juga kan jalanannya ngga lurus, tapi agak belok kekiri. Jadi, harusnya di situ mobil kita nggak bisa ngebut banget. Dugaan sementara saya adalah kalau nggak supirnya baru belajar, atau supirnya mabok! Cuma dua itu aja. Kalo dia baru belajar, yah... udah nggak heran degh! Kalo mabok sih, ya mau ngomong apa. Susah emang ngomongin orang mabok, kita jadi kaya’ orang mabok juga!

Nah, bener aja degh... Dari berbagai pemberitaan, ternyata si supir, Afriyani Susanti (29), memang mengendarai mobil dalam keadaan mabok! Deske habis pesta-pesta sama narkoba dan minuman keras. Hebaaat gebaaat! Perempuan, mabok, nyupir, nabrak orang! What a lesson for you, sista! You got what you’ve paid if I could say it to you.  And guess what, she has no driving license. Beudeuh, canggih abis ni perempuan! Tinggal digorok aja kaya’nya yah, pemirsah!

Yah, dibalik kejadian ini semua, yang perlu diambil hikmahnya banyak banget. Nggak heran sih saya, kalo orang berani nyupir tanpa SIM. Di Indonesia ini, Polisi gampang banget dikadalin sama orang-orang yang nggak taat sama aturan. Orang bisa seenaknya bawa kendaraan tanpa SIM. Secara juga bikin SIM gampang banget kok prosedurnya (baca : asal ada uang). Yups, untuk bisa dapet SIM A aja, cukup membayar ‘paket hemat’ di Ditlantas (kalo warga KTP DKI Jakarta, di Daan Mogot tuh markasnya) sebesar Rp 500,000. Itu udah ngga pake ujian praktek. Ujian tertulis pun hanya formalitas. Test kesehatan, cingcai! Nggak heran, siapa aja yang punya duit, mau nyupir, bisa dapet SIM kok. Nggak penting tuh, tau aturan lalu lintas, etika berkendara, tehnik mengemudi. As long as you have money, you get the license then. Nggak heran juga, kalo yang punya kenalan aparat di sana, bisa aja langsung dapet juga. Hahaha, Endosyah gitu lho! Nggak punya SIM, bawa mobil/motor, kena razia, bayar Rp 50,000 juga bisa lepas kok. Makanya, kalo mau pergi, bawa kendaraan tapi nggak punya SIM, siap-siap bawa duit banyak yah. Kalo ketilang, tinggal selipin uang yang kita punya.

Jauh, jauh berbeda dengan cara yang bapak saya ajarkan kepada saya. Untuk mendapatkan SIM A, saya punya banyak prosedur untuk dilalui. Didikan kemiliteran yang melekat pada bapak saya, diterapkan ke semua anak-anaknya yang cewe dan yang cowok. Mau punya SIM? Harus sudah punya KTP dulu, berarti usia sudah mencukupi. Setelah punya KTP, harus belajar setir mobil dulu. Kursus, ya booow. Tuh, kalo nggak Hutomus Yokonsa, Ulisa, dan Persemija. Dua nama tempat kursus mobil itu tahun 1995-2000 cukup ternama. Laris manis (kalo sekarang kayanya pamornya udah turun, secara banyak yang nyupir matic langsung gas). Udah selesai kursus, baru deh ambil SIM. Jadi nggak ujug-ujug pegang setir tuh eike. Hadeuh... Hasilnya? Yah, beda banget lah, sama supir-supir dadakan yang ujug-ujug pegang mobil  dengan modal nekat dan modal pede. Yang nggak tau etika, yang nggak tau aturan, yang nggak bisa perhitungan dengan kendaraannya.

Nggak heran lagi (babak kedua), harga mobil di Indonesia yang cukup mahal, tapi orang pada nekat mau beli mobil. Cicil dan credit dan leasing dan apapun namanya, sangat mempermulus untuk punya mobil. Yah, ngga salah juga sih, kondisi kendaraan umum di Indonesia itu sangat tidak nyaman, makanya orang pada bela-belain punya mobil. Demi kenyamanan semata (atau bahkan juga cenderung diiringi gengsi). Mau cash atau credit, yang penting punya mobil deh yah! Akhirnya apa? Banyak orang-orang yang punya mobil mendadak (gimana ngga mendadak, dengan Down Payment Rp 10juta bisa bawa pulang mobil?), bisa nyupir mendadak (iya lah, kan sekarang banyak mobil dengan automatic transmission yang tinggal injek rem sama gas, gak perlu takut mati di tanjakan karena harus ngimbangin kopling dan gas), akhirnya nggak punya etika di jalan. Malay bener nih urusan sama orang yang begini. Aseli 200%. 

Yah, maaf nih (babak ketiga), mobil Avanza dan Xenia itu kan mobil sejuta umat yah. Which is, mobil yang cukup terjangkau di kantong dan muat untuk orang banyak. Jadi kalo kata mas saya, “Mid low class vehicle dengan supir mid low attitude”. Hahahaha... Maaf ya buat yang kurang berkenan. Saya nggak pukul rata kepada semua orang yang punya mobil Avanza dan Xenia seperti itu, lho... Tapi ya emang kalo saya di jalan, sering banget tuh nemuin supir mobil Avanza dan Xenia yang ngga tau aturan. Motong jalan lah, seradak seruduk lah, pokoknya nggak banget lah! Eh, sekali lagi yah, nggak semua lho, mobil Avanza dan Xenia kaya’ begitu. No argue for this point please, as written previously "nggak semua".

So readers, jika anda salah satu pengendara yang termasuk ke dalam golongan menjadi supir mendadak, cobalah untuk pahami dengan benar aturan, rambu, etika, sopan santun dan tehnik mengendarai mobil. Tidak ada kata terlambat untuk belajar yang baik. Mobil yang anda kendalikan itu punya nyawa, sama seperti anda juga yang bernyawa. Apalagi kalo udah turun ke jalan, maka anda (baca : supir) akan berurusan dengan nyawa orang lain. Kalo yang celaka anda sendiri karena kecerobohan anda, saya dapat memakluminya. Tapi kalo orang lain yang tidak bersalah dan tidak berdosa menjadi korban anda, sungguh... ter-la-lu!

Last but not least, buat semua yang menjadi supir, mohon berhati-hati. Kenali kendaraan anda, jalan yang anda lalui, dan emosi diri anda sendiri!

1.17.2012

BABY BUNCIS DAN SAYUR SCRAMBLE

Hahahaaa... Hari Minggu kemaren beli baby buncis. Niatnya sih buat makannya dek Nares, tapi ujung-ujungnya tergoda untuk bikin buncis Szechuan yang kaya' di restoran itu. Penasaran. Akhirnya nyuplik-nyuplik resep di mba google, dapet degh contekannya. Tapi nggak semuanya diikutin. Cuma caranya, sama bumbu dasarnya aja. Nih lah penampakannya... Hehehe...


Baby Buncis Szechuan

BABY BUNCIS:


Bahan :
- Baby Buncis
- Daging Giling
- Bawang Putih, cincang halus
- Bawang Bombay, cincang kasar
- Jahe, cincang halus
- Daun bawang, potong kasar (lebar + 1cm)
- Cabe keriting, iris kasar
- Minyak wijen, 3 tetes
- Saos tiram, 1 sendok teh


Cara bikin :
- Panaskan minyak, goreng baby buncis sampe agak berkerut
- Tiriskan si baby buncis goreng
- Siapkan minyak buat numis (5 sendok makan)
- Tumis : bawang putih, bawang bombay, jahe sampai harum dan warnanya jadi agak kekuningan
- Masukin daging dan cabe
- Tambahin garam dan lada
- Tunggu sampai daging agak berwarna kehitaman
- Masukin daun bawang


Kalo mau agak pedes, tambahin cabe bubuk deh. Secara di rumah pada nggak doyan pedes, jadinya itu cabe-cabean aja. Daripada nggak kemakan kalo bikinnya pedes.


Nah, sekalian sama masak baby buncis, bikin sayur asal-asalan degh. Yah, tapi cukup bergizi kok. Ada karbohidratnya dan ada proteinnya juga ada sayurnya. Ini lah penampakannya... Yak!

Sayur Scramble Egg

SAYUR SCRAMBLE EGG:

Bahan :
- Wortel, potong dadu
- Jagung manis, pipilan
- Telur ayam
- Bawang merah, iris tipis
- Bawang bombany, cincang kasar

Cara bikin :
- Rebus wortel dan jagung manis, dan tiriskan setelah matang
- Panaskan 3 sendok minyak, buat numis
- Bikin scramble egg
- Masukin bawang merah dan bawang bombay
- Aduk semuanya, tambahin garam dan lada



Lumayan lah, buat menu makan siang di minggu kemaren. Ngirit uang jajan. Lagipula itu bahan-bahan yang dipake juga buat Nares. Wkwkwk...

1.12.2012

JADWAL MPASI/ASI NARESWARI


Yes, back to MPASI!

Ini nih, yang suka dipertanyakan sama emak-emak di group mpasi (either yang di milis mpasirumahan atau group HHBF di FB), “Jadwal Makan Baby”.  Nah, kali ini saya akan share-kan jadwal makan dan minum ASIP/ASI-nya dek Nares (#kok tiba-tiba kangen sama si unyil satu itu yagh). Kali-kali aja dengan berbagi pengalaman di blog saya ini, emak-emak jadi nggak bingung lagi. Yaaa setidaknya ada pencerahan gitu lho. Punya banyak contekan untuk ngasih makan anaknya di jam berapa aja. Tapi dengan contekan ini berharap supaya newbie mommies bukannya tambah bingung lho, tapi harus tambah pinter.  Oia, newbie mommies kalo kebanyakan contekan jangan suka bingung akh. Ambil aja yang menurut mommies paling cocok untuk diaplikasikan di baby-nya. Kan yang paling mengerti tentang baby kita itu ya emaknya sendiri. Bukan emaknya baby lain kan?

Waktu mau siap-siap MPASI Nares, saya sendiri pun tak luput dari contekan sana sini emak-emak lain yang udah lebih jago. Nih ya, korban pertanyaan saya lontarkan ke sepupu saya, ke temen saya, trus udah gitu saya juga nyontek ke blog emak-emak kece (monggo browsing). Pastinya lagi, liat lah di dokumen group. Pasti ada kok. Cuma emang banyak orang, jadinya banyak versi. Balik lagi deh, kita sebagai emaknya, yang menentukan baby kita makan dan minum ASIP/ASI di jam berapa aja. Whokeh? So newbie mommies, let’s start the experiment with your baby and you’ll get the point!

Nih, jadwal makannya dek Nares mulai dari 6 bulan:

Jadwal MPASI dan minum ASIP/ASI Nares


Review-annya nih...


6 bulan : 1 kali makan di pagi hari

Kenapa dikasih makannya di pagi hari? Soalnya kan masih belajar makan atau pengenalan, masih nyobain ini itu. Takut-takut kalo nggak ada yang cocok alias alergi, siang harinya udah ketauan efek makanan di pagi hari. So, let’s start in the morning aja sih kalo saya mah... Selain itu, juga bisa nungguin dek Nares makan gitu lho. Kalo makannya siang, saya pun di kantor tak bisa melihatnya. Huhuuu, kan pengen banget liat dek Nares makan!


6 bulan 2 minggu : 1 kali makan di pagi hari (karbo/sayur) dan 1 kali makan (buah) di siang hari

Kenapa jadwalnya begitu? Alasan dikasih dua kali sih sebenernya biar Nares cepet adaptasi sama makanan aja. Nah, secara juga ada beberapa contekan yang ngasih kabar, kalo mulai umur 6 bulan 2 minggu udah bisa 2 kali makan. Jadilah saya ngasih makan Nares 2 kali sehari. Tapi sekali pagi yang karbo dan sekali yang buah.


7 bulan : 1 kali makan di pagi hari (karbo/sayur) dan 1 kali makan (buah) di siang hari

Masih nyamain jadwal dengan jadwal makannya dek Nares di umur 6 bulan 2 minggu. Biar dek Nares adaptasi dulu sama perutnya. Ada juga sih, beberapa emak yang udah mulai kasih 3 kali (yang sekali camilan). Tapi buat Nares, tetep aja 2 kali. Camilan, nanti saja yah. Emaknya aja yang camal camil. Hihihi, dasar emak gegares...


8 bulan : 2 kali makan (karbo) pagi dan siang beserta 1 kali makan (buah) sore hari

Yups, udah mulai bulan ke-2 MPASI, pelan-pelan mulai naik juga kuantitas makanannya dek Nares. 2 kali karbo dan campuran daging dan sayur yang udah lolos test alergi beserta buah, tampaknya sudah cukup. Nah, seiring kuantitas makan dek Nares yang bertambah, maka minum ASIP pun mulai berkurang. Heheee, pastinya pendapatan ASIP pun semakin turun. (eh kok malah curcol di marih ya?)


9 bulan : 3 kali makan (karbo) pagi, siang, sore beserta 1 kali makan (buah) sebelum maghrib

Nah, di umur 9 bulan ini, Nares udah mulai makan 3 kali untuk karbo-nya ditambah 1 kali makan buahnya. Kenapa makannya mulai ditambah? Secara Nares udah banyak gerak, banyak maen, jadinya perlu banyak energi donk ya. Makanya makanannya ditambah. Nah, untuk pemilihan jam makannya emang sengaja saya taro buahnya itu menjelang magrib, soalnya kan menurut referensi yang saya baca, kalo udah malem, jangan yang berat-berat. Nah, ini makanya, saya taro saja buah di sebelum maghrib. Biar nggak terlalu berat mencerna-nya si lambung sebelum Nares bobo.

Pas masa transisi (dari 2 kali makan karbo ke 3 kali makan karbo) ini pun, makan yang jam 3 sore pada awalnya saya kasih sedikit saja. Hanya separo porsi makan siangnya Nares. Jadi perutnya Nares biar nggak kaget juga. Kira-kira selama 2 minggu, Nares makan karbo yang jam 3 itu porsi separo ajah.


10 bulan : jumlah makan sama dengan bulan sebelumnya, hanya beda waktu

Di umur Nares 10 bulan, jam makan karbo yang terakhir saya tukar dengan jadwal makan buahnya. Jadi, makan buahnya sekarang pukul 15.00 dan makan karbo yang terakhir pukul. 17.30. Kenapa di tuker? Soalnya Nares semakin besar, kan pelan-pelan mulai balajar dengan jadwalnya orang dewasa. Walaupun nggak juga bakal makan malam yang diatas pukul 18.00 lho ya. Sepertinya, jadwal ini pun nantinya bakal dipake sampe Nares agak besar.

  
11 bulan  dan seterusnya : bakalan ngasih jadwal makanan yang sama dengan bulan ke-10


Okey mommies, udah baca kan, jadwalnya Nares makan dan minum ASIP/ASI? Silahkan dipilih jadwal yang cocok buat baby mommies and daddy ya. Jadwalnya Nares sih cocok sama Nares dan pemikiran emaknya Nares. Makanya, kita harus tau jadwal anak kita sendiri, seperti apa.  Yang penting prinsip-prinsip ngasih makan harus tetap dipegang. Misalnya:

  1. Kalo ngasih makan jangan berdekatan waktu setelah menyusui, karena baby pasti udah kenyang duluan dan jadi nggak mau makan.
  2. Kalo ngasih makan nggak lewat dari pukul 18.00, soalnya itu udah berdekatan dengan malam, which is kasiyan kalo usus dan lambung baby disuruh kerja berat, padahal jatahnya istirahat itu si organ tubuh.
  3. Kalo ngasih makan, jam-nya jangan sering berubah-rubah. Usahakan stabil di jam tersebut.


So, kalo kedua prinsip diatas udah terpenuhi, ya lanjut degh... Nggak usah bingung nggak usah parno untuk nentuin jadwal makan anak kita. Yang penting prinsip-prinsip ngasih makan buat anak, sudah lolos... Kalo yang nggak prinsip mah, ya nggak apa-apa kali yeee....

Selamat makaaaan ;)

1.11.2012

TIGA MENIT BUAT ERWIN

Yang namanya teman emang selalu tetap jadi teman. Bekas suami ada, bekas istri ada, bekas rekan kerja ada, tapi bekas teman nggak ada...

Cukup kaget juga ketika tiba-tiba di chat bbm ada invite-an multichat dari Ratmi, temen SMP saya di SMPN 219 Jakarta Barat angkatan 1993-1996. Pas saya gabung di multichat itu, sudah ada beberapa rekan SMP saya yang bergabung disana. Pun kemudian, beberapa teman lainnya masih bergabung. “Kenapa nggak di group aja sih?” Ada seseorang teman yang menanyakannya.  “Emang masih kurang yah, groupnya?” ada juga yang nanya begitu. Ternyata si moderator multichat, Ratmi, nggak gabung di group sekolah SMP kami, makanya pakai fasilitas di multichat.


SMPN 219 Jakarta Barat (sumber pic. : disini)

Saling tanya sana sini, ada apa gerangan ini multichat. Ternyata Ratmi lagi mempersiapkan ‘bahan’ yang akan disampaikan di multichat ini. Secara di saat itu serangan pertanyaan udah mencuat sana sini. Mau bahas apa di multichat ini? Tambah lagi sudah terlontar nama seseorang teman kami semasa SMP, Erwin Suryahadi, yang tidak tergabung di dalam multichat tersebut. Tampak pun Erwin bukan pengguna Blackberry.

“Ada yang kenal Erwin?” tanya Ratmi.
“Erwin mana? Erwin ada dua. Yang besar apa yang kecil?” berondongan pertanyaan dari anggota multichat lainnya.
Saya sendiri cuma kenal Erwin yang “besar” (menurut perbincangan di multichat tersebut). Seingat saya, Erwin itu adalah rekan saya di ekstra kurikuler Karate. Makanya saya kenal banget.
“Erwin yang pake kacamata” jelas Ratmi.
Okey, kalau begitu jelas berarti. Itu benar Erwin yang dimaksud. Erwin yang memang rekan cukup dekat dengan saya semasa di SMP dulu.

Erwin, dari dulu memang memakai kacamata. Saya sendiri juga berkacamata sih, tapi Erwin kelihatan lebih tebal lensa-nya. Jelas sekali itu. Saya pikir, yaaa mata Erwin sama "tak normal"nya dengan mata saya yang minus ini. Ternyata tidak. Mungkin saya jauh lebih beruntung dari Erwin yang berkacamata (juga). Sepertinya minus 4 yang saya raih ini, belum ada apa-apanya buat Erwin. 

Jadi begini ceritanya... 

Rekan Ratmi, melalui bbm- chat, memberitahu kepada Ratmi, kalau suami si mba’ yang bantu cuci gosok di rumahnya itu adalah rekan Erwin sekolah SMP. Lha, berarti temen kita juga donk? Iya bener. SH namanya (maaf, saya sembunyikan namanya, secara belum konfirmasi mau cerita begini sama SH). SH memang dari dulu yang saya tau itu dekat dengan Erwin. Ternyata sampai sekarang mereka masih bersahabat dekat. Ya ampun, sudah hampir 16 tahun mereka masih saja lengket yah. Everlasting friendship banget, sodara-sodara!


Kenapa dengan Erwin?

Entah bagaimana bisa, si mba’ yang cuci gosok ini cerita sama temennya Ratmi. Sampai juga ke telinga temannya Ratmi ini, kalau kini kondisi mata Erwin sudah cukup memprihatinkan. Bukannya membaik, ternyata memburuk semenjak sekolah dulu. Bola mata Erwin seperti setengah menonjol keluar. Kacamata pun dengan lensa yang sangat tebal. Menurut informasi dari SH yang didapat langsung dari Ratmi, selaput bola mata kiri Erwin sudah pecah. Sepertinya Erwin sudah sempat berobat ke dokter, namun memang tidak dipungkiri, kondisi ekonomi Erwin tidak seberuntung kita-kita yang punya rejeki berlebih dibanding Erwin.

Nggak usah berangan-angan untuk berobat dan diganti asuransi dari kantor seperti kalau kita sakit, yah. Untuk bisa bertahan hidup saja, sepertinya buat Erwin sudah luar biasa. Bagaimana tidak? Keseharian Erwin adalah sebagai pengantar air galon isi ulang yang berada di sekitar rumahnya daerah Joglo (Jakarta Barat) dan Ciledug. Kebayang deh, berapa upah untuk jasa antar air galon isi ulang tersebut? Sementara pun, harga segalon air isi ulang tersebut juga tidak seberapa. Mungkin karena kondisi keuangan yang tidak memungkinkan tersebut, Erwin memilih berobat ke alternatif.

Dokter yang pernah dikunjungi Erwin, menyarankan bagi Erwin untuk tidak mengangkat beban yang berat-berat, supaya bola mata Erwin tidak semakin parah menonjol keluar. Tapi memang sulit kali ya, sementara Erwin hanya bisa bekerja sebagai pengantar air galon isi ulang yang sehari bisa angkat-angkat sekitar 50-60 galon air. Dengan upah sebesar itu, Erwin harus berobat dan menghidupi istri dan anaknya. Mungkin jauh panggang dari api, kalo saya belajar peribahasa jaman dulunya. 

Sedikit informasi, untuk biaya pengobatan mata Erwin dengan operasi tersebut membutuhkan dana sekitar Rp 12juta. Tentunya uang sejumlah itu cukup besar buat Erwin. Harus berapa lama Erwin mengumpulkannya dari penghasilannya mengantar air galon isi ulang? Saya pun tak mampu membayangkannya. Pun kalau tidak segera diobati penyakitnya itu, takutnya penyakit Erwin akan semakin parah. Mata adalah salah satu bagian dari panca indera kita. Kalau sudah tidak bisa melihat, walaupun sebelah, saya rasa itu akan sangat mengganggu.


Setelah membaca multichat di bbm...

Semua teman-teman cukup prihatin dengan keadaan Erwin.  Sangat prihatin pastinya. Melalui hasil diskusi di multichat tersebut, kami sepakat untuk menggalang dana untuk pengobatan Erwin. Uang dan barang bekas layak pakai yang bisa dijual, akan dikumpulkan untuk membantu biaya pengobatan Erwin. Mungkin hanya itu yang dapat kami lakukan untuk Erwin, selain doa penuh harap agar Erwin bisa kembali normal penglihatannya. Buat rekan-rekan dan pembaca semuanya, saya mohon bantu doanya buat Erwin, supaya Erwin bisa sembuh sesegera mungkin.

Bagi rekan-rekan sesama alumnus SMPN 219 Jakarta Barat (tanpa memandang angkatan berapa) atau siapapun yang ingin mendonasikan sedikit rejekinya (berapapun itu) untuk Erwin, mungkin bisa menyalurkannya donasi melalui :

Rekening BCA : 035 097 0177 atas nama Ratmiyati
Rekening Mandiri : 117 000 417 6988 atas nama Kurniati Oktaria

Oia, kalau ada yang kurang jelas atau butuh informasi lainnya mengenai Erwin, atau mungkin mau konfirmasi donasi, bisa konfirmasi ke Ratmi langsung di 0878 8158 5957 atau ratmiyati@gmail.com.


Dimulai dengan niat yang tulus dan ikhlas buat Erwin demi sekedar meringankan bebannya, mudah-mudahan penggalangan dana ini bisa berhasil, sehingga Erwin bisa cepat pulih. Aamiin... 

Buat yang sudah menyediakan waktunya untuk membaca, saya ucapkan terima kasih. Buat yang sudah berniat mendonasikan dana, saya juga ucapkan terima kasih. Saya hanya bisa membantu sedikit dengan menuliskan cerita ini. Tuhan yang pasti akan membalasnya ke kalian semua... 

BUAT ERWIN, kamu yang kuat yah... 

1.06.2012

JAKARTA DILANDA BADAI

Kemaren, 6 Januari 2012 di hari Kamis, Jakarta dilanda hujan badai (bukan Badai-nya Kerispatih ya?! Ini badai beneran)! Hujan badai ini menyebabkan jalanan Jakarta macet! Macet semacet-macetnya la hai... Yah, nggak heran degh ya, Jakarta mah nggak hujan aja udah macet kok, apalagi yang hujan plus badai gitu.

Awalnya sih sekitar pukul 15.00, jendela di kantor udah keliatan gelap minta ampun. Yah, nggak lama disusul sama suara gemuruh. Trus, akhirnya hujan turun juga deh! Lebat banget, tambah pula bunyi angin yang bersiul-siulan. Saya nggak tau apa bahasa Indonesia yang tepat untuk suara angin yang kaya “swiiing swiiiing” itu. AC di kantor langsung dimatikan saja. Bukan apa sih, cuma pada kedinginan semuanya! Yah wong hujan lebat, angin kencang pula. Siapa yang ngga kedinginan? Beberapa bapak-bapak malah ngungsi ke pantry, ngopi sambil menghangatkan badan.

Saya sendiri sibuk telfon ke rumah, soalnya Nares cuma berdua sama si mba’nya. Khawatir tingkat tinggi, soalnya sampe 3 kali dering telfon nggak diangkat. Telfon ke handphone si mba juga nggak diangkat. Yang ini malah sampe 3 kali juga. Huaaa, dag dig dug duer lah diri ini sambil setengah menenangkan diri. Lapor juga sama pak boss daddy kalo di rumah nggak ada yang angkat telfon. Akhirnya setelah selang sekitar 10 menit, telpon diangkat juga. Alhamdulillah, semua baik-baik saja. Hanya bocor di beberapa tempat, begitu kata mba’nya. Syukurlah, Nares dan mba’nya baik-baik saja...

Sembari nunggu jam pulang, cari-cari berita macet di internet. Pantau-pantau jalan via CCTVnya lewatmana.com juga. Tapi semuanya ya memang udah nggak bisa dielakkan lagi. Dari pantauan lewatmana.com, itu Cideng udah stuck nggak gerak. Di depan Istana Negara juga udah nggak gerak. Sooo, harap sabar dan maklum ya penonton. Semuanya deh maceeet. Baca juga di kompas.com, KRL ada juga yang tidak beroperasi karena rel kena imbas pohon tumbang. Nah, yang kasian lagi, ada korban meninggal tertimpa billboard runtuh di seputaran daerah toll Kebon Jeruk (deket gedung Pusri). Jadi ceritanya dia mau keluar dari mobil yang dia tumpangin itu, eh malah kena setrum billboard yang rubuh itu. Duuuh, kasian bener degh kalo udah begini. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Innalillahiwainnailaihirojiuun, semoga amal ibadahnya diterima disisi Tuhan YME dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Aamiin. (baca beritanya disini)

Sementara itu di group BBM saya sudah tuing tuing pada ngasih info seputaran pohon rubuh, jalan mampet, dan sebagainya. Nih coba dilihat capture-annya...

Dari si Kakek (temen SMP)

Nah, tragedi babak 2 dimulai nih (babak 1 tadi keadaan di rumah), ketika saya harus pulang kantor. Duh, kalo mau dibayangin aja sih udah pasti sakit perut mules-mules. Tapi ya nggak perlu dibayanginlah. Baca saja cerita saya ini...

Pulang kantor pukul 17.00 seperti biasa. Langsung lewat route yang biasa dilalui oleh saya. Jl. Veteran, Jl. Medan Merdeka Utara, Jl. Abdul Muis Jl. Medan Merdeka Barat (3 in 1 lagi nggak diberlakukan ceritanya, dapet info dari Radio Elshinta), Jl. Budi Kemuliaan, Tanah Abang, Jl. Jatibaru dan stuck! Sudah tidak bisa berkata-kata lagi selain menikmati keindahan macet yang terjadi di kota ini. Toh juga macetnya rame-rame, nggak sendirian toh? Kalo yang begini macetnya sih biasa kok. Nggak heran lah! Dulu juga waktu rumah masih di Joglo dan ngantor di Kuningan, macetnya lebih parah. Masih mending ini, yang macetnya punya alasan, yaitu karena hujan badai. Lha kalo Joglo itu, nggak ada hujan badai itu sudah macet! Rusuh pulak! #gregetan sama Joglo

Sampe di rumah akhirnya pukul 18.45. Sudah gelap dan gelap. Akses menuju komplek perumahan saya pun banyak yang ditutup. Banyak banget pohon tumbang. Sampe-sampe ada mobil pemadam kebakaran yang ikut membantu pekerjaan bersih-bersih pohon tumbang ini (eh, emangnya mobil pemadam punya gensaw yang buat motong-motong pohon itu yah?). Sayang, ngga bisa ambil gambarnya karena keburu sudah gelap sekali. Yang jelas, begitu masuk komplek perumahan saya, biasanya agak rame, ini sih sepi. Sepi banget malah. Tukang jualan juga ngga ada.

Yah, tapi saya masih bersyukur yah, bisa sampe rumah dengan selamat dan terhitung cepat. Mungkin disana banyak lagi yang lebih lambat nyampe rumah dibandingkan dengan saya. Setelah sampai di rumah dan bertemu si kecil, hilang lah kepenatan itu semua dan saya pun kembali ceria! Horeee, ketemu dek Nares. Tambah lagi nggak beberapa lama, si pak boss daddy pun pulang. Yippie... senangnya sayaaah!


Lanjutan tragedi nih!

Pagi ini (Jumat, 5 Januari 2012), saya berangkat kantor (kembali). Yah, berangkat lebih awal dari biasanya karena ini adalah... HARI JUMAT! You know deh, Jumat itu hari macetnya Jakarta ya bu ibu pak bapak. Entah kenapa, Jumat pasti macet. Saya pun tak tahu mengapa kalo Jumat itu cenderung macetos kampretos (karena macetnya nggilani).

Huhuuu, belum aja keluar ke jalan raya Slipi, udah terhadang. Nggak bisa lewat nih, soalnya ada tiang listrik yang tumbang dan beberapa ranting pohon yang patah pula. Nutupin jalan ini. Mana ini jalan utama. Yah, muter degh saya lewat jalan setengah tikus. Iya, lewat jalan alternatif degh mau nggak mau. Dan agak muter jadinya. Nggak apa-apa degh, memang sudah mau nggak mau harus berangkat ke kantor ya kan? Kudu dilakonin kalo begini mah. Nah, pas ketemu Jl. S. Parman yang deretan Slipi Jaya itu, muacetnya poll sekaleeeh! Yups, padat karya pemirsah. Sabar, sabar... Ya, namanya juga abis badai kemaren. Mari kita doakan supaya nggak badai lagi aja degh.

Kali ini, saya bisa ngambil gambarnya nih pemirsah, soalnya hari terang benderang alias siang gitu loh. Jadinya bisa keliatan degh gambarnya. Mari diliat...

Billboard runtuh (liat dia atas mobil Innova itu deh)

Ranting pada patah - Jl. S. Parman, Jakarta Barat

Ranting jatuh deket jembatan penyebrangan - Jl. S. Parman, Jakarta Barat


Serem yah, kalo udah begini keadaannya? Manusia jadi nggak ada apa-apanya. Sama pohon aja kalah. Baru ranting patah, udah kalang kabut ribut. Apalagi kalo gedung runtuh ya?

Alat berat yang dipake buat beres-beres (doc. Ahmad Rifani)

Demikian seputar laporan badai dan imbasnya di Jakarta dari saya. Semoga hal ini bisa menjadi kenangan buat kita semua, khususnya saya pribadi.

1.02.2012

PEDESTRIAN INI TINGGAL KENANGAN

Kali ini saya mau cerita tentang hak pejalan kaki yang dirampas! Huh banget degh, bener-bener dirampas pedestrian kita ini. Udah gitu yang merampas itu kerjaannya Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kemenkokesra) pulak! Yang sejatinya (halaaah, bahasa gw!) itu harusnya menyejahterakan rakyat, bukan bikin rakyat susah. Naaah, dari sini aja udah keliatan kan, kalo nasib rakyat kecil itu tertindas das das. Dari hal kecil banget ini sudah tercermin lho, bagaimana rakyat Indonesia itu selalu tertindas dan semakin tertindas. Kasiyan deh yang jadi warga Indonesia!


Begini ceritanya...

Kantor saya berada di daerah Jl. Juanda, Jakarta Pusat. Kalo pulang kantor, route saya pulang itu harus menghindari 3 in 1. Untuk menuju rumah saya di Slipi, sebenernya ada beberapa route yang  bisa dilewatin. Tapi jarak tempuh yang agak manusiawi itu ya lewat Jl. Abdul Muis (sekitaran Tanah Abang) situ. Bisa juga lewat Tomang (Jl. Suryopranoto – Jl. Balikpapan), tapi padat karya selalu setiap sore. Kadang macetnya nggak manusiawi sekali! Makanya, saya milih lewat Jl. Jatibaru. Dipikir dan dihitung jarak, memang lewat Jl. Jatibaru itu route yang terpendek dan termanusiawi (walaupun agak sadis juga sih, itu supir-supir).

Jadi kalo pulang kantor route-nya adalah :
Jl. Juanda – Jl. Veteran – Jl. Medan Merdeka Utara (Istana Negara) – Jl. Abdul Muis – Jl. Tanah Banag III – Jl. Jatibaru – Jl. Tali – Jl. Pakembangan – (dan akhirnya) rumah.

Ini dia, lokasi rumah dan kantor saya

Di Jl. Abdul Muis, diawali dengan lokasi gedung kantor perusahaan asuransi, terus kemudian kantor TNI, dan kemudian kantor Kemenkokesra (soalnya alamatnya Kemenkokesra itu Jl. Medan Merdeka Barat no.3), trus ada juga gedung Mahkamah Konstitusi, Kementrian Perhubungan, dan lain-lainnya. 

Lokasi proyek di pin hijau
Dua bulan terakhir ini, terlihat adanya pembangunan gedung Kementrian Kesejahteraan Rakyat. Mulai dari bongkar gedung lama sampai sekarang udah keliatan struktur bangunan high-rise. Cepet juga sih, pembangunannya. Yah, namanya juga gedung pemerintahan. Harus cepet donk yah? Kalo nggak cepet nanti bisa-bisa kena audit! Nah, karena pulang tiap hari lewat situ, saya pastinya memperhatikan donk yah... Berapa cepat pembangunan, ada apa aja yang dibangun, gimana kondisi lalu lintas pas ada truk cor beton masuk. Duuuh, pokoknya semuanya degh! Termasuk yang ada di foto di bawah ini nih...

pedestrian sudah bukan pedestrian

Pedestrian tinggal kenangan, jadi parkir motor orang proyek!

Liat nggak, jalur pedestrian ditimpa abis sama barang-barang proyek? Di pedestrian itu ada blok selkon (yang semacam batako itu lho), scafolding (rangka besi), motor karyawan proyek, sampe palang informasi juga ada. Pokoknya jalur pedestrian mah dilibas abis degh! Buat pejalan kaki udah nggak ada tempatnya lagi. Pejalan kaki mah melipir-melipir aja degh jalannya. Mana debu pula! Duh, nasib ya, pejalan kaki di Jakarta ini, dirampas bener-bener degh haknya!

Notabene katanya Kemenkokesra, tapi ya baru hak pejalan kaki aja udah dirampas, dicuekin gitu aja. Apalagi mau menyejahterakan rakyat yang sesungguhnya ya? Mungkinkah? Mungkin aja kali yah, nanti kalo udah bubar ini negara. Yah, walaupun saya pada saat ini nggak pake pedestrian itu, tapi kan ngerasain gimana susahnya mau jalan kaki. Para pejalan kaki nggak dikasih ruang yang nyaman. Disuruh susah-susah... 

Oh negaraku... 

KURIKULUM SD KINI... JAHARA DEH...

Buat ibu-ibu yang selalu mendampingi anak-anaknya belajar, pasti paham banget kalau materi pelajaran sekarang ini berat sekali. Ehm, apa ja...

Popular Post