4.26.2012

NARESWARI-ku... SUSAH MAKAAAN


Nares oh Nares... begitu indah namamu, nak... Tapi bikin ibu pusing 7 keliling lingkaran tak berbentuk... MAKAN dan MAKAN lah, nak...

Alkisah, baby Nares itu sangat jarang menolak makan. Apa yang diberikan sama kita, pasti dimakan. Habis tak bersisa biasanya. Mulai dari MPASI di umur 6 bulan, hingga di umur 12 bulan, Nares tidak pernah bermasalah dengan makan. Sangat bersahabat dengan makanan, sama seperti ibunya yang suka sekali dengan makanan. Pantaslah nak, kita kan ibu dan anak, pasti mengalir di dalam darahmu dan ragamu hobby makan itu. Ahiiy...

Drama pun dimulai ketika Nares memasuki usia 13 bulan. Makanan yang disuguhkan mulai di tolak. Makanan kesukaannya mulai dilepeh. Mingkem deh itu mulut kalo udah liat sendok. Hummm, emak pun mulai resah dan gelisah. Sehari, dua hari, tiga hari terlewati, nampak pun dirinya masih belum bernafsu makan. Baru kali ini Nares susah makan begini. Nggak pernah sebelumnya parah sampai sebegininya. Sampai saya pun tak napsu makan. Stress, emosi, bertanduk, dan mau ngamuk rasanya. Tapi si bocah pun tak mengerti kalo saya marah. Yang dirinya tau hanyalah tidak mau makan. Si bapak pun bilang, “Percuma bu..., kamu stress juga anaknya nggak mau makan”. Ya ampuuun, kenapa begituuu nak?

Ikut keanggotaan milis mpasirumahan dan homemade healthy baby food gunanya adalah belajar masak untuk si kecil. Biar si bocah nggak perlu sering-sering makan makanan luar. Membiasakan diri makan makan rumahan yang lebih bersih pastinya. Dari milis ini pula belajar gimana ngatasin anak yang susah makan. Mulai yang dari ganti tekstur, ganti menu, ganti suasana, ganti peralatan makan, komplit sudah dilakukan. Tapi alkisah sang tuan puteri pun tak kunjung ingin makan. Hadeeeh, salah apa sih nih emaknya? Dibikin makanan enak, nggak dimakan. Dibikinin makanan kesukaannya pun, tak dimakan. Bingung sayaaa...

Seminggu terlewati sudah, Nares masih susah makan. Tambah lagi dengan batuk pilek yang melanda. Makin lah jadi dirinya susah makan. Oia, saya bilang Nares susah makan yah, nggak GTM (Gerakan Tutup Mulut). Jadi, sebenernya Nares itu mau makan, tapi menu-nya milih-milih. Kalo buah yang manis-manis dia mau. Pudding juga okey. Roti masih dihajar. Tapi kalo udah ada yang berbau nasi/kentang dan ada sayur serta daging, pastilah mentah-mentah ditolaknya. Yah nak, masa’ kamu makan cemilan doang? Mana gizimu, nak? Udah berat badan standard, pun tak mau makan. Gimana donk, nak? Nih ya, daftar usaha yang sudah ibu lakukan buat Nares biar Nares mau makan...

Pertama,
Makanannya coba dicampur garam sedikit, katanya biar agak berasa. Emang sih, saya tuh masih memberlakukan minimalis gula dan garam buat Nares, walaupun usianya sudah 1 tahun lebih. Tapi ya seminggu dua kali, ada yang saya berikan garam sedikit saja. Garam diberikan sedikit ke makannya, tapi tetap aja mingkem. Nggak mau ya nggak mau. Liat kan, garam bukan solusi. Clear... Mari cari cara lain lagi.

Kedua,
Coba tambahin kecap di campuran nasi-nya ya, mungkin biar agak berasa dikit. Mudah-mudahan Nares mau *sambil komat kamit baca doa. Jeng jeng jeng, dan hasilnya pun adalah tidak mau juga. Hmmm, baiklah. Ibu tidak boleh patah semangat. Mari kita cari yang lain ya, yang Nares mau makan. 

Ketiga,
Naik tekstur. Kalo kemaren kasih nasi lembek ke Nares. Mungkin sekarang Nares mau makan nasi, kali ya? Baiklah, dicoba nggak ada salahnya. Toh juga nasinya kan nggak keras dan pera’. Ngga ada salahnya nyobain Nares makan nasi, dengan lauk versi baby. Yah, namanya juga usaha. Kali aja bisa berhasil. Horeee, ternyata benar. Bisa masuk 2 sendok tanpa perlawanan. Ini sesuatu yang hebat lho, Nares mau makan 2 sendok saja. Tapi ternyata cuma berlaku untuk 2 sendok saja. Sendok selanjutnya berhasil dilepeh dengan indahnya. Nares melepeh, ibu pun pedih. Resah. Gimana ini, kok nggak mau makan juga? *mulai sedih. Putar otak lagi, cari cara lain, tapi kepala mulai bertanduk.

Keempat,
Turun tekstur. Kalo yang kasar nggak mau, mungkin yang halus kali ya? Okey, grinder lagi aja makanannya. Mungkin Nares mau makan yang halus. Giling lagi, giling lagi. Yah, kalo nggak dicoba, nggak tau hasilnya. Yang penting tetap semangat toh? Yup! Nah, tiba saatnya makan, apakah dirinya mau makan dengan tekstur yang halus? Hmmm, tampak pun tidak. Masuk 1 sendok saja, habis itu sendok selanjutnya dilepeh. Sudah tak sanggup menahan emosi, akkhirnya keluarnya kata-kata ini di depan Nares yang tidak mau makan, “Aduuuh dek Nares..., ibu kan udah masak buat kamu, kok nggak makan sih? Ini ibu yang masak, dek..., bukan orang lain. Emang dek Nares mau dimasakin orang lain? Itu coba liat, ada yang nggak dimasakin sama ibunya lho. Ini kan ibu yang masak, kok nggak dimakan juga?” Tapi apa daya, dirinya cuma mesam mesem mingkem tanpa mau makan. Hufth, tanduk ini yang tadinya keluar, kusimpan, sampai akhirnya keluar lagi. Ya Allah, berikan aku kesabaraaan, setidaknya berikan aku ide apa yang harus aku perbuat biar Nares mau makan.

Kelima,
Dari segi rasa, gurih dan manis Nares tolak. Dari segi tekstur, lembut dan kasar pun ditolak. Hmmm, mungkin suasana makan. Okey, mari kita makan di luar rumah, alias di depan rumah alias depan pintu rumah. Mungkin bisa. Sekali lagi, namanya ya usaha. Kalo nggak dicoba, ya nggak tau hasilnya. Mariii, kita makan di depan rumah, melihat lalu lalang orang dan lalu lalang mobil. Mungkin ada si “mpuus...” yang bisa jadi objek Nares menjadi senang. Hehehee, Nares seneng banget sama si “mpuus...” ini. Yaaa, tapi ya pemirsah, usaha saya kali ini mencari suasana yang nyaman juga gagal. Nares yang biasa makan duduk manis di rumah, sudah saya ajak ke depan rumah, tapi tetep aja nggak mau makan. Hidup mingkem! Mungkin gitu kata Nares. Ya ya ya, sebentar ya dek, ibu beli sabar dulu, buat ngatasin situasi ini. Atau mungkin ada yang jual ide bergaransi, biar kamu mau makan? Hadeeeuh...! Putar sana sini, up and down perasaan ibumu nak, kenapalah dirimu tak mau makan?

Keenam,
Sudahlah entah saya harus apa lagi mengatasi cara biar Nares mau makan. Banyak yang bilang mungkin bisa dicoba kasih cemilan saja. Baiklah, saya coba kasih cemilan favoritnya, kabocha. Nares emang seneng sama kabocha. Dikukus, pake kocokan telur dan susu, gurih banget. Tapi kali ini nggak berlaku sama Nares. Hayaaaah, ada apa dengan dirimu nak? Ini tak mau, itu tak mau. Buah pun pilihan yang mau. Alpukat kesukaanmu entah apa nasibnya tak kau sentuh. Masuk sih, tapi nggak selahap biasanya. 

Ketujuh,
One dish meal pun dicoba untuk dibuat. Banyak yang berhasil mengatasi kondisi anak sulit makan dengan one dish meal. Saya pun tak luput dari uji coba penyanjian ini. Bismillah, bismillah... semoga Nares mau yah, si skutel ini. Kentang diskutel-in, mungkin Nares nafsu. Yak, tiba saat yang ditunggu jam makan, pamerlah skutel ini ke dirinya. Tapi apa pun itu masakannya, tetap aja ya, ogah makan. *urut dada urut kepala dan urut betis. Mau cari apa lagi ya? Ehm, yang jual ide tolong merapat lagh. Ini si ibu udah jadi devils. 

Bener-bener nggak bisa ditebak apa Nares mau-in. Ibunya sudah tunggang langgang jungkir balik cari ide untuk bikin apaan lagi dan harus gimana lagi. Apa nggak usah masak aja ya? Tapi anaknya makan apa? Lah tapi kalo dimasakin toh nggak dimakan juga toh? Masa ibunya melulu yang makan? Gembul donk, si ibu? Adek aja yang gembul. Ibu jangan...

Rasanya udah benar-benar kehabisan ide biar Nares mau makan. Gimana lagi ya? Berbagai macam cara diatas udah dicoba. Tapi masih nggak mempan juga mengusir rasa malas makannya putri cantikku. Akhirnya aku cari pembelaan diri dengan sharing pengalaman bersama beberapa teman yang punya toddler juga. Begini kira-kira komentar mereka ketika aku curhat kegalauanku tentang Nares yang lagi nggak mood makan.

“Sabar Mon, emang ada masanya anak malas makan. Dulu juga anak gw gitu, nggak mau makan nasi dan lauk sampe seminggu. Akhirnya ya makan pudding degh selama seminggu”

“Yah, nggak heran lah Mon, kalo anak nggak mau makan. Anak gw juga gitu. Kadang mau makan, kadang nggak mau makan. Sabar yah, ntar juga kalo dia laper dia mau makan”

“Kita aja kadang suka males makan, maunya ngemil. Sama dooonk, anak-anak juga begitu. Makanya, coba bikin cemilan aja. Makannya dikit-dikit, tapi sering”

“Kalo gw sih udah biasa, anak gw nggak mau makan. Kalo dia mau makan, itu luar biasa. Yang penting anaknya sehat lah Berat badan nggak naik? Ya, kan hanya bentaran, ntar kalo udah lahap juga naek lagi.”

“Yah, daripada elo stress mikirin anak nggak mau makan, mendingan loe ngerjain yang lain degh. Emang kerjaan loe maksa anak makan doang? Ngga ada kerjaan lain? Lha dia nggak mau makan ya jangan dipaksa juga lah. Elo stress malah makin panik”

Nah, begitulah komentar temen-temen yang saya curhatin. Ternyata saya tidak sendirian mengalami hal ini.  Yippiee... Saya punya sekutu! Pastinya saya bersyukur, karena saya tidak sendiri mengalami hal ini. Pelik! Lebih pelik dari ujian thesis. Lha kalo ujian thesis ada teori ada jurnal ada kenyataan di lapangan. Lah ini? Teori udah khatam, praktek bisa, tapi lolos juga nggak. Bah, nyari dimana lagi jawabannya? Masih belum puas juga, coba cara yang lainnya.

Kedelapan,
Bawa dek Nares ke shopping center, mungkin dengan suasana yang berbeda Nares mau makan. Central Park tujuan kami waktu itu. Lokasinya dekat dengan rumah dan shopping center ini punya fasilitas taman di outdoor-nya. Yah, lumayan berhasil pas dibawa kesini. Nares bisa makan menghabiskan 10 sendok makannya. Tambah pudding dan buah sedikit. Lah tapi kan nggak bisa setiap saat kesini. Lha kalo bapak ibu kerja, gimana makannya?Yah, tapi setidaknya cara ini cukup berhasil untuk bisa Nares buka mulut dengan sukarela. 

Kesembilan,
Makan menu orang dewasa mungkin ide yang perlu dicoba. Saya dan Nares makan bersama dalam satu piring. Saya suapi dirinya dengan tangan. Yah, lumayan ada 3-4 suap yang masuk. Habis itu ya mingkem lagi. Sampe akhirnya saya berikan piring saya dan sedikit nasi beserta lauk di table high chair-nya. Bukannya dimakan, malah diacak-acak. Ampuuun lah dek. Itu makanan, bukan mainan. Mari dimakan, bukan dimainkan yah. 

Kesepuluh,
Ganti peralatan makannya Nares degh, mungkin dia bosen liat bentuk piring makannya dia. Baiklah, pakai piring kecil aja yah, nggak usah piring Nares dulu. Tapi sayang banget, cara ini nggak mampu ngalahin mingkemnya Nares. Kalah lagi cara ibunya ini. Nares menang selalu. Aku kalah selalu...

Liatlah gaya makannya... *terserah apa mau dek Nares aja

K  E  L  A  R  .  .  .


Saya rasa cara yang saya usahakan sudah cukup banyak. Dari sekian banyak referensi yang saya baca dan pelajari, semuanya sudah saya lakukan. Tapi saya pun masih belum mampu menepis mood Nares yang nggak mau makan ini. Tidak makan sama sekali sih ya nggak ya, tapi ya itu, makannya itu sama sekali nggak bisa terprediksi.  Kadang mau, kadang nggak. Cemilan masih lebih baik daripada nasi/kentang yang berlauk. Pudding agar, pudding roti, pudding buah, masih lumayan. Roti pun masih lebih baik. Tapi mana gizinya? Kalorinya berapa? Udah berat badan standard, makan pun susah.

Yang namanya sugesti di otak ini sudah penuh. Kalau saat makan tiba, pasti saya mengucapkan mantra  terlebih dahulu, “makannya banyak dan gampang... makannya lahap... makannya senang”. Tapi pun mantra itu tak berguna. Mungkin tidak terdengar di kuping Nares. Hahaha!

Saya masih bersyukur, dikasih jalan yang terang, jalan yang lurus (halaaah...), saya nggak pernah terbersit kasih makanan instant untuk si bocah. Usaha terus dilakukan untuk masak makanan Nares. Apapun yang dibikin, yang penting saya masak degh. Walaupun emang nggak jago masak dan emang saya baru masak setelah nikah, tapi buat anak harus coba yang terbaik. 

Cara yang terakhir yang saya temukan adalah pasrah dan ikhlas atas situasi ini. Selalu berdoa dan tetap masak untuk Nares adalah cara yang terbaik. Saya mecoba untuk ikhlas setelah kira-kira 10 hari Nares susah makan. Yang saya bisa lakukan hanya tetap masak buat Nares dan berdoa kepada Tuhan supaya Nares dalam keadaan sehat selalu. Aamiin. Kalo kata si pak suami, bukan salah saya karena masak makanan yang tak enak, soalnya makanan kesukaan Nares pun sudah ditolak Nares. Tapi Nares emang sedang nggak mood makan. Lha wong, ibunya juga kadang begitu, nggak mau makan nasi. Jedaaar... Iya yah. Nah, makanya saya pasrah saja lah. Selagi Nares aktif dan masih ketawa ketiwi, saya optimis saja. Mungkin Nares emang lagi senang main. Jadi nggak peduli sama makannya. Mudah-mudahan selera makanmu balik cepat ya nak, biar makannya normal lagi. Biar ibu nggak khawatir. 

Udah nggak punya pilihan lain selain sabar dan pasrah. Ternyata memang punya anak itu butuh kesabaran yang luar biasa. Bayangin aja, orang udah gedumbrangan di dapur kadang sampe tengah malam, pulang kantor juga, eh anak tak makan pula. Apa nggak emosi? *eh apa gw doang yang emosi? Makanya, bener juga kata emak-emak di milis. Stock sabar kudu dibanyakin kalo anak lagi nggak mau makan. Andaikan ada yang jual stock sabar, saya mau beli refill aja. Sayangnya nggak ada yang jual. 

Apalagi ini anak pertama, jadi pengalaman yang sangat baru untuk saya. Jadi pembelajaran ke depannya. Yah, kalo nggak ada pengalaman, nggak belajar.  Masih bersyukur banget saya hidup di jaman yang mudah komunikasi begini, jadi kalo ada apa-apa, nggak ngerti, bisa tanya sana sini via bbm, FB, email, dan lainnya. Lah kalo jaman dulu, gimana ceritanya? Mau tanya ke siapa? Galau kemana? 

Pemirsah pembaca budiman, demikian sharing yang bisa saya bagikan. Semoga bermanfaat dan menjadi sedikit pencerahan buat pembaca yang sedang mengalami kondisi seperti ini. Pesan saya, yang sabar ya, yang tetap semangat, yang tetap masak. Pasti ada jalan keluarnya... 

*didedikasikan buat ibu-ibu yang sedang galau anaknya susah makan.

2 comments:

  1. Duh salut sama mama atas kerja kerasnya supaya Naresh mau makan.
    Semoga kak Naresh lahap ya maemnya, salam sayang dari saya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mom Zipora,

      hihihi, iya lho, sampe keringet dingin rasanya cari cara gimana Nares mau makan. Aseli jungkir balik jumpalitan... Tapi sekarang sih cuma berdoa dan berdoa aja, semoga anak2 sehat selalu...

      Peluk sayang juga baby-nya Mom Zipora... heheheh

      Delete

KURIKULUM SD KINI... JAHARA DEH...

Buat ibu-ibu yang selalu mendampingi anak-anaknya belajar, pasti paham banget kalau materi pelajaran sekarang ini berat sekali. Ehm, apa ja...

Popular Post